03

106 18 1
                                    

HAPPY READING •
" " " " " " " " " " "

Bulan bersama bintang telah bersinar menerangi gelapnya malam, mereka berganti tugas dengan matahari yang bersinar disiang hari. Ini sudah malam hari. Tapi yang ditunggu tidak datang juga.

Sudah 3 jam ia menunggu sendirian di ruang keluarga ditemani televisi yang menayangkan film layar lebar. Namun, gadis itu tidak melihat kearah televisi. Gadis itu terus-menerus melihat kearah pintu utama rumahnya. Berharap ketika pintu itu terbuka terlihatlah sosok yang ia tunggu.

Tapi, sepertinya gadis itu lelah menunggu. Ia mematikan televisi -yang nyata nya hanya berguna menghilangkan kesunyian rumah itu-, mengambil jaket serta kunci mobil dan segera keluar rumah. Gadis itu menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi GPS.

★★★★★★

Mobil Avanza hitam terlihat baru saja terparkir di halaman rumah mewah. Pintu mobil terbuka, keluarlah sang pemilik mobil. Ia langsung berjalan ke arah pintu utama rumah. Di pencet nya bel rumah tersebut.

Tak lama pintu terbuka, menampakkan sosok gadis seusia gadis itu -pemilik mobil tersebut-. Sang gadis yang berada didepan pintu nampak terkejut sekaligus bingung.

"Jennie-ssi, ada apa kau datang malam hari seperti ini?" Tanya gadis itu pada si pemilik mobil, Jennie.

"Apa adik ku ada disini. Wendy-ssi?" Jennie balas bertanya.

"Ah Park Chaeyoung Manoban. Tentu saja ada. Silahkan masuk, akan ku panggilkan Chaeng"

Wendy mempersilahkan Jennie untuk masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu, setelah itu baru ia menutup pintu rumah tersebut.

Wendy mengajak Jennie duduk diruang tamu. Sedangkan dirinya berjalan kearah dapur, untuk membuatkan minum Jennie.

"Silahkan" ucapnya sembari memberi gelas berisi es sirup jeruk tersebut pada Jennie, yang diterima oleh sang empu.

"Terimakasih. Bisa tolong langsung panggilkan Chaeyoung?" Tanya Jennie.

"Tunggu" ucap Wendy. Ia langsung melangkah menuju lantai dua. Saat di tangga, ia menghela nafas. 'Bicara dengan sepupu sendiri mengapa harus deg-deg’an seperti ini. Hufft, melihat wajah datarnya itu'

batin Wendy sambil menoleh kebelakang. Melihat Jennie yang sedang meminum jus jeruk tersebut dengan wajah datar. Membuat ia bergidik. Emm, memang sih sedari awal wajahnya sudah datar -tidak berekspresi-

Lalu Wendy melanjutkan langkahnya yang tertunda. Begitu sampai di lantai 2, didepan pintu kamar bercat hijau muda. Langsung diketuknya pintu kamar tersebut. Tak ada sahutan dari dalam kamar itu.

Ia mencoba membuka kenop pintu itu, dan ternyata tak terkunci. Ia langsung membukanya lebar. Pandangan pertama yang ia lihat adalah kedua adiknya bersama dengan adik Jennie yaitu Chaeyoung, mereka bertiga sedang tertidur.

Adik terakhirnya yang tidur diatas kasur dengan bantal dibawah kepalanya dan bantal guling yang dipeluknya, adik pertama nya yang tidur dilantai dengan bantal dibawah kepalanya, dan terakhir Chaeyoung yang tertidur duduk bersandar pada ranjang tempat tidur dengan tangan memegang buku.

Wendy yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia melangkah membangunkan adik pertamanya.

"Joy-ah, il-eona. Jika ingin lanjut tidur pindah lah ke ranjang" ucap lembut Wendy, sambil menepuk-nepuk pelan bahu Joy -adik pertama nya-

"Hoam... ya unnie" sahut Joy, kemudian merubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk.

Wendy beralih menatap Chaeyoung yang nampak tertidur sangat pulas. 'Bangunin gak yah. Aduh gak tega' ucapnya dalam hati. Ia tidak tega ingin membangunkan Chaeyoung yang tampak kelelahan. Tapi ia tetap harus membangunkannya karena sudah ditunggu oleh Jennie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ILY ALL🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang