Tugas Riset

593 96 13
                                    

Tugas riset kali ini bertempat di dekat pelabuhan. Udara terasa sangat panas sekarang dan Jericho bisa melihat wajah dan kulit tangan Lalita sudah mulai memerah padahal Jericho sudah meminjamkan topinya untuk Lalita sejak awal mereka sampai di sini tapi sepertinya topinya tidak memberikan efek apapun. 

"Kita break dulu aja deh ya. Nanti interviewnya abis kita makan siang," ucap Jericho hanya untuk membuat Lalita setidaknya bisa masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan AC mobilnya atau pergi dari tempat ini sekalian. Setidaknya Jericho tidak harus melihat gadis kesayangannya itu tersiksa karena teriknya matahari.


"Tanggung jer. Selesein dulu aja." Lalita menjawab sambil mendekati beberapa pelayan yang baru selesai berlayar. Mengabaikan Jericho yang akhirnya hanya bisa menghela nafas beratnya. 


Kegiatan yang tertangkap oleh mata Nevan dan Jevian yang sekarang berdiri di samping Jericho.


"Kenapa sih? baru juga 2 jam." Jevian angkat bicara.

Jericho menunjuk Lalita dengan kepalanya. "Lalita nggak bisa lama-lama kena sinar matahari. Kulit dia bakalan kemerahan dan itu bakalan lama recoverynya. Kadang sampe gatel besoknya. Makanya dia kalo upacara selama SMA kan selalu di bawah pohon. Soalnya emang dia nggak tahan kena sinar matahari lama-lama."

"Apal banget bangsat." Jevian mengumpat tapi tak dihiraukan Jericho. Laki - laki itu masih memikiran bagaimana caranya tugas riset ini segera selesai. 

Dan di saat Jericho masih pusing mencari jalan keluar, Nevan terlihat merotasikan matanya dan berjalan melewati Jericho untuk berdiri di samping Lalita.

Jericho melihatnya dengan kening berkerut karena hanya dalam hitungan detik, Lalita beranjak dari tempatnya dan mengikuti Nevan tanpa berkomentar apapun. 

Seperti tau apa yang Jericho ingin tanyakan, Nevan berkata dengan setengah malas pada sahabatnya itu, "gue laper. mau makan."

Jericho yang mengetahui akal-akalan temannya ini, segera tersenyum bahagia. "Ayo makan dulu!" 


Setelahnya keempat manusia itu kembali ke mobil. 


Dengan jericho yang berterimakasih pada Nevan yang sudah membantunya membujuk Lalita untuk rehat terlebih dahulu.


Tanpa ia tau bahwa Lalita mau rehat karena Nevan yang meminta. 


Karena untuk pertama kalinya entah sejak kapan terakhir kalinya, Nevan memanggil namanya. Memanggil "Ta" yang terlampau lama tidak dilakukan oleh Nevan. 


***


"Mau makan dimana?" Jericho bertanya saat keempatnya sudah hampir sampai di parkiran. Tidak ada yang menjawab karena mereka tau tidak ada fast food ada tempat ber-ac sekitaran sini. 

"gue bawa bekel. Mau makan bekel gue aja?"


Jericho yang mendengar Lalita berkata hal itu dengan suara lirih, kembali bertanya pada gadis itu untuk memastikan. "Gimana, Ta?"

Lalita yang merasa ditatap oleh 3 orang sekaligu--termasuk Nevan-- menjawab dengan sedikit gugup. "itu.. umm.. gue bawa sedikit bekal yang gue masak sendiri. Kali aja kalian mau."


"MAU BANGET!" Jericho menjawab antusias yang segera mendapat pukulan oleh Jevian yang memegang telinganya sendiri karena teriakan bersemangat Jericho.


Jericho hanya terkekeh. "Ayo ta. Makan di mobil lo aja. Sambil nyalain AC. Jangan di luar. Gue nggak tahan panas."


"Nggak tahan panas kok jadi anak organisasi." Sindir Jevian yang hanya bisa didengar oleh Jericho--yang masih tersenyum bahagia menatap Lalita.



Keempatnya sampai di mobil Lalita dengan Lalita yang duduk di kursi kemudi, Jericho di kursi penumpang samping dan Jevian serta Nevan yang duduk di belakang. Lalita membuka kotak makannya hanya untuk mendapat tatapan terperangah oleh Jericho.

"Ta...banyak banget? lo masak sendiri?!"

Lalita mengangguk--tanpa berusaha menatap siapapun. "Jangan berekspektasi berlebihan ya. Nggak seenak itu. Gue nggak jago masak."


Bohong. Lalita sangat jago memasak. 


Dan benar saja, baru gigitan pertama, Jericho dan Jevian sudah memberikan approval mereka tentang bagaimana enaknya makanan Lalita. Hal itu membuat Lalita sedikit lega. 


"Masakan lo sama kaya kesukaanna Nevan, by the way." Jericho berkata di sela kegiatan makannya yang membuat Lalita terbatuk.


"Maaf - maaf." Jericho meminta maaf sambil mengambilkan minum. Sementara Lalita hanya menggeleng. 


Lalita tau semua tentang Nevan


Dan "bisa memasak" adalah salah satu kriteria wanita idaman Nevan.


Dan semua masakan yang Lalita masak sekarang memang semua masakan Nevan.


Kembali Nevan tau semuanya. Nevan menyadari semuanya.


Kecuali Jericho. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's stopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang