01. Rainy Day

6K 268 10
                                    

Satoru mengerjap pelan, bunyi gemuruh yang terdengar dari arah jendela apartemen sukses membuatnya seketika terjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satoru mengerjap pelan, bunyi gemuruh yang terdengar dari arah jendela apartemen sukses membuatnya seketika terjaga. Matanya sekelebat menangkat cahaya keunguan dari kilat dan petir yang menyambar-nyambar langit, rupanya sedang hujan deras di luar sana.

Netra biru muda itu lantas bergulir lagi, dari jendela kemudian mencari keberadaan benda kubus yang memancarkan digit waktu di atas nakas. Ternyata masih pukul 4 pagi. Sial, Satoru agaknya sebal dengan situasi seperti ini. Ia bukan tipe orang yang mudah tertidur seketika ia terbangun, sedangkan sekarang masih dini hari.

Satoru menghela nafas. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain mengamati ruangan yang sudah ia tinggali sejak tiga tahun ke belakang. Suasana didalam kamar tampak begitu gelap, hanya dua lampu berwarna kekuningan yang memendar temaram dari area sekitar tempat tidurnya lah yang menjadi sumber cahaya disana. Namun diantara gelap, Satoru justru menangkap satu objek yang menarik perhatiannya.

Siapa lagi kalau bukan pria bersurai hitam yang sedang tidur dengan damai sambil memeluk erat pinggangnya.

Itu Suguru, kekasihnya sejak empat tahun yang lalu. Satoru yang nampak makin tertarik akhirnya memutuskan untuk membalik badan. Menghadap langsung ke arah pria yang kini tampak begitu tenang dan polos dengan nafas yang berderu lembut.

Titik fokus Satoru kemudian turun perlahan, menjajaki hidung bangir yang kokoh, terus kebawah hingga sampai ke bagian kesukaannya, itu belah bibir tipis yang kerap tersenyum khas. Satoru tanpa sadar menghangat saat membayangkan Suguru yang tersenyum dengan mata bulan sabitnya yang khas.

Tangan pucat Satoru bergerak perlahan dan menyentuh vermilion pada bibir Suguru. Halus dan berwarna merah muda terang. Bukankah mereka tampak begitu manis dan merekah. Lantas, bagaimana rasanya.

Satoru tidak ada di dalam akal sehatnya, ketika rasa kagum membuat tubuhnya bergerak mendekat dan seketika meraup belah bibir yang tampak menggiurkan. Menggigit dan melumatnya pelan-pelan. Namun, kemudian menjadi semakin dalam dan panas, ketika candunya menjalar. Katanya ingin tahu bagaimana rasa dari jaringan tipis itu, meskipun kenyataannya itu bukan yang pertama.

"Ah-!"

Satoru memekik dan aktivitasnya seketika terjeda, saat tautan bibirnya tiba tiba dilepas oleh pria yang ia pikir masih terlelap.

"Sayang? Kenapa sudah bangun?" Suguru kini ikut terjaga, pasti karena tidak nyaman bibirnya dijajah begitu saja. Satoru langsung kikuk.

"Ada petir, aku takut." Satoru tidak berbohong soal penyebab ia terbangun di jam kecil seperti saat ini adalah karena hujan deras diluar sana. Ya, Satoru memang tidak terlalu menyukai bunyi gemuruh langit dan Suguru memahaminya.

"Astaga, kalau begitu sini. Kamu harus tidur, ini masih dini hari." Ucap Suguru dengan suara serak selayaknya seorang pria baru bangun pada umumnya. He knows the key. Suguru selalu tahu apa yang Satoru butuh dan inginkan. Idaman memang.

YOUNG BLOOD | SUGUSATO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang