kakak [?]

39 9 3
                                    

Pagi hari sekali [Name] sudah berlari-lari menuju markas Bonten. Ia sangat takut dimarahi oleh Sanzu karena terlambat

“Buset, gue ngabisin tenaga aja dah. Kalo bukan karena si PENYABU itu, gue ga bakal lari-larian” gerutu [Name] yang sudah duduk di salah satu kursi di ruangannya

[Name] terdiam, tak ada satu pun suara dari ruangan mana pun, sepertinya yang lain belum datang. Kebaikan hati [Name] pun muncul, ia berniat membersihkan markas Bonten yang sudah bau dengan darah itu

“Sebelum ada yang dateng, mending gue beresin markas amis ini dulu deh” ucap [Name] sambil berjalan keluar ruang

“Pagi Nona” ucap Sanzu dari kejauhan

“Ck, udahlah ga jadi gue beres-beres” gumam [Name] lalu masuk ke ruangannya dan mengunci pintunya

“Sekarang masih terlalu pagi untukmu marah dan kesal padaku Nona. Ayo bukakan pintunya aku sudah membelikan mu makanan, sayang jika tidak dimakan” ucap Sanzu dibalik pintu ruangan yang sedang membujuk [Name]

“Aku tidak perduli! Mood ku selalu saja hancur jika bertemu seorang PENYABU!” jawab [Name] dengan menekan kata “penyabu”

“Ck, Nona kamu benar-benar keras kepala ya? Ingin makan atau kamu yang saya makan” Sanzu kesal, ia mengancam [Name] agar ingin keluar dari ruangannya itu

“Tidak perduli” jawab [Name] lalu menutup kupingnya

“Sanzu, apa yang anda lakukan didepan ruangan wanita ku? Jangan paksa dia jika dia tidak mau, anda memang tidak mengerti wanita, pantas saja adikmu tidak pernah menurut dengan ucapanmu” ucap Rindou yang ternyata sudah dari tadi berada didepan pintu ruangannya

“Jangan bawa adikku yang bodoh itu! Dia itu bodoh sampai tidak ingin mendengarkan ucapanku! Sangat bodoh” jawab Sanzu dengan nada yang meninggi

“YANG BODOH ITU KAU! KAU BENAR-BENAR TIDAK BISA MEMAHAMI PERASAANKU! DASAR BAJINGAN TIDAK BERGUNA! KAU HANYA MENGHABISKAN WAKTUMU DENGAN MENYABU, DASAR BODOH!” teriak seorang gadis dari luar

Setelah mendengar suara seorang gadis dari luar, [Name] tertarik keluar untuk berkenalan dengan gadis itu. [Name] membuka pintu kamarnya lalu melangkah keluar

“APAAN BAJINGAN?! YANG TIDAK BERGUNA ITU KAMU” jawab Sanzu dengan berteriak juga

“HENTIKAN SANZU BODOH! Dia adikmu kan? Seharusnya kamu mengerti apa yang dia rasakan!! Kamu itu kakak yang tidak berguna!” ucap [Name] membela adik Sanzu tersebut

“Kamu itu tidak mengerti menjadi seorang kakak, menjadi seorang kakak itu susah!” jawab Sanzu yang tidak mau kalah

“YA AKU TAU MENJADI SEORANG KAKAK ITU SUSAH! sampai kakakku mati karena melindungi ku, itu pasti sangat susah baginya” [Name] menunduk menahan air matanya. Seketika ia sadar dengan perkataannya, dia telah mengatakan rahasia yang selama ini ia tutupi pada semua orang

“Kamu punya kakak?” tanya Rindou dengan lembut sambil meraih tangan [Name]

“Ya, kakakku lebih tua 2 tahun dariku. Dia meninggal karena ikut terlibat tawuran 12 tahun yang lalu—” jawab [Name] sambil menunduk

“—dan aku juga mengenal Mikey” sambung [Name] membuat ketiga orang di sana terkejut

“KAU MENGENAL MIKEY?! sejak kapan?” tanya adik Sanzu yang bernama Senju

“Aku berteman dari kecil dengannya, aku juga tau jika dia mempunyai seorang kakak yang berteman dengan kakakmu dan Sanzu” jawab [Name]

“Sin-chi-ro?” tanya Sanzu dengan mematahkan setiap kata

“Ya, Shin-san” jawab [Name] “AKU TERLALU BANYAK BICARA, maaf aku akan kembali bekerja” [Name] berlari memasuki ruangannya

“Pasti dia sedih karena teringat kembali dengan kakaknya” gumam Rindou pelan “Jangan pernah lagi anda mengganggu wanita saya” Rindou menatap Sanzu tajam lalu pergi masuk kedalam ruangannya

“Sanzu bodoh, sana pergi. Sini berikan makanannya biar aku yang memberikannya kepada Ayasaki nanti” ucap Senju yang merasa bersalah

“Tidak perlu, aku yang membuatnya se—” ucapan Sanzu terpotong

“Kau benar-benar bodoh, sampai sekarang masih belum mengerti?! Dia tidak ingin bertemu dengan penyabu seperti mu, sana pergi” jawab Senju sambil menatap Sanzu tajam

“Baiklah, ini makanannya berikan dengan baik Senju” Sanzu memberikan makanan itu kepada Senju, lalu mengelus kepala Senju lembut

Senju terkejut dengan hal yang dilakukan kakaknya, dia merasakan senang namun juga aneh. Sanzu pergi meninggalkan Senju yang masih berdiri didepan ruangan Ayasaki [Name]

Senju mengetok pintu ruang Ayasaki [Name] yang tertutup rapat
Tok...Tok...Tok...

“Ayasaki, permisi ini aku Senju. Aku membawakan makanan padamu, kamu pasti belum makankan? Ayo makan bersama” ucap Senju dengan lembut

[Name] membuka pintu perlahan, lalu memerintahkan Senju masuk dan duduk disofa

“Kamu tau namaku?” tanya [Name] kepada Senju

“Ya aku tau. Para petinggi Bonten sepertinya sedang merebutkan cintamu, mereka selalu menyebut Namamu jika tidak ada Rindou” jelas Senju kepada Ayasaki

“Sayangnya aku hanya tertarik kepada Rindou. Dia memiliki sifat yang unik, walaupun menjadi seorang criminal Rindou masih mempunyai sisi yang lembut dan ramah” jawab [Name] sambil tersenyum tipis

“Dulu juga assistant disini pernah berkata seperti itu, namun dia tidak berhasil mendapatkan cinta Rindou. Tapi entah kenapa, sekarang aku sangat yakin jika kamu akan mendapatkannya” Senju tersenyum manis membuat [Name] ikut tersenyum

“Kita seumuran tapi kamu terlihat lebih manis dariku, aku sudah seperti nenek-nenek yang tidak terurus” [Name] menjelekkan dirinya sendiri

“Kamu bohong, lihat bahkan kulitmu masih sangat halus, mana ada kulit nenek-nenek yang halus. Hahaha” Senju tertawa lalu diikuti oleh [Name]

Rindou yang berada di ruangan sebelah merasa tenang karena [Name] sudah mendapatkan seorang teman perempuan di markas yang berbau amis itu. Namun ia masih memikirkan “kakak” yang disebut oleh [Name] tadi, ia penasaran siapa kakak [Name] dan apa iya memang ada seorang kakak yang merelakan nyawanya demi adik kecilnya itu?

“Capek. Ternyata jadi assistant gang itu bikin capek parah, dari tadi gue dibikin bolak balik mulu sama PENYABU itu” gerutu [Name] sambil melepaskan pakaiannya bersiap mandi

[Name] tiba-tiba terdiam, memperhatikan sekitar lalu tersenyum

“Jika di rumah aku masih belum terbiasa tanpa kakak, walaupun kakak sudah meninggal 12 tahun yang lalu” batin [Name]. Matanya mulai berkaca, ia masih belum benar-benar terbiasa tanpa seorang kakak didalam hidupnya

“Ck, para preman itu memang BAJINGAN yang tidak berguna. SAMPAH! Mereka membuat kakakku kehilangan nyawanya, I HATE THEM!” teriak [Name] meluapkan emosinya, lalu melangkah masuk ke kamar mandi

Kurang lebih 15 menit [Name] membersihkan badannya, ia kemudian langsung menuju dapur untuk makan. Ia melihat kulkas tidak ada satupun makanan yang tersisa untuk dimakan, terpaksa [Name] harus membeli makanan

“Males banget deh, beli lewat aplikasi aja deh” ucap [Name] lalu meraih handphone nya dan membuka sebuah aplikasi dan memesan makanan

Belum lama [Name] menunggu, bell dirumahnya pun berbunyi. [Name] langsung berlari untuk mengambil makanannya karena sudah terlalu lapar

[Name] membuka pintu rumah lalu segera mengambil makanan dan membayarnya
“Terimakasih Pak” ucap [Name] dengan membungkukkan badannya, [Name] berlari menuju meja makan dan menyiapkan makanan yang baru saja ia beli

“KAKAK!” teriak [Name], sunyi tidak ada satu pun orang yang menjawab “Lagi-lagi lupa kak” sambung [Name' lalu menyantap makanannya




Maaf banget buat slow update yaa😖

Kira-kira siapa ya kakaknya Ayasaki [Name]? Ada yang tau?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐅𝐚𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐅𝐚𝐭𝐞 [Rindou × Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang