[0.1] Aviant

3 1 0
                                    

[0.1] Aviant

"Bahkan, ketika aku terbaring lemah pun mereka tidak peduli denganku."

~Avita

Kini, gadis bernama Avita Anandisya tengah terbaring lemah di brankar rumah sakit. Avita ditemani oleh laki-laki yang menolongnya tadi. Namanya, Gifariant Fahreza yang biasa dipanggil oleh Avita dengan sebutan Iant. Gifariant duduk di sebelah Avita, menggenggam tangan Avita erat.

Di tangan Avita terpasang selang infus, juga terpasang selang oksigen di hidungnya. Kondisinya cukup memprihatinkan, wajah dan bibir yang pucat, serta matanya yang seperti mata panda. Tubuhnya dingin, detak jantungnya pun tidak beraturan. Membuat Gifariant semakin khawatir.

Gifariant merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya di sana. Dia bangkit dari duduknya, sedikit menjauh dari tempat Avita terbaring.

"Assalamu'alaikum, Tan. Ini Avita ada di rumah sakit sama Gifar. Tante bisa datang? Soalnya keadaannya lemah banget, Tan," ucap Gifariant.

***

Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok perempuan yang tak lain adalah Bibinya Avita. Dengan wajah cemas, dia menghampiri Gifariant dan Avita yang tengah terbaring lemah. Gifariant bangkit dan mencium tangan Bila--bibinya Avita.

"Kejadiannya gimana, Gif?" tanya Bila.

"Gifar kurang tahu, Tan. Tiba-tiba dia pingsan pas upacara," jawab Gifar seadanya.

Gifar menatap Avita yang masih belum membuka matanya, lalu Gifar meraih tangan Avita dan mengusapnya lembut. "Gifar takut, Tan, takut dia kenapa-napa."

Bila yang melihat Gifariant cemas, mencoba menenangkan. "Avi anak kuat, dia gak bakal kenapa-kenapa."

Gifariant mengangguk dan tersenyum kecil ke arah Bila.

Gifariant kini sibuk dengan pikirannya, sedangkan Bila dia sibuk memainkan ponselnya. Sesekali Bila nampak menelepon seseorang, namun tak kunjung dijawab oleh penerima teleponnya.

"Gif, Tante ada urusan. Tante nitip Avi sama kamu, ya." Gifariant mengangguk dan mencium tangan Bila.

"Tan, udah ngasih tahu mamahnya Bila?" Pertanyaan yang dilontarkan Gifariant membuat raut wajah Bila berubah.

"Udah, Gif. Cuman, ya, gitu. Nanti kalo dia sadar, pasti ke sini." Gifariant mengangguk mengerti. "Ya udah, Tante duluan, ya."

Setelah Bila berlalu, Gifariant kembali duduk di bangku samping brankar rumah sakit. Dia kembali memegang tangan Avita lembut, sesekali Gifariant mengusap dan menciumnya. Kantuk pun menghampiri Gifariant. Dia mencoba menutup matanya, dengan posisi duduk di kursi dan kepalanya di tepi brankar, dengan sanggahan kedua tangannya.

"Makasih, Iant," ucap seseorang membuat Gifariant membuka matanya kembali. Dia menegakkan tubuhnya, lalu menatap ke arah Avita.

Avita telah sadar, dia tersenyum kecil ke arah Gifariant. Gifariant yang melihatnya, pun ikut tersenyum lalu memeluk Avita.

"Lama banget tidurnya, Ta," ucap Gifariant dengan kekehan.

"Emang iya, ya?" Gifariant mengangguk.

"Ya udah, Iant panggil dokter, ya?" tanya Gifariant yang dijawab anggukan oleh Avita.

Tak berselang lama dokter pun datang memeriksa kembali keadaan Avita.

"Nak Gifari, alhamdulillah kondisi Nak Avita sudah membaik." Gifariant yang mendengarnya ikut lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aviant [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang