04

898 133 74
                                    

BRUK!




"Hayeon gak mau dilatih sebagai mafia!" Hayeon mendobrak pintu, ia berteriak.




Wonwoo dan Hannah langsung menghadap ke arah pintu. Mereka sama sama berdiri, terkejut melihat kehadiran si kembar yang tiba tiba begini.




Anak keduanya itu benar benar bertekad untuk tidak menjadi seorang mafia juga. Ia berjanji pada diri sendiri setelah melihat dengan jelas kejadian JR dan Wonwoo kala itu.




"sayang sudah, jangan membalas perkataan Hayeon dulu, ya? Biar aku yang tang . . ."




Baru saja Hannah menarik Wonwoo ke belakangnya, suaminya itu memotong pembicaraan, "kamu gak tahu lagi berurusan dengan siapa, nak"

Baru saja Hannah menarik Wonwoo ke belakangnya, suaminya itu memotong pembicaraan, "kamu gak tahu lagi berurusan dengan siapa, nak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayeon jadi tidak bisa diam. Ia menahan tangisan sambil memegang kening kepala. Rambut panjangnya yang tergerai sesekali diselipkan di belakang telinga.




"papa sadar gak sih? Papa over protektif. Hayeon sekarang 19 tahun, sudah bisa menilai sendiri seperti apa paman Hoshi itu. Gak perlu ambil langkah seperti ini, pa"




"papa over begini karn . . ."




Begitu ingin menjelaskan, Hayeon memotong ucapan Wonwoo, "karna dulu mama pernah disukain sama paman Hosh . . ."




"JEON HAYEON!" teriak Wonwoo.




Bentakan tersebut terdengar hampir ke seluruh sisi ruangan. Emosi Wonwoo meluap akibat Hayeon memotong pembicaraannya. Kali ini si kembar seperti tidak diajarkan sopan santun, seenaknya memotong pembicaraan orang yang lebih tua, apalagi ayahnya sendiri.




Hannah sebagai ibu yang tidak ingin anaknya merasa khawatir langsung berjalan menghampiri Hayeon. Saat ingin membawanya kembali ke kamar, air mata Hayeon jatuh.




Ia menangis.




"nggak usah, ma. Aku bisa ke kamar sendiri"




Tanpa menatap Wonwoo, Hayeon berbalik. Perlahan kakinya melangkah menuju kamar. Air matanya terus jatuh tanpa henti. Begitu sampai tepat di depan pintu, Hayeon justru berlari menuruni tangga.




Kali ini dirinya memutuskan untuk bermalam di luar. Tanpa membawa ponsel, tanpa mengabari siapapun. Bahkan Wooyeon keluar dari ruang kerjanya setelah mendengar mobil Hayeon melaju.




"pa! Hayeon pergi!"




Jalan raya yang gelap dan sepi. Suara petir menggelagar sedari tadi, tapi tidak mengurangi niat kaburnya tersebut.




Hawa dingin mulai terasa saat Hayeon menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Ia hanya memakai dress yang dipakai kerja pagi tadi.




𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶 [𝗘𝗡𝗗] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang