03

392 45 18
                                    


Sebuah mobil sport dan mobil pengangkut barang berhenti di depan rumah bercat abu-abu. Satu-persatu orang-orang keluar dari dua mobil tersebut.

Yap, mereka adalah penghuni baru komplek 'Cerah Bahagia.'

"Huaaaaa rumahnya bagus!" Seru seorang anak perempuan ketika turun dari mobil.

Di sampingnya ada anak laki-laki seumurannya, alias sang kembaran ikut tersenyum senang melihat rumah baru mereka.

Sedangkan sang kepala rumah tangga, Yoshi, sibuk memindahkan barang dibantu orang-orang yang ia suruh.

"Anak-anak, ayo kita lihat rumah baru kita," ajak sang ibu, Karina, menuntun putra dan putrinya berjalan.

Karina memegang pergelangan tangan putrinya, May, dan May peregangan tangan dengan kembarannya, Haruto. Karina tiba bisa menuntun keduanya sebab ada si bungsu yang tertidur di pelukannya.

***

"Ayah, kita mau kemana?" tanya Yeseo pada Haechan.

Hari ini Haechan berniat untuk membawa Yeseo jalan-jalan mengelilingi komplek. Sudah tiga hari ia tidak bertemu dengan putrinya karena Daniel sakit dan harus dirawat. Yeseo tidak suka bau rumah sakit, makannya Yeseo tidak ikut menjaga adiknya meski ia ingin. Selama Haechan dan Somi di rumah sakit, Yeseo tinggal di rumah bersama nenek — ibu dari Somi.

Beruntung Yeseo anaknya tidak rewel dan tidak terlalu manja, jadi tidak terlalu merepotkan bagi nenek mengurus Yeseo.

"Ayah mau ajak Yeseo jalan-jalan keliling komplek. Udah lama Ayah nggak jalan berdua bareng Yeseo. Gimana, Yeseo senang?" jelas Haechan sekaligus bertanya pada putrinya.

Yeseo mengangguk semangat. Tentu saja ia senang, jalan-jalan bersama Ayah walau hanya mengelilingi komplek adalah hal yang paling Yeseo suka.

"Yeseo senaaang! Sayang Ayah banyak-banyak hehe." Yeseo tertawa malu. Dan itu membuat Haechan gemas sehingga ia memutuskan untuk berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Yeseo agar Haechan bisa mengusap rambut Yeseo dan mencubit pipi anak itu.

"Ayah juga sayang sama kamu, sayang banget." 

Dari arah pertigaan terlihat Seungmin, Gowon dan Yeojin di gendongan Seungmin, berjalan mendekati Haechan yang asik menjali Yeseo sampai tidak sadar ada orang lain.

"Halo, Haechan," panggil Seungmin.

Haechan mendongak lalu berdiri dan menyapa keluarga Junkyu. "Oh, hai, Seungmin Gowon. Hai Yeojin," sapa Haechan.

"Halooooo semuaa," sahut Yeseo ceria.

"Halo manis," balas Gowon tersenyum manis pada Yeseo.

Yeojin tiba-tiba minta turun. Seungmin pun berjongkok. Yeojin langsung memeluk Yeseo, yang dipeluk juga membalas pelukan yang lebih tua.

"Daniel gimana kabarnya? Udah sehat?" Seungmin bertanya.

Haechan mengangguk. "Sekarang udah sehat, kok. Tadi aja pas nyampe rumah langsung lari-lari nyari kakaknya," jawab Haechan.

Gowon terkekeh kecil. "Syukurlah. Tumben kalian cuma berdua. Mau kemana nih?  Somi sama si bungsu mana, Chan?" Giliran Gowon yang bertanya.

"Cuma ngajak Yeseo jalan-jalan, sekalian mau mampir ke tetangga baru. Kalau Somi tadi sih, masih di rumah Minju. Masih sibuk bikin ini-itu, katanya nanti nyusul."

"Ouh, gitu. Tapi kenapa Daniel nya nggak diajak juga?"

"Dia masih butuh istirahat. Di rumah Minju juga Daniel kerjaannya tidur padahal anak-anak yang lain pada main."

"Mau sekalian nggak liat tetangga barunya? Kita juga mau ke sana," tawar Seungmin.

Haechan mengangguk ajakan tersebut. "Iya ayo."

***

"Sayang?" Yoshi memanggil istrinya namun tak kunjung dapat sahutan.

Yoshi memasuki rumah barunya dan menemukan dua anak kembarnya sedang berlari-lari kecil mengelilingi ruang tengah, mereka terlihat senang. Yoshi pun tersenyum simpul melihatnya dan memutuskan untuk menghampiri dua buah hatinya.

"Anak-anak, jangan lari-lari! Nanti jatuh!"

Mendengarnya membuat anak kembar itu berhenti melakukan kegiatan berlari-lari nya lalu menatap sang kepala keluarga. "Maaf, Otousaan," cicit keduanya.

"Iya, gak papa, Nak. Omong-omong Okaasan dimana?"

"Tadi May liat Okaasan masuk ke pintu itu!" ucap anak perempuannya bernama May sambil menunjuk salah satu pintu yang Yoshi yakini adalah kamar tidur nya dan Karina nanti.

Yoshi terkekeh. "Masa, sih, Okaasan masuk pintu? Masuk ruangan, Dek."

May tersenyum malu. "Hehe, iya itu maksudnya."

Setelah mendapat informasi keberadaan istrinya dari sang buah hati, segeralah Yoshi menghampiri pintu polos itu. Dibukanya pintu tersebut menampilkan sosok Karina tengah menidurkan si bungsu di kasur mereka, Yoshi pun berjalan mendekat dan duduk disebelah Karina.

"Sayang, Niki tidur ya?" tanya Yoshi pelan, takut membangunkan putra bungsunya.

Karina menoleh mendapati suaminya yang kini tengah menatap putra bungsu mereka yang terlelap nyenyak lantas membuat wanita itu tersenyum dan mengangguk pelan.

"Iya, kecapean kayaknya."

"Kasian bungsunya Otousaan." Yoshi mengusap lembut surai Niki yang terlelap dalam tidurnya.

"Oh, iya, diluar ada tetangga baru kita. Pengen silahturahmi katanya, ayo kamu juga ikut."

Karina mengangguk mengerti. Setelah meyakinkan putra bungsunya benar-benar tertidur Karina pun mengikuti Yoshi bertemu tetangga baru mereka.

"Sayang, mereka baik, kan?" tanya Karina khawatir.

Yoshi menghentikan langkahnya, otomatis membuat langkah Karina juga terhenti. Yoshi menatap Karina yang menunduk. "Aku yakin mereka baik. Kamu jangan khawatir ya?"

"Aku usahakan."

***
A

walnya Karina merasa tenang karena perkataan suaminya itu benar, tetangga baru mereka benar-benar baik. Ada dua keluarga berkunjung kerumahnya bersama anak-anak mereka. Apalagi dengan seorang wanita yang dipanggil Umi oleh anak dari pasangan itu, benar-benar baik dan ramah.

Sedangkan seorang pria yang hanya datang bersama anak perempuannya ternyata sosok yang receh. Yoshi berkali-kali dibuat tertawa oleh pria itu. Karina pun merasa lega, berkat pria, yang belum Karina ketahui namanya itu, suana tidak secanggung yang dirinya pikiran.

Selang beberapa menit dari perbincangan mereka yang santai, Karina maupun Yoshi dibuat terkejut bukan main. Tetangga baru mereka yang lain ikut berkunjung, namun yang membuat keduanya terkejut ialah, yang datang bergerombolan alias banyak banget kayak satu RT di ajak.

Rumah baru pasangan Yoshi dan Karina memang luas, tetapi karena segerombolan itu datang, rumah terasa sempit. Apalagi anak-anak tetangga barunya itu berisik bukan main. Karina bingung harus apa.

Namun Karina kembali bersyukur, tetangga barunya yang lain juga ramah terhadap keluarganya, bahkan mereka membuat hidangan penyambutan atas kedatangan keluarganya. Karina sangat terharu. Setelah memperkenalkan diri masing-masing mereka dilanjutkan dengan acara mengobrol untuk lebih mengenal.

Begitu juga dengan anak-anak. Mereka gampang berbaur setelah perkenalan singkat tadi. Mungkin beberapa dari mereka ada yang masih canggung.

"Tadi nama kamu siapa?"

"Aku Wony."

"Aku Ruto hehe."

Komplek Cerah Bahagia | 2000 verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang