Prolog

23 1 0
                                    

Enjoy aja😉

Happy reading😊

_____________

"Ah, berantakan sekali."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya langsung melihat ke-sekeliling. Banyak tisu, kemasan jajan, dan lain-lain yang membuat kamarnya jadi berantakan.

Semalam dia menonton Drakor, hingga menangis dan ketiduran tanpa membereskannya terlebih dahulu.

"Gw suruh bibi aja deh yang beresin. Gue harus cepat-cepat ke sekolahan nih, tar gue telat." Dia langsung menuju ke kamar mandi.

Tiap hari begini. Bangun siang, malas, kalau malam kerjaannya nonton drama atau anime. Dialah Shareeza Keylandara Dehandar, atau biasa dipanggil Dara merupakan perempuan tunggal dari keluarga Dehandar.

Meskipun dia berasal dari keluarga Dehandar yang terkenal karena merupakan keluarga terkaya no 5 di dunia. Namun, Dara menutupi identitasnya dengan menutupi nama marganya. Di sekolahpun dia tidak menampakan nama Dehandar hanya Shareeza Keylandara. Yang tahupun cuma teman-teman terdekatnya saja.

Biarpun dia merupakan keluarga terkaya, tetapi dia juga kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Ayahnya yang selalu menyalahkan Dara atas meninggalnya sang istri atau Mamah Dara.

*****

Sesampainya di sekolahan, Dara langsung masuk kedalam kelasnya.

"Daraaaaa!!!" Seseorang berteriak dan melambaikan tangannya ke arah Dara. Dialah Dinda, temen Dara yang bar-bar, kelakuannya selalu saja membuat orang ketawa dan kesal dengan tingkahnya.

Dara menuju ke bangkunya dan duduk bersama Dinda. "Din, untung gue gak telat masuk," Ucap Dara.

Dinda mendengus kesal, tiap pagi selalu saja bilang begitu. "Udah hampir 521 kali Ra, gue denger lu ngomong gitu," Kesalnya.

Dara hanya cengegesan dan menampilkan deretan giginya membuat Dinda hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat teman yang satunya ini.

"Eh, btw, Ra, gue baru inget," Ucap Dinda.

Dara mengangkat halisnya satu, membuat Dinda mengerti dan langsung bercerita.

"TADI GIBRAN KESINI!!!...." Dinda beeteriak kencang membuat teman-teman sekelasnya langsung menengok kepadanya.

Dara yang sebangku dengan Dinda dan mendengar teriakannya yang menggema langsung menjitak kepalanya. "Berisik Dindaku cintaku, gak malu apa diliatin. Eh iya ya, lu kan gak punya malu."

"Sialan lu, Ra."

~Teng teng teng (Anggap saja suara bel masuk)

"Yah masuk, tar aja deh gue lanjut ceritanya di kantin. Bu Mutia (guru Biologi) juga udah mau kesini," Ucap Dinda dan diangguki oleh Dara.

*****

"Baris yang benar!!!"

"Kenapa telat?"

"Kenapa tidak pakai atribut?"

Seorang remaja laki-laki yang sedang memarahi dan menegur murid yang telat.

RARAN [UPDATE TIAP HARI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang