Sesampainya di kantor, Amanda di buat kagum dengan kemewahan gedung milik suaminya itu.
"Sayang, ini juga kantor kamu?" Tanya Amanda. Arya mengangguk. "Ini kantor cabang. Yang pernah kau datangi itu kantor pusat." Jawab Arya sembari menggandeng tangan istrinya. Amanda hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Banyak karyawan Arya yang menatap penasaran ke arah Amanda. Karena untuk pertama kalinya, Big Bos mereka membawa perempuan ke kantor. Amanda yang berjalan disamping Arya sungguh dibuat kagum dengan design interior gedung milik suaminya itu.
"Manda, jika kau lelah beristirahatlah di ruangan itu. Itu kamar pribadiku. Aku akan menemui rekan bisnisku. Tunggulah disini." Kata Arya. Amanda mengangguk mengerti.
"Bal, kau suruh anak buah kita jaga di depan." Ikbal mengangguk lalu pergi.
Kamar Arya di kantor itu tak begitu besar. Di dominasi warna hitam dan merah maroon. Amanda membuka lemari pakaian disana, tampak berjajar jas-jas suaminya jam tangan hingga sepatu dan dasi.
"Ini apa? Kok gak bisa dibuka." Tanya Amanda pada diri sendiri. Gadis itu sedikit mengeluarkan tenaganya untuk membuka kunci pintu lemari di samping kanannya.
Klek.
Tampak berjajar berbagai jenis senjata api disana. Dari yang kecil hingga yang besar. Lengkap dengan amunisinya. Amanda terperangah. Lalu buru-buru menutup kembali dan menguncinya.
"Kenapa di kantor ini, Arya menyimpan benda benda seperti itu?" Tanya Amanda lagi. Ingatannya kembali dengan kejadian di hutan pinus kemarin malam. Amanda berlari dan menemui suaminya yang akan pergi dari ruangan. "Sayaaang..." teriaknya. Langkah Arya terhenti.
"Kenapa? Kau butuh sesuatu?" Tanya Arya.
"Siapa orang yang sudah menembaki kita kemarin malam?" Tanya Amanda terus terang. Pria itu terkejut, tak menduga jika istrinya menanyakan hal itu padanya. "Aku tidak tahu. Mungkin saja itu perampok yang akan merampok kita." Jawab Arya singkat.
"Ooh begitu ya. Lalu sayaang, tadi aku melihat banyak senjata api di lemarimu. Kenapa kamu menyimpan semua itu?" Tanya Amanda lagi.
"Itu imitasi. Aku suka mengkoleksi mereka. Jangan disentuh nanti rusak. Itu mahal dan limited edition." Jawab Arya cepat. Jantung Arya mulai berdegup kencang, dia mencoba tenang di hadapan istrinya.
"Ooh mainan ya. Maaf ya sayang. Baiklah aku tidak akan menyentuhnya." Jawab Amanda. Arya mengangguk. "Aku keluar sebentar. Tunggulah disini jangan kemana-mana." Perintah Arya. "Iya sayang." Balas Amanda dengan tersenyum manis.
Jika aku mati nanti, dan terlahir kembali ke dunia ini sebagai orang yang lebih baik. Aku berharap kaulah yang akan menemaniku dalam perjalanan hidupku Amanda. Batin Arya lalu pergi.
*****
"APAA??!! KAU GAGAL MEMBUNUH GADIS ITU?? BODOH.. HANYA MEMBUNUH GADIS BIASA ITU, KENAPA KAU GAGAL?" Jonathan marah dan menggebrak meja.
"Racun yang saya masukkan ke dalam minumannya tumpah Bos." Jawab anak buah Jonathan. Jonathan memejamkan matanya, menghela nafas lalu "Baiklah, kau harus bisa membunuhnya bagaimanapun caranya." Perintah Jonathan. "Baik Bos." Telpon ditutup.
*****
Arya dan Amanda dalam perjalanan pulang ke rumah. Amanda yang tengah sibuk memainkan ponselnya pun terkejut saat Arya merampas benda pipih itu dari tangannya.
"Seberapa pentingnya benda ini dengan diriku di hadapanmu?" Tanya Arya. Amanda menatap Arya dengan menganga.
"Kamu lebih penting sayang.."
![](https://img.wattpad.com/cover/285355845-288-k382824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE (END)
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...