04

18 1 0
                                    

Hari ini, setelah semua jam pelajaran selesai, Caca melakukan eskul bulutangkis. Caca mengambil eskul bulutangkis karena memang hobby dan dari semua eskul yang bersangkutan dengan olahraga, hanya bulutangkis yang cepat ia mengerti.

Dulu pernah ia mencoba mengikuti eskul futsal. Tapi tidak kuat karena tahu sendiri futsal itu terlalu banyak berlari. Dan Caca tidak kuat alias terlalu mager sih sebenarnya.

Dan sebenarnya hari ini Caca bertemu dengan hantu itu lagi. Meskipun hanya sekelibat saja.

Saat sedang pergi ke arah kantin belakang sekolah, Caca melihatnya sedang memperhatikan seseorang dari balkon lantai atas gedung sekolahnya.

Tapi yasudah. Bersyukur hantu itu tak menghampirinya lagi.

Dan hari ini, karena Caca ada eskul, jadi ia pulang ke rumah terlambat. Dan karena waktu juga sudah maghrib ia harus menunggu angkot lebih lama. Karena di perkampungan angkot itu lumayan jarang. Dan biasanya hanya beroprasi hingga sore saja, saat anak-anak SMA sudah bubar sekolah.

"Lama banget lagi. Udah maghrib, apa gue jalan aja kali ya?" tanya Caca pada dirinya sendiri. "Jalan aja deh, eh tapi-- ASTAGA TUPPERWARE GUE! NTAR NENEK-NENEK NGOMEL LAGI!"

Caca melupakan Tupperwarenya bekas bekal tadi. Seingatnya ia taro di bawah meja kelas tadi. Jadi ia harus kembali masuk ke sekolah itu dan bergegas pergi ke kelasnya untuk mengambil Tupperwarenya itu.

Namun ketika hendak masuk kelas, ia tertahan karena melihat hantu itu sedang terduduk dengan kepala yang menunduk ke bawah, di depan kelas lain yang tak terlalu jauh dari kelasnya. Sebelum tak lama akhirnya menghilang.

"Kok gue jadi kasian ya.. Tapi, au ah bodo amat." Ucap Caca yang kemudian masuk kembali ke kelasnya.

Caca langsung berlari ke arah meja miliknya untuk mengambil Tupperwarenya itu. Dan bersyukur ada.

"Huh! Untung gak ilang."

Caca memasukkan Tupperwarenya ke dalam tasnya. Dan setelah selesai ia hendak bergegas kembali ke luar. Namun, ia renungkan karena beberapa gerombolan laki-laki lewat depan kelasnya. Mereka membicarakan sesuatu yang benar-benar tak terduga.

"Gila!"




















































***

"Nyaneh teh ti ndi bae? jam sakieu baru balik!" Omel Neneknya ketika Caca baru saja sampai. (Lu dari mana aja? jam segini baru balik!)

Caca baru menginjakkan kaki di rumah sekitar jam 8 malam. Karena angkot benar-benar sudah tidak ada, dan akhirnya ia memutuskan untuk jalan kaki. Jadi itu sebabnya ia pulang sangat telat karena sekolah dari rumahnya lumayan cukup jauh.

"Eskul nek.. Tadi nggak ada angkot."

"Mangkana cek aing ge geus tong miluan eskul-eskul lah! ngabeakkeun wae duit pan ari eskul teh. Teu karunya ka ibu?" (Mangkanya kata gue juga udah gak usah ikutan eskul-eskul! Ngabisin duit mulu kan kalo ikutan eskul. Gak kasian ke ibu?)

Caca menghela nafasnya kasar. Memang terbilang sudah biasa dirinya di tentang untuk tidak mengikuti kegiatan eskul. Meskipun beberapa kali juga Caca menjelaskan jika tidak mengikuti eskul dirinya tak bisa naik kelas tetap saja tak dapat di mengerti, dan malah menatapnya sinis seakan-akan tak percaya apa yang di ucapkan Caca.

Dan lebih parahnya.. Nenek pernah menyuruh Caca untuk lebih baik bekerja sampingan saja dari pada melakulan eskul.

Bukankah ibu kerja untuk sekolahnya? Mengeluarkan banyak untuk menyekolahinya? Yang artinya.. Caca harus banyak mendapat prestasi untuk membayar kerja keras, capenya ibu? Pikirnya seperti itu. Jadi hal itu lumayan membuatnya tersinggung.

Bayangkan jika ia sepulang sekolah langsung bekerja. Tak ada waktu istirahat, tak ada waktu untuk mengerjakan tugas, tak ada waktu untuk melalukan eskul.

Caca langsung masuk ke kamarnya untuk sekedar menaruh tasnya, sebelum akhirnya ia bergegas untuk pergi mandi.

Dan setelah mandi selesai, ia melihat jadwal pelajar besok di ponselnya. Setelahnya ia mengambil buku-buku yang akan ia bawa besok. Caca juga mengecek apakah ada tugas yang belum ia kerjakan.

"Tata busana.. Blom gue salin. Mana banyak banget lagi," Keluh Caca.

Tapi akhirnya mau tak mau ia harus mengerjakan, meskipun mata terhitung sudah 5 watt.

Sekitar 2 jam Caca mengerjakan tugasnya. Setelahnya ia lanjut membereskan kembali buku-bukunya, lalu mematikan lampu dan tak lupa juga mencharger ponselnya, kemudian pergi tidur.

Seperti biasanya besok, ia harus bangun tepat jam 04.00 untuk melakukan pekerjaan rumah sebelum berangkat sekolah.

Perfect GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang