Chapter 1

30 1 0
                                    

AMAYA

'Aku tidak punya alasan untuk menolaknya, berapa kalipun aku mencoba mengelak. Memaksa otak ku untuk berhenti memikirkannya. Tapi hasilnya tetap sama, aku kembali jatuh dalam pesonanya.'

Aku menutup sebuah novel yang tadi kupinjam dari perpustakaan, memejamkan mata ku sejenak menikmati hembusan angin pagi yang membuat rambut ku berterbangan, bau tanah yang basah dan suara hembusan nafasku sendiri membuat ku cukup bersyukur aku masih bisa hidup hingga saat ini.

Brug

Sebelum sebuah bola basket melayang dan mengnai kepalaku.

"Akhs" aku meringis memegang pelipis ku yang terasa berdenyut terhantam benda keras, dan menoleh tajam kesebuah langkah kaki tergesa yang berlari menghampiriku, ku rasa aku menemukan pelaku yang membuat kepala ku berdenyut.

"Kau baik-baik saja?"

Oh, lihat siapa yang sedang berbicara dengan ku. Revanio pranaja raymond. Sesosok pria yang mendapat julukan One of the handsomest man di kampus.

"Apa menurut mu aku baik-baik saja?" ucap ku sedikit kesal.

Revan tersenyum kikuk sambil menggaruk leher belakangnya "kurasa tidak, pelipis mu memerah."

Aku yakin jika gadis lain yang melihat senyum Revan saat itu akan berpura-pura pingsan agar dapat di gendong like a princess ke ruang uks oleh pria tampan ini. But, yeah. I'm not like that.
Persetan dia mendapat julukan one of the handsomest or whatever it, ia membuat mood ku hancur seketika.

"Jika mau, aku bisa mengantar mu ke uks" Revan menjulurkan tangannya sambil tersenyum menatap ku, dan aku menatap tangannya dengan pandangan yah I'm sure 87% this man is a playboy, oh no but 98%

"Tidak perlu, aku baik-baik saja." aku memasukan novel ku ke dalam tas dan berdiri.

Sh*t tinggi ku hanya sebatas pundaknya, aku merasa sangat kerdil saat ini.

"Kurasa sebaiknya kau-"

"Tidak perlu aku baik-baik saja." ucapku memotong ucapannya "Ku rasa aku harus pergi ke kelas sekarang." aku segera membalikan tubuh ku menjauh meninggalkan Revan yang entah mengapa masih berdiri disana.

Aku kembali memegangi kepala ku yang berdenyut, sambil mengambil langkah lebar menuju kelas bibirku meramalkan mantra sumpah serampah pada Revan. Jika di ingat-ingat ini adalah kali pertamanya aku berbicara dengan Revan, ingat? He's a handsome man on campus, he's famous. Hanya gadis-gadis cantik yang bisa berbicara dengannya. Dan... oh! Jika di ingat-ingat juga, tempat dimana aku duduk cukup jauh dari lapangan basket. Kenapa tiba-tiba sebuah bola basket melayang ke kepala ku? Oke, berhenti memikirkannya atau kau akan membuat kepala mu semakin berdenyut maya.






TBC

pendek banget ya? hehehe maaf ya saya lagi uas soalnya :'3 saya penasaran apa masih ada orang yang bersedia membaca cerita ini setelah sekian sekian sekian lamanya engga update :""3

terimakasih jika kalian mau membaca cerita ini. hehe

sekali lagi,

terimakasih!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet HolicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang