Part 2

4 0 0
                                        

Enjoy aja😉

Happy reading😊

_________________

Cinta itu luka. Tidak dihargai perjuannya itu sakit. Tapi mau bagaimana lagi, gue dah terlanjur cinta sama dia
~Gibran
___________________

Gibran cuma tersenyum mendengar banyak pertanyaan dari temannya ini. "Gue gak cape sama sekali. Gue juga gak akan nyerah buat merjuangin Dara. Sampai kapanpun nggak. Tapi kalau Dara udah punya cowo dan dia bahagia sama tuh cowo, baru gue nyerah. Karena gue rela melepaskan seseorang yang gue cintai untuk membuatnya bahagia. Walaupun bukan bersama gue," Jawabnya tersenyum pahit.

"Salut gue sama lu bos," Ucap Arif.

"Harus. Bila perlu lu harus belajar sama gue," Ucap Gibran berbangga diri.

Semua teman-temannya hanya menggelengkan kepalanya. Udah mengsad malah mengsesad.

"Eh, btw, bos anak Anak Harimau nantangin balapan motor tar malam," Ucap Arif.

"Gass lah, tapi kalian jan pada bilang siapa-siapa kalau kita mau balapan. Secara kan gue ketua osis nanti yang ada gue dikeluarin."

"SIAP BOS," Kompak mereka.

"Okey nanti malam kita kumpul di markas. Gue pulang sekolah mau rapat osis dulu," Ucap Gibran.

Mereka hanya mengangguki ucapan Gibran.

"Rif ARIFF WOYY ANJIR!!..."

Mereka serempak kaget mendengar teriakan Aril.

"Gara-gara lu anjir tuh cewe nelpon gue mulu. Sialan lu," Kesal Aril.

"Ya maaf. Blok aja lah daripada lu kesel mulu sama gue," Ucap Arif dengan entengnya. Bagaimana bisa, dia ngechat ke banyak cewe pakai nomernya Aril tapi dia sendiri gak mau tanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Dan dia bilang gitu, sungguh keterlaluan sekali si Arif ini.

Aril menjitak kepala Arif dengan sangat keras sehingga Arif berteriak dengan sangat kencang membuat Varo dan Gibran kesal dengan kedua orang itu. Rasanya mereka pengen bunuh hidup-hidup.

"DIAM ANJ-, LU MAU GUE BUNUH HAH?!" Kesal Gibran.

"Janganlah gue belum nikah bos," Celetuk Arif membuat seisi kantin tertawa. Karena suara dia tuh sangat keras membuat perhatian seisi kantin melihat kearahnya.

"Emang lu mau nikah sama siapa sih, Rif? Kayak ada yang mau aja sama lu."

"Nikah mulu yang ada dipikiran mu Nak Arif, utang nih di bibi belum dibayar udah numpuk." Sang Bibi berhasil membuat seisi kantin tertawa lepas mendengar itu. Namun keramaian itu berhenti seketika karena bel masuk sudah berbunyi.

*Teng teng teng*

Seluruh siswa langsung membayar kemudian bergegas pergi menuju kelasnya masing-masing. Begitupun dengan gengnya Gibran dan  Dara juga Dinda.


********

*Di kelas

"GILA RA... Gue kaget banget tadi lu jawabnya kek gitu. Gue kira lu bakalan luluh sama Gibran," Ucap Dinda.

"Gak bakalan gue luluh sama Gibran."

"Gue pegang omongan lu, kalau sampe lu luluh sama Gibran lu harus traktir gue sepuasnya di mol," Ucap Dinda dengan bersemangat. Pokoknya dia harus buat Dara luluh sama Gibran biar dia bisa ditraktir.

"Oke, siapa takut," Balas Dara. Siapa takut, lagian mana mungkin Dara bakalan suka sama Gibran. Ogah banget, mimpi apa semalam kalau besoknya dia luluh sama Gibran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RARAN [UPDATE TIAP HARI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang