Setelah melakukan eskul, Caca benar-benar pulang sambil membawa hantu itu ke rumahnya. Tapi sebelumnya, saat tiba di gang tempat rumah Caca berada, Caca berhenti lumayan lama untuk memberitahukan aturan-aturan pada hantu itu.
"Kenapa, Ca?" Tanya hantu itu sambil menatap heran Caca.
"Gak apa-apa. Gue cuman mau ngasih tau beberapa hal yang gak boleh lo lakuin selama di rumah. Oke?" Jawab Caca, dan hantu itu mengangguk mengerti.
"Pertama, lo gak boleh ngajak gue ngobrol kalo ada nenek gue atau bahkan orang lain siapapun. Yang kedua, lo bisa tidur dimana aja, asal! Jangan di kasur gue atau bahkan lo berani tidur sama gue! Yang ketiga, jangan jail yang berakhir bikin nenek gue gak nyaman dan akhirnya dia nanti manggil dukun buat ngusir setan. Ngerti kan lo?" Hantu itu kembali mengangguk tanda mengerti.
Kemudian, Caca kembali melanjutkan jalannya dan di ikuti oleh hantu itu dari belakang. "Tapi emang hantu bisa tidur ya?" Tanya Caca.
"Kalo saya sendiri gak bisa, Ca. Kalo yang lain gak tau," Jawab hantu itu.
"Kenapa gak bisa?"
"Gak tahu,"
"Kenapa bisa gak tahu?"
"Karena saya takut." Lirihnya pelan, namun masih bisa terdengar oleh Caca.
Dan setelahnya, mereka saling diam hingga tibalah mereka di depan rumah.
Namun, ntah mengapa Caca seperti merasa jika hantu itu takut masuk ke dalam rumahnya. "Ayo masuk!" Ajak Caca.
Hantu itu mengangguk meskipun dengan perasaan penuh ragu. Namun pada akhirnya, ia tetap ikut masuk ke dalam rumah itu bersama Caca.
"Assalamualaikum.." Ucap salam Caca saat memasuki rumahnya. Dan Caca tak lupa juga akan kebiasaannya untuk bersalaman pada neneknya.
"Waalaikumsalam salam. Nyaneh eskul deui sugan?" Tanya neneknya. (Lu eskul lagi emang?)
Caca hanya mengangguk saja. Ia tahu jika neneknya pasti akan kembali menentang Caca untuk melakukan eskul dan kembali menyuruhnya berhenti eskul atau bahkan tak mengikuti eskul apapun.
"Tong milu eskul naha dih? Ngabeakkeun bae duit indung nyaneh!" Caca menghela nafas pasrah saja. Lalu ia meninggalkan neneknya itu dengan perasaan kesal. Tapi apa boleh buat? Lagi-lagi Caca hanya bisa diam.
Caca pergi ke kamarnya, dan membanting tasnya sembarang arah. Bahkan saking kesalnya, Caca seketika lupa jika ia membawa teman dari dunia lainnya itu ke rumah.
Caca benar-benar seketika lupa dengan keberadaannya. Caca kemudian mengambil ponselnya untuk memberikan pesan pada ibunya, jika ia ingin segera di pindahkan kembali tinggal bersama ibunya.
Ibu
Ibu.
Aku udah gak kuat.
Disini aku mau jadi rajin pun
kaya dihalangin terus.
Padahal ibu cape-cape nyari uang
juga buat sekolah aku
Tapi disini malah aku di suruh
buat gak ikut apapun kegiatan
sekolah.
Jangankan itu, aku juga di suruh
buat berhenti sekolahSabar ya nak
Udah diemin aja
Sabar sebentarrr lagi
Ibu lagi kumpulin uang biar
kamu sekolah disini lagi
Sabar dulu ya?Caca menghela nafas kasar setelah melihat balasan pesan dari ibunya itu. Sampe kapan ia harus terus bersabar lagi?
Caca membanting ponselnya ke kasur, dan menangis tanpa suara. Karena jika ia menangis mengeluarkan suara, mungkin neneknya akan mengira jika Caca justru melawan bak anak durhaka.
Hantu itu mendekati Caca, "Cape itu wajar dalam kehidupan. Tapi ada satu hal yang kamu harus banggakan pada diri kamu sendiri, Caca."
Caca menoleh kearahnya, dan memberikan tatapan seakan bertanya. "Apa?"
"Disaat nenek kamu menghalangi usaha kamu untuk menjadi anak yang rajin, tapi kamu gak ada niat sedikit pun buat berhenti atau bahkan nyerah dengan alasan keadaan. Ngerti gak?" Caca diam sejenak sambil menatap hantu yang kini tengah tersenyum padanya. Lalu mengangguk setuju dengan apa yang hantu itu katakan. "Mending kamu sekarang bersih-bersih, terus tidur. Apa ada PR?" Tanyanya.
"Nggak ada,"
"Syukur deh.."
"Yaudah, gue mandi dulu. Lo jangan kemana-mana," titah Caca dan hantu itu mengangguk mengerti.
Caca mengambil baju ganti di lemarinya, lalu keluar kamar dan pergi masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi, Caca kembali masuk ke kamarnya, dan melihat disana, hantu itu sedang membaca buku-buku pelajaran milik Caca.
"Tadi, nenek nggak ada masuk kan?" Tanya Caca.
Hantu itu menoleh kearahnya, "Nggak ada.."
Caca mengangguk. Dan mengapa Caca bertanya apakah neneknya masuk kamarnya atau tidak. Karena, hantu itu sedang membuka bukunya. Takutnya, jika neneknya masuk ke kamarnya, neneknya akan sadar jika buku itu terlihat seperti ada yang memainkan karena terbuka dengan sendirinya.
"Kamu mau tidur?" Tanya hantu itu.
"Nggak, gue mau main hp sebentar,"
"Yaudah.. Tapi nanti jam 9 kamu tidur ya?"
"Iya.."
"Dan saya pinjam bukunya boleh?"
"Silahkan," Hantu itu tersenyum senang ketika Caca mengizinkannya untuk meminjamkan buku-buku itu padanya.
Caca kemudian beralih tiduran di kasurnya, sambil kembali memainkan ponselnya. Caca fokus melihat YouTube hingga tiktok yang di penuhi dengan oppa-oppa Korea kesukaannya. Caca juga turut tersenyum bahkan tertawa melihatnya.
Dan, hantu itu. Dia benar-benar fokus membaca atau bahkan mempelajari isi-isi buku pelajarannya. Tapi sesekali, ia melihat kearah Caca yang sedang asik sendiri dengan ponselnya. Ia juga turut geleng-geleng kepala melihat Caca yang tersenyum sendiri.
Hingga jam 9 malam tiba.. Hantu itu menegur Caca, "Tidur Caca.. udah jam 9 malam,"
Caca melirik kearahnya, "Tau dari mana?"
"Saya tadi ke ruang tengah dan melihat jam disana."
"Bentar lagi deh ya, jam setengah 10 deh.." tawar Caca.
"Nggak bisa. Kamu enak masih bisa di kasih tidur cepat, tidak seperti saya." Ucap hantu itu, yang membuat Caca, kini menatapnya serius. "Jangan sia-siakan waktu, Caca.." ucapnya lagi.
"Iya-iya..." Jawab Caca pasrah.
"Yasudah, kalo gitu saya keluar. Kamu benar-benar tidur ya, Caca."
"Hm, dah sana keluar. Gue mau ngecas hp dulu." Suruh Caca, dan hantu itu mengangguk, lalu benar-benar pergi dari kamar Caca.
Caca bangun untuk mengecas ponselnya. Dan setelahnya, ia kembali berbaring untuk segera tidur.
Tapi, sebelum tidur. Caca terdiam sambil menatap langit-langit atap. Pikirannya juga malah berperang. Ya walau sebenarnya ini sudah menjadi kebiasaannya sebelum tidur.
Caca akan terdiam memikirkan apapun yang terjadi atau bahkan tidak terjadi. Seperti halu menikahi idolanya. Hingga nantinya, ia tidur dengan sendirinya.
Hantu itu hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kebiasaan aneh temannya itu sebelum tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Ghost
FanfictionBagaimana jika rasanya kamu terkurung, terpenjara dan tak tahu arah di kehidupanmu? Dan apa yang akan kamu lakukan jika tak ada seorang pun yang peduli, atau bahkan untuk mendekat saja mereka enggan. Di kehidupan. Kita tak bisa untuk selalu percaya...