Rabu pagi yang dingin. Sekarang pukul 6, Renjun bangun dari mimpi nya. Ia berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya. Membersihkan wajah dan sikat gigi. Renjun pagi ini kuliah online. Tidak, bukan karena Renjun malas ke kampus. Tetapi memang jadwalnya di rumah.
Renjun membuka lemari bajunya. Memilih ootd apa yang akan ia pakai untuk di rumah.
Renjun mengambil trening hitam, kaus putih, dan kemeja lorek kuning cokelat.
"Gapapa lah, di rumah ini pakai ginian" renjun kembali masuk kamar mandi, ganti pakaian.
•
•
•
•"Buku sudah, tempat pensil sudah, oke sudah semua!" Ryunjin mengendong tas hitam yang terdapat gantungan kunci bentuk monyet pemberian Jake. Dan ada pin bunga dari kakaknya tercinta Renjun.
Menuruni tangga dengan bernyanyi riang. Ryunjin memeluk kakaknya yang keluar dari kamar.
"Kakak kuliah hari ini?" Ryunjin memeluk erat kakaknya itu hingga ruang makan.
"Enggak dek, Kakak kuliah di rumah" jawab Renjun.
"Okee, anterin Dede ya???" Ryunjin melepaskan pelukannya, ia duduk matanya berbinar menatap Renjun.
Renjun ikut duduk di sebelah adeknya, ia mengangguk.
Ryunjin tersenyum kemenangan, dan mengacungkan jempol di depan muka Renjun.
"Pagi Kak, dek!" sapa Jake Heeseung bersamaan. Mereka duduk di seberang Renjun dan Ryunjin.
"Pagi Dek" jawab Renjun tersenyum kepada mereka berdua.
"Songong banget lu" Jake menyenggol kaki Ryunjin, lumayan keras.
Ryunjin menatap ganas Jake, ia berdiri, hampir melempar benda yang ada di dekatnya kepada Jake
Jika tidak ada
"Ade .." Hendry datang dengan senyum kebapakan, ia duduk di kursinya.
Ryunjin kembali duduk, ia memilih untuk ke dapur bertemu Bundanya.
"Bunda, semalam Dede lihat barang gemes banget, Bun!" Ryunjin mendekati Dejun, mengikuti kemanapun dia melangkah.
"Barang apa, Dek?" Dejun mengusap rambut Ryunjin, merapihkan sedikit.
"Botol minum, Bun! Ih gemes!!!" Ryunjin memperagakan orang yang gemes banget sama suatu benda, serasa benda itu harus ia punya.
Dejun terkekeh, anaknya ini memang mendapatkan gen Hendry lebih banyak, mungkin?
"Boleh ya bunda??" ryunjin menggoyangkan tangan Dejun yang ia pegang.
Dejun mengangguk, dia tidak akan melarang jika itu bermanfaat.
Ryunjin berbinar. Ia memeluk Bundanya, dan mengecup pipi bundanya.
Cup
"Makasih bunda sayang" Ryunjin kembali ke ruang makan. Ia bersenandung senang.
"Kenapa Dek? Seneng banget keliatannya" Heeseung melihat Adeknya ini, aneh. Sebenarnya tidak hanya hari ini saja sii, memang Ryunjin selalu aktif. Tapi untuk basa basi saja Heeseung tanya begitu.
"Adek diizinin beli botol minum sama Bunda, hihi" menarik kursinya, dan duduk disana.
Renjun menggeleng pelan, ia mengusap pelan kepala Ryunjin.
Ryunjin ini perempuan satu-satunya yang berada di rumah ini.
Ryunjin bagai Ratu yang 5 orang itu harus jaga dengan baik.•
•
•"Nanti mau dijemput atau g*jek?" Renjun menoleh pada adiknya.
Ryunjin berfikir sejenak.
"Liat nanti ya kak, kalau misal Kakak sibuk, aku pesan g*jek aja"Renjun hanya mengangguk menyetujui.
"Hati-hati kak!" Ryunjin berbicara seperti itu sambil lari. Ia tsundare juga.
Renjun terkekeh melihat tingkah adik kecil nya itu.
Ia merogoh saku trening yang ia kenakan. Mengambil benda tipis.Terpampang pesan dari seseorang yang membuat Renjun happy.
Terlihat dari muka Renjun sekarang. Ia seperti kepiting rebus.Renjun memasukkan kembali benda itu. Ia memilih membalasnya di rumah. Dan sekarang ia kembali ke rumah.
•
•
•"Aku mau ke kantin. Kakak mau ikut?" tawar Sunghoon.
Sunghoon adalah adik kelasnya. Tetapi karena Jake yang akrab dengan Sunghoon, jadilah Heeseung juga bersahabat dengan Sunghoon.
Heeseung mengangguk.
Sunghoon mendekati Heeseung, ia berjalan di sebelahnya.
Heeseung melihat Sunghoon yang di dekatnya. Rasanya mau melayang saja. Heeseung menyukai Sunghoon dari awal mereka bertemu. Tetapi Heeseung memilih untuk memendamnya.
"Beli apa kak? Sunghoon pesankan" Sunghoon menoleh kesamping, melihat wajah Heeseung. dekat.
"Ikut kamu aja" dengan senyum yang tak lepas tertuju pada Sunghoon.
Sunghoon mengangguk. Ia membawa dirinya ke salah satu penjual di kantin.
Tak butuh waktu lama Sunghoon kembali membawa 2 piring diikuti seorang perempuan."Terimakasih, Bi" Sunghoon membungkuk.
"Sama-sama" tersenyum kepada Sunghoon dan Heeseung, ia kembali.
Sunghoon duduk di seberang Heeseung.
Ia memindahkan 1 piring nasi goreng dengan es teh, jadi berada di depan Heeseung.Heeseung tertegun. Ia ingin mengungkapkan isi hatinya. Tetapi ia ragu. Takut Sunghoon akan menolak atau lebih parahnya akan menjauh. Heeseung takut itu.
"Makan kak"
Heeseung mengangguk, "Selamat makan"
Huk huk huk
Nasi yang dikunyah Sunghoon masih panas. Ia tersedak. Mencoba ambil gelas di depannya"Pelan-pelan" Heeseung membantu Sunghoon untuk minum. Ia yang memegang gelasnya. Mata Sunghoon menatap lekat Heeseung.
Sunghoon menyingkirkan gelas dari bibirnya. Mau dia mengusap bibirnya dengan tangan,
"Jangan" Heeseung mengambil sapu tangan kecil dari sakunya. Ia elap bibir pink Sunghoon dengan lembut.
Serasa tidak lagi tersisa air, Heeseung menarik tangannya. Ia melipat kembali sapu tangannya dan memasukannya ke dalam kantung."T-terima kasih" Sunghoon bertingkah kaku
Heeseung mengangguk. Kembali mendudukan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/291125673-288-k531734.jpg)