Sebuah barang

8 1 0
                                    

Seseorang remaja perempuan tengah berlari kesana kemari, ia tidak tahu apa yang ia lakukan sekarang, yang ia pikirkan hanya mencari barang bukti.

Gadis dengan bola mata hitam pekat itu tengah merutuki dirinya, andai saja malam itu dia tidak meninggalkan teman pertamanya, Yoli.

"Yol maafin aku," ucapnya

Bel masuk berbunyi, terlihat teman sekalas Yoli menempelkan berbagai ucapan agar Yoli cepat sekolah dan ada juga yang memberikan bunga di tempat duduk Yoli.

Dilain tempat di depan gedung bertulisan kantor polisi seorang wanita paruh baya masuk dengan lesu, ia ingin meminta bantuan kepada polisi supaya menyelidiki kasus anaknya.

"Permisi pak, saya ingin membuat permohonan penyelidikan kasus yang menimpa anak saya."

"Apakah anda memiliki barang bukti?"

"Tidak..Tapi saya mohon pak bantu saya untuk menyelidiki kasus anak saya. "

"Maaf buk.... Kami tidak bisa membantu,   pekerjaan kami masih banyak, ibu lihat. Tumpukan kasus di dalam kotak itu."

"Maaf kami sibuk."

________

"Naya, apa lu tahu siapa yang bunuh Yoli?" ucap Eka, semenjak Yoli tidak ada, Eka mulai berteman dengan Naya.

"Aku gak tahu.. Owh ya... Gimana kalau kita menelusuri tempat Yoli di temukan!"

Naya dan Eka mulai mendekati garis kuning yang mengelilingi tempat pertama kali di temukan Yoli, Eka masuk ke garis kuning tersebut, sedangkan Naya mencari di luar garis kuning tepatnya di semak belukar yang ada di belakang sekolah.

"Eka!" teriak Naya melihat tas Yoli yang kotor.

"Itu tas Yoli?"

"Hooh... Aku telpon tante Ria dulu ya.."

Naya mulai mengeluarkan benda pipih di saku roknya, mencari nama Ria dan menelponnya, tak butuh waktu lama Ria berlari menemui Naya dan Eka.

"Dimana tas Yoli?" ucap Ria.

"Ini tan."

"Terimakasih Naya, tante pulang dulu."

Sesampainya dirumah Ria membuka tas sang putri, dahinya mengerucut, ia sangat faham bahwa putrinya tidak suka meletaka buku secara teratur, karna Yoli sangat suka menaruk barang secara acak.

"Apa ini bisa di jadikan barang bukti?" gumam Ria,

Ria berlari kecil ke kamar putrinya memperhatikan setiap barang yang putrinya susun di meja dan meneliti setiap  suduh ruangnya, dugaan benar kamar anaknya tidak rapi bahkan buku saja diletakan secara acak.

Ria membuka tas anaknya, membuka lembaran demi lembaran tiap buku, dia berharap  bisa menemukan sebuah ke ganjelan.

_________

Malam pun tiba, Bromo pulang dengan keadaan lesu, kini rumahnya tidak ada teriakan bahkan tawa dari sang anak. Buk Ria mempersilahkan suaminya untuk duduk dan minum, setelah itu Ria memperlihatkan sebuah ke ganjelan dan menceritakan apa saja yang terjadi tadi siang.

"Polisi tidak akan percaya, itu tidak bisa di jadikan alat bukti yang kuat, tenangkanlah dirimu."

"Bagaimana aku bisa tenang! Anak ku dirumah sakit sedang mempertaruhkan nyawanya menghadapi kematian!" sergak Ria sangat frustasi.

"Aku akan meminta bantuan teman ku," ucap Bromo menenangkan sang istri yang tengah menangis.

"Aku ingin kerumah sakit."

______

Terlihat jelas wajah pucat di penuhin perban di bagian wajah terutama perban yang melingkar di area mata Yoli.

"Yoli hari ini aku bawa teman, namanya Eka, kamu cepat sembuh ya.. Biar kita bisa main bertiga, dan... Maafin aku, pada hari kejadian aku ninggalin kamu," liriknya memegang tangan sang teman.

"Lu gak salah Nay, ini semua takdir."

"Manusia macam apa yang berani berbuat sekeji ini."

"Ekh.. Tante.." tiba-tiba knop pintu terbuka memperlihatkan wajah lesu dengan senyuman.

"Kalian udah makan?" ucap Ria, membawa sekeresek besar makanan dan minuman.

"Emm... Udah tan... Oh ya tan, ini namanya Eka." Ria menganggukkan kepala nya sambil tersenyum.

"Makasih ya.. Kalian udah mau temenin Yoli."

"Sama-sama tante."

Dilain tempat seorang berjubah hitam bertopeng Emojie tengah menelusuri lorong yang tamaram, seraya menyeret seorang gadis berusia 14 tahun yang ternyata gadis itu anak yatim piatu.

"Jika aku tidak bisa menangkap mangsa ku di sekolah, aku akan mencari seorang wanita yang sebatang kara, sepertinya Oli akan suka dengan daging gadis ini."

Sampai lah sesosok bertopeng itu membuka sebuah pagar, terlihat tempat yang dia kunjungi adalah sebuah rawa yang di pinggir nya terdapat seekor buaya berukuran besar.

Sosok itu melemparkan sebuah daging anak burusia 14 tahun yang dia tangkap dan tentunya anak itu sudah di potong terlebih dahulu.

"Bukan kah daging nya segar Oli?" tanya nya kepada buaya yang sedang memakan daging di depannya.

_____

Gimana ceritanya?
Suka?

Siapakah sosok misterius itu?

Jangan lupa share

Byeee

Sorry slow up

EMOJIE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang