Aku pikir dengan menjadi orang dewasa semua akan lebih baik. Bisa hidup bebas, punya pasangan kelihatannya asik juga. Tapi hari ini aku sadar, bahagia itu engga harus dengan cara menjadi orang dewasa. Ternyata aku hanya perlu berpikir lebih dewasa. Gak semua bisa kita raih hanya dengan menjadi orang dewasa.
Bahkan saat ini semuanya menjadi berlebihan, semua seakan menghilang. Impian, harapan, juga kebahagiaan. Kalian kemana? Apa ada yang salah denganku?
Kemarin aku masih merasa baik-baik saja, berkumpul dengan teman-teman saling bertegur sapa dan berbagi cerita. Tetapi kenapa hari ini berbeda, semua seolah-olah lenyap dari diriku.
Kemana semua menghilang, kenapa aku rapuh?
Hatiku sakit, sesak rasanya aku ingin menangis. Menjerit mengeluarkan semua yang tertahan selama ini yang tak pernah ku keluarkan karena merasa semua akan baik-baik saja.Pikiranku kacau, memori sendu kini mulai terputar kembali. Tanganku gemetar mengingat semuanya, tangis ku pecah. Apakah aku baik-baik saja? Seseorang tolong aku.
----
13 November 2020
Ubud, Bali.
Awan hitam menyelimuti seluruh kota. Suara gemuruh sudah mulai bersaut sautan, sepertinya sebentar lagi hujan.
Gadis berbaju biru sedang berdiri di depan sebuah cafe, sesekali ia mengecek ke dalam cafe mencari Tasya sahabatnya sembari menelepon.
"Hallo sya, dimana? Aku udah sampai nih."
"Ha-hallo, Put. Hallo."
"Hallo sya kok putus-putus sih suaranya, aku gak denger jelas kamu ngomong apa."
"Hallo Put, aduh aku kejebak macet nih kamu tunggu di dalam aja. Kurang lebih 25 menit lagi aku sampai," ucap seseorang di seberang telepon.
"Ya sudah, aku tunggu di dalam saja. Di luar dingin banget soalnya." Putri berjalan memasuki cafe.
Setelah memesan Putri berjalan menuju ke arah kursi yang berada dekat dengan pintu masuk agar Tasya tidak bingung mencarinya.
Ting!
Putri dengan cepat memeriksa ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkan nya pesan.
Milikku🖤
PutriMe
Iya syg, kenapa?Milikku🖤
Aku mau ngomong seriusMe
Ya udah ngomong aja ih
tumben banget begini.
Biasanya juga langsung
ngomong hahaha.Milikku🖤
Kita udahan aja ya. Maaf:)Deg!
Jantungnya berpacu dengan kencang, kenapa? Apa ada yang salah?Dengan tangan gemetar Putri membalas pesan Dika.
Me
Dikaaa
Kenapa? Aku ada salah
sama kamu?Milikku🖤
Enggak Put, kamu
gak ada salah apa-apa.Me
Ya terus kenapa kamu
mau udahan?
Dika jawab
Dika
Dika ini bohong kan?Milikku🖤 is blocked you
Matanya mulai berkaca-kaca, Putri mendongakkan kepala untuk menahan agar air matanya tidak jatuh. Ada apa dengan Dika kenapa ia mengakhiri hubungan mereka? Bukan kah bulan depan Dika berjanji ingin mengenalkan Putri pada orang tuanya.
"Kamu jahat Dik," suaranya gemetar. Putri sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
Bingung, marah, sakit, kecewa kini menjalar ke seluruh tubuh gadis itu. Menatap nanar pantulan dirinya di jendela.
"Apakah aku dicampakkan?" pertanyaan itu terngiang-ngiang di pikiran Putri.Apa sebenarnya alasan Dika mengakhiri hubungan yang Putri rasa selama ini mereka baik-baik saja?
Putri mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Tasya.
Me
Sya sorry banget ya kayaknya
aku mesti balik duluan .
Kita ketemu di kampus besok,
See you.
Putri melangkah meninggalkan cafe, tanpa arah dan tujuan ia hanya terus berjalan menyusuri jalan. Berharap semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi buruk.
Rintik-rintik hujan mulai jatuh satu persatu, menumpahkan semua bebannya.
Putri menangis mengingat apa yang baru saja terjadi.
Hujan semakin deras seakan mengerti apa yang sedang dirasakan oleh gadis itu. Hujan seolah berkata padanya, "Tak apa menangis lah, aku akan menyembunyikan air mata mu bersamaku." yang membuat Putri semakin terisak, ia memukul dadanya yang terasa semakin sesak. Mengusap kasar wajahnya menghapus air mata yang telah bersatu dengan hujan.-Aku tidak yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku tahu kini kamu bukanlah milikku-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Ficción General"Dika, kalau aja waktu itu kamu terus terang sama aku. Semua gak akan sesakit sekarang!!" Saat mengetahui yang sebenarnya hanya akan menambah luka yang semakin dalam. Penyesalan yang entah dari mana datangnya kini sudah berhasil mendekap erat diriku.