Magic Dessert #2 (Sinbi tidak suka Vernon)

54 3 0
                                    

Begitu Vernon kembali ke tempat duduk nya, Sinbi disuguhi sebuah raket yang tiba tiba muncul begitu saja diatas meja -mulus menimpa komik golongan darah miliknya.

"emmm, begini" pandangan Sinbi beralih ke sebuah jari yang banyak begerak, seperti orang gelisah yang kehabisan jawaban saat sedang sesi tanya jawab dikelas.

"raket nya bagus, bukan?" "kau boleh memiliki nya." kini pandangannya beralih ke sang empu, yang diketahui sebagai pemilik raket badminton itu. Sinbi menatap orangg itu bingung, sampai sampai orang itu juga bisa menangkap raut wajah Sinbi.

"Ibu ku membelikan ini sengaja untukmu, aku hanya membantu memilih mana yang bagus dan pas untukmu. Kamu bisa memakainya saat akhir pekan, atau ajak aku saja ketika kamu bosan. Toh, rumah kita hanya terpaut persimpangan." Jelas orang itu, agak kikuk. Sinbi masih tidak tahu alasan dibalik raket ini.

"Atau.."

Sinbi segera menyentuh raket -tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan oleh orang itu, penasaran dengan kualitas dan tentu saja dia melihat brand nya. Dari ujung ke ujung, gadis itu memperhatikan nya secara detail. Berbeda dengan orang yang sedari tadi gelisah disampingnya, dia semakin tidak bisa bernafas. Ada apa dengan orang itu?

Sinbi mengangguk setelah 2 menit selesai melihat lihat keapikkan raket itu.

Seakan sesi kelas tanya jawab selesai, orang itu kemudian membuang nafas nya lega. "Gunakan ini sebaik mungkin, Sinbi." Tiba-tiba saja orang itu menepuk bahu Sinbi dan kembali duduk dibangku nya -yang sebetulnya bersebelahan dengan Sinbi, dan mulai mengeluarkan gadget dibalut case hitam.

Katalk!

Seungkwan Sains 3

Maaf raket yang aku pinjam minggu lalu sudah patah :(

07.18 (Read)

Sinbi menatap Seungkwan nyalang, hampir saja gadget nya melayang ke wajah Seungkwan jika pria itu tidak memutar tubuhnya.

.




Kali ini semua anggota klub panah diwajibkan hadir disanggar, saat jam istirahat kedua. Tentu saja aku harus ada disana, karena pertemuan kali ini sangat penting bagi klub kami. Yang pertama, akan ada pemilihan ulang struktur organisasi. Yang kedua, klub kami sedang diujung tanduk karena engga ada lagi yang mau ikut ekskul kami. Yang terakhir, untuk acara lomba antar sekolah, klub kami masih ditangguhkan, tidak seperti futsal, badminton bahkan voli dan paskibra yang dengan mulus nya ikut lomba tanpa harus membuat proposal. Auh, aku iri.

"Kak Jeonghan maaf sampai harus turun tangan, tapi kami benar benar tidak bisa berbuat apa apa selain menghubugimu." Gadis dengan perawakan paling tinggi diantara kami mengeluh kepada seorang senior yang .. yang .. cantik?

"Gapapa, saya bisa menyempatkan untuk membantu klub ini sekaligus ada keperluan untuk pengajuan proposal ke sekolah." Jelas senior itu.

"Kak Jeonghan magang disini? Wuah, keren." Bahkan senior belum menjawabnya, tapi Eunso si gadis jangkung itu semangat sekali menimpali jawaban senior.

Pria cantik dengan rambut tergerai panjang itu hanya tertawa. Aku dan senior itu tidak dekat. Bahkan saat aku masuk klub ini, aku tidak pernah bertemu orang itu. Kenapa Eunso bisa mengenali nya?

"Ah, benar. Saya sudah mengetahui permasalahan yang sedang kalian alami sekarang, beberapa berasal dari pesan teks yang dikirim seseorang kepadaku. Menurut saya, untuk saat ini akan lebih baik jika kita hanya berfokus pada tujuan kita. Saya tanya, apa tujuan kalian ikut klub ini?" Tanya senior itu. Apa sih? Pertanyaan bodoh, aku tidak akan membuang waktu ku selama satu tahun diklub ini hanya untuk berkumpul dan main-main bukan? Jelas kami disini untuk mengasah skill kami yang sudah kami pelajari sejak sekolah menengah pertama.

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang