10 Januari 2021

34 12 10
                                    

Aku terbangun saat dua orang yang menggunakan APD-sepertinya dua orang yang sama dengan kemarin-membuka pintu. Rasa sakit di wajah semakin menjadi, dan terdapat bercak putih kekuningan yang menembus dari balik bajuku, panas, perih, Ya Allah ... tolong Arsya.

Dua orang itu menggotong diriku beserta kursi tempat mereka mengikatku kedalam pick up box yang membawaku kemari. Tidak tahu sudah berapa kali aku sadar-pingsan-sadar-pingsan selama perjalanan, kesadaranku semakin terkikis seiring rasa sakit yang semakin tidak bisa aku tahan.

Melalui lubang ventilasi pada bagian atas box, sepertinya kami memasuki hutan. Tak lama kemudian, mobil pick up box berhenti. Mereka mengeluarkanku yang kini tak lagi memiliki tenaga. Aku kenal tempat ini, bagunan tua tempat aku dan Aes biasanya berkumpul. Aes ... apa dia baik-baik saja?

Masuk melewati pagar besi tipis berkarat, pintu-pintu yang juga berkarat, aku berakhir dibaringkan di tengah ruangan, saat itulah aku baru bisa melihat kondisi tanganku.
Nanah, bintik-bintik merah di kedua tangnku mengeluarkan nanah. seluruh tubuhku. Apa ini? apakah serum itu yang membuatku seperti ini?

Hujan mengguyur deras di luar, membuat dinding-dinding yang dapat tertangkap netraku basah, seharusnya aku bisa merasakan hawa dingin yang terbawa masuk. Namun, rasa gatal dan membakar di kulit menghalanginya.

Aku seperti diletakkan di atas wajan untuk memasak steak, nanah terus menerus keluar. Aku tidak tahan, Ya Allah ... tolong Arsya.

Akhirnya, hujan hari itu yang mengantarku pada-Nya, mengakhiri penderitaanku yang tak mungkin lagi sembuh. Semoga saja, kepergianku tak membuat orang-orang bersedih, aku tak bisa membayangkan, jika ketiadaanku membuat mereka menangis.

252 kata

Sayembara ARG WU - NihayiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang