01

55 2 2
                                    

Apakah kalian percaya jika hantu itu ada yang berwujud sangat tampan? Bahkan pemikirannya pun juga dewasa. Apa kalian percaya?

Pasti tidak bukan? bagaimanapun hantu pasti menyeramkan. Sangat mustahil jika ada hantu yang tampan dan cerdas.

Tapi setelah kalian tahu ceritaku ini, mungkin kalian akan percaya?

Jika tidak ya... tidak masalah.

Aku akan menceritakan semuanya bagaimana aku bisa bertemu dan bersamanya.

Kak Rey. Nama hantu yang setiap hari menggentayangi ku. Padahal selama hidup aku tak pernah melakukan kesalahan fatal seperti membunuh orang. Tapi kenapa dia terus saja menggentayangiku? Ketika ditanya apa alasannya atau kenapa kamu bisa mati dan menjadi arwah penasaran, ia selalu menjawab, "Aku gak tau."

Tapi jika terus ku perhatikan. Dari semua luka-luka yang ia miliki dan rintihan tiap kali ia bertemu dengan sesuatu yang mungkin ada sangkut pautnya ketika ia masih hidup, ia di bunuh.

Di bunuh oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ntah apa alasannya, tapi aku rasa dia adalah anak yang pintar, baik dan tepat waktu.

Karena, ia selalu mengomel ketika aku bermalas-malasan. Terlebih pada tugas sekolah atau saat sedang belajar biasa! Ia tidak suka aku bertele-tele jika sedang mengerjakan sesuatu atau dia akan terus menceramahiku sepanjang waktu! Seperti ini, "Waktu itu sangat berharga! Bahkan sedetik pun. Jangan sampai kamu menyesal nanti karena kehilangan waktu sedetik yang berharga itu." Menyebalkan bukan? Tapi meskipun begitu dia juga suka mengajariku. Meskipun cara dia mengajari juga MENJENGKELKAN!

Meskipun terlihat baik tetap saja dia tidak sabaran. Kalian tau tidak cara mengajariku seperti apa? Jika 30 menit atau paling lama 1 jam aku tidak turut mengerti atau bisa mengerjakan soal, ia menjitakku bahkan menjewer telingaku. Dan itu sakit bukan main!

Sejujurnya aku rada sakit hati jika ia seperti itu karena Ayah atau Ibuku saja tidak pernah seperti itu. Tapi setelahnya ia selalu meminta maaf meskipun ia kembali mengulanginya.

Tapi dari semua itu, aku semakin penasaran apa yang terjadi padanya semasa hidupnya dan hal apa yang membuatnya tewas. Hingga saat sudah matipun ia terus meringis kesakitan. Dan karena rasa sakit itu yang membuatnya kebingungan hingga ia masih tertahan disini.

Tapi sebelumnya, aku tidak bisa janji jika aku juga turut bisa membantumu memberikan keadilan setelah semuanya terungkap. Karena mencari keadilan lebih sulit dari pada mencari fakta di negeri ini.

Cukup segitu saja spoiler ceritaku. Aku harap, dari ceritaku ini dapat mengobati rasa bosan kalian.. Dan aku sangat berharap kalian menyukai ceritaku ini hehehe.. Oke, baik!

Selamat membaca.... Dan terimakasih!

From : Meida Salsabila

***


















































































***

Hari ini adalah hari senin. Dimana hari senin adalah hari yang paling di benci oleh orang-orang. Bahkan mungkin beberapa ada yang bertanya-tanya, "Mengapa hari senin ke minggu itu lama banget? sementara hari minggu ke hari senin itu sebentar? bukannya itu nggak adil?" Aku selalu berfikir seperti itu! Benar-benar tidak adil!

Dengan jalan lunglai sambil menendangi batu-batu yang berserakan di jalanan, aku menghela nafas, lalu berhenti sejenak sebelum kembali melanjutkan jalanku. "LANGIT! BISAKAH ENGKAU TURUNKAN HUJAN DENGAN PETIR? AKU MALAS MELAKUKAN UPACARA HARI SENIN!" Jeritku dalam hati. Dan lagi-lagi aku menghela nafas, lalu melanjutkan jalanku ke arah pinggir jalan untuk menaiki angkot menuju sekolah.

Tak selang beberapa menit, angkot tujuan sekolah pun tiba dan aku langsung menaikinya.

Dan setibanya di sekolah, aku langsung bergegas masuk ke kelas. Mumpung upacara belum di mulai, jadi santai-santai saja dulu di kelas.

Pukul 07.40 semua murid di perintahkan untuk segera berbaris di lapangan perkelas.

"MALESS BANGET GUE AAAAA ELAH!" Ucapku dengan lantang sambil meregangkan tubuh.

"Cepat dek keluar!" perintah kakak-kakak osis.

Kami sekelas segera bergegas keluar dari kelas dan segera menuju ke lapangan lalu berbaris.

Upacara berlangsung, aku benar-benar malas dan rasanya ingin pura-pura pingsan saja di tengah-tengah upacara. Tapi sayangnya. Aku takut jika saat di gotong nanti tiba-tiba aku tertawa hehe.

30 menit upacara berlalu, dan selama itu aku hanya terbengong sambil memikirkan sooman oppa kiyowok. Demi apapun aku sangat menyukainya... Wajahnya yang tampan dan kaya raya. Huh, semoga saja kelak aku mendapatkan jodoh sepertinya hehe. hidupku pasti terjamin akan bahagia lahir batin!

"Jangan bengong! Perhatiin guru di depan lagi kasih pencerahan!" Ucap seseorang seperti tepat di telingaku. Sungguh aku rada terkejut, tapi ketika aku menoleh ke samping tak ada siapapun selain teman sekelasku.

"Rania? Okta? Gak mungkin sih. soalnya tadi suaranya cowok!" Batinku.

"Eh rania.. Tadi ada kakak osis cowok negur gue?" tanyaku pada Rania dengan suara pelan.

"Nggak tuh." jawabnya.

"lah trus siape?" tanyaku lagi, dan Rania hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

Setelahnya aku diam dan terus memikirkan suara tadi hingga upacara selesai. Halu? aku rasa tidak. Karena suaranya benar-benar jelas tadi, "Masa hantu? gak mungkin sih. Gue kan bukan anak indihome." batinku yang terus bertanya-tanya.

















































































*indihome plesetan dari kata indigo.


Perfect GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang