BAB I Lily

0 0 0
                                    

Pagi gelap dengan awan kelabu yang menutupi seluruh langi, gemuruh petir bersahutan tak kuasa ingin melampiaskan sengatan listriknya ke bumi. Sebagai orang dewasa yang selalu dipaksa untuk menyambung nyawa untuk keesokan harinya membuatku terus berjalan melewati gedung gedung, pertokoan, perkantoran, sekolah sekolah hingga beberapa jembatan kecil untuk sampai ditempatku menghasilkan uang.

Bekerja dalam gedung seharian menjadi rutinitas yang kujalani selama dua tahun ini. Tak peduli cuaca diluar seperti apa pekerjaanku tidak akan pernah cukup untuk membuatku benafas dengan tenang barang sejenak saja.

Saat matahari yang tidak benar benar terlihat hari ini mulai terbenam. Lampu lampu kota mulai menyala menandakan tugasku hari ini harus diakhiri. Segera kubersihkan berkas berkas berserakan diatas meja kerjaku, mematikan komputer dan menata alat tulis dalam laci.

Kegiatan yang sama dilakukan seluruh rekan kerjaku membuat suara suara kertas yang ditata serempak dalam satu ruangan. Hari ini akan berakhir cepat atau lambat tergantung bagai mana perjalananku pulang kerumah.

Meski kueratkan berkali kali mantel yang kukenakan udara dingin tetap menusuk kulit. Syal berwarna coklat yang dihadiahkan oleh nenek tahun lalu sudah menutupi setengah kepalaku.

Kulangkahkan kakiku perlahan menyusuri trotoar. Melewati beberapa pertokoan dan rumah makan, berusaha menetapkan hatiku disalah satu tempat hanya sekedar untuk menghabiskan waktuku yang tersisa dihari ini.

Beberapa langkah didepanku ada sebuah cafe yang sangat terang menarik perhatianku. Tepat didepan pintu masuknya ada sebuah papan merah muda

A DAY WITH YOU
Blind Date

Mengabiskan satu hari di akhir tahun dengan seseorang yang tidak anda kenal

Daftarkan diri anda sekarangan

Untuk 3 psangan yang beruntung akan mendapatkan paket kencan romantis dipenghujung tahun ini

"biarkan takdir menuntunmu" ucap seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.

Aku spontan menoleh, seorang wanita paruh baya tersenyum dan menyodorkan sebuah pamflet dari acara kencan buta diakhiri tahun. Dengan ragu kuambil pamflet itu dan menundukkan kepala untuk menanggapi senyumannya.

Kulihat pamflet itu, beberapa keterangan lebih rinci tentang rangkaian acara membuatku sedikit tertarik. Aku tersenyum dibalik syal tebalku. Wanita tadi sudah menghilang saat aku mengalihkan pandangan, sesalku karena belum sempat mengucapkan terimakasih.

Kulanjutkan perjalanan pulangku yang sempat tertunda. Langkahku pelan menyusuri jalan yang mulai menanjak, diujung jalan ini ada sebuah pohon yang tumbuh tegap di antara sebuah pertigaan. Terkadang aku akan berhenti sejenak untuk mengaguminya.

Dia berdiri diujung pandanganku seolah menanti stiap orang yang hanya melewatinya. Terlihat sangat kuat dan kokoh membuatku iri. Pohon yang kupanggil Ash dengan harapan dia dapat hidup cukup lama seperti pohon Ash.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Day With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang