Esthella Vionika
Aku kaget banget ketika mendengar cowok itu menyebutkan namanya, aku kira cowok itu hanya sekedar penasaran dengan wajahku, perasaan ini udah lama banget enggak aku rasakan, perasaan letup-letup di dalam ulu hatiku, perasaan yang membuatku ingin tersenyum sekaligus muak dan menjadi jijik pada diri sendiri.
Tapi untungnya cowok itu tidak mengejarku seperti buronan sehingga aku bisa segera berlari ke toilet untuk membersihkan rambutku yang sama baunya dengan saluran pembuangan sampah. Kebayangkan baunya? Bikin mual dan ingin muntah banget.
Aku nyaris frustrasi karena berapa kali pun aku membersihkan rambutku tetap aja bau amis yang pekat enggak bisa hilang dari rambutku, belum lagi rambutku yang begitu panjang membuat leherku merasa pegal saat menundukkan kepala.
Knock.. Knock..
Seseorang mengetuk pintu kamar mandiku beberapa kali, aku sedikit bingung untuk menampakkan diri dengan keadaan seperti ini tapi seseorang di depan pintu toilet itu kembali mengetuknya dengan enggak sabar.
"Memangnya toilet sebelah penuh yah?" Batinku seraya membuka pintu toilet tersebut.
Aku enggak menduga, seorang cowok dengan cengiran yang begitu khas di wajahnya memberikanku sekantung belanjaan besar. Cowok tadi?
"Cepetan ambil! Kalau gue ketauan guru piket ada di toilet cewek bisa abis dah!" Ujarnya memaksaku menerimanya. Aku pun dengan terpaksa menerimanya lantaran rambutku sudah membasahi pakaianku.
Aku langsung menutup kembali pintu kamar mandi setelah mengambilnya, bahkan sampai lupa mengucapkan terima kasih dan enggak perlu lagi.
Aku yang penasaran pun langsung membuka isi dari kantung belanjaan, aku sedikit kaget plastik itu berisi shampo, serum, handuk bahkan baju olahraga? Dari mana dia dapat ini semua? Di tambah lagi aku belum pernah melihat pria itu sebelumnya.
Butuh waktu 30 menit untukku mengeringkan rambut, untungnya aja aku memakai serum yang membuat rambut cepat kering.
Begitu aku keluar dari kamar mandi, seorang polisi datang dan memintaku untuk mengikutinya. Aku udah menduga hal ini pasti akan terjadi, apa kali ini akhirnya aku ketangkep dan masuk penjara?
Sejujurnya aku enggak tau pasti penjara itu bagaimana, tapi yang jelas aku dapat tempat tinggal dan makan gratis kan? Apa aku masih boleh sekolah juga? Kalau memang bisa begitu rasanya enggak apa-apa deh.
Aku mengikutinya hingga tiba di ruang osis, ruangan yang sama sekali belum pernah aku singgahi. Ruangan yang teramat rapih, bersih, nyaman dan tentunya di penuhi oleh orang populer dan kaya.
Di ruangan itu udah ada delapan orang yang duduk dengan pikiran masing-masing. Dua cewek yang tadi membullyku, seorang ketua osis yang merupakan kekasih cewek yang bunuh diri tadi, wakil osisnya, cowok aneh tadi dan beberapa polisi.
Aku langsung duduk di sebelah wakil osis, karena hanya kursi itu yang kosong. Sementara dua cewek yang tadi membullyku menatapku dengan ekspresi tak terbaca.
"BTW elu dari mana?" Tanya wakil ketua osis. Aku sempat menoleh ke kiri dan kanan memastikan dia benar-benar berbicara padaku. Astaga ini kali pertama aku berbincang dengannya, jujur aja aku sedikit mengaguminya.
"Oh, aku dari toilet." Sahutku dengan ragu. Lalu kembali menundukan kepalaku menatap sepatu yang sedikit lembab.
"Kalau ada apa-apa kasih tau aja yah!" Iya pun tersenyum ramah padaku dan membuatku enggak bisa meresponnya. Bersamaan dengan itu aku merasakan tatapan tajam dari dua cewek menyebalkan itu. Liat aja nanti! Kutukanku pasti bikin mereka meenderita!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Secret
Mystery / Thriller[Cerita yang terinspirasi dari secuil kisah nyata]. [15+] Tidak ada seorang pun yang akan menyangka Camelia si gadis populer kelas sebelas yang berparas cantik bagaikan "Dewi" mengakhiri hidupnya dengan terjun dari gedung sekolah. Hal itu membuat E...