Gak vote, gak cantik. Gak komen, Gak keren.
***
"Menilai seseorang itu harus dari dalam."
***
*Flashback 1 tahun yang laluSuara tertawa menggelikan bergema ke penjuru ruangan. Suara itu berasal dari gadis cantik dengan kulit putih dan bibir merah merona yang tengah duduk di atas meja.
“Ih, geli, deh!” cecar Erysa.
'Dia asik dengan dunianya sendiri,' batin Nadira lesu sembari memegang wajah dengan kulit berminyak. Meski terlihat mengilap karena kulit berminyaknya, tetapi tak dipungkiri pori-pori pun terlihat besar. Karena kondisi kulit membuat jerawat dan komedo jadi lebih mudah muncul.
“Aku iri, wajah mereka begitu mulus." Nadira mengeluh sambil melepaskan kacamata.
“Eh, jelek, mau lo pake kacamata kek gak pake kek, tetep aja lo jelek?! Ups!” Gadis yang bernama Gelecia Saputri itu tampak senang setelah mengucapkan kata-kata yang begitu menancap ke hati Nadira.
Gadis jelek sekarang adalah Nadira. Gadis yang dulunya dipuji-puji dan diagung-agungkan oleh banyak orang. Namun, nyatanya saat hendak memasuki SMA perlahan kecantikan wajah luntur, pembuly-an terhadapnya pun tak bisa dielakkan.
Tak menghiraukan, Nadira mengambil ponsel yang berada di bawah meja, dinyalakan dan langsung saja membuka aplikasi berwarna merah muda.
“Tapi, kalo ditambah efek ig, cantik,” pujinya. Baginya memuji diri sendiri itu bagus, bisa menyehatkan pikiran, mental, juga hati. Dia masih bisa bertahan karena dirinya baru merasakan bully-an dan dicampakkan selama dua minggu. Dirinya yakin perlahan semua akan berlalu.
“Eh, hari ini kita jalan-jalan kuy,” ajak seorang gadis tak lain Vanessa Angela.
“Jalan-jalan? Ikut dong,” pinta Nadira spontan. Sontak saja ia langsung dilirik sinis oleh ketiga wanita tersebut.
“Emang, lu cantik? Kalau gak cantik gak bisa gabung sama kami, loh,” cecar Gelecia.
“Ya, ya, Gelecia, lu jangan gitu, dong ... Nadira mau ikut kita? Mau? Mau?” tanya Vanessa sembari menaik turunkan alisnya.
“Gak usah ikut, deh. Nanti nama geng kita kecoreng karena ada cewek jelek yang masuk ke geng kita!” Gadis yang tadi terdiam membuka suara.
Mendengar ucapan itu mata Nadira berkaca-kaca. Ia menatap tak percaya pada orang yang berbicara tersebut. 'Kakak ... sampai kapan kamu gak ngakuin aku sebagai adik kamu? Sampai kapan kamu kek gini?'
Perubahan wajah dari Ersya begitu membuat diri Nadira terpuruk. Pasalnya mereka tak sama-sama cantik, tetapi kecantikan layaknya tertukar. Bukan kecantikan saja. Namun, juga nasib.
Perubahan wajah Ersya juga mengubah semua sikapnya. Kini, seorang Kakak yang teramat ia sayangi menjadi sangat menyeramkan.
***
Ersya sudah pergi, begitu juga Alvin hak itu membuat Nadira begitu lega.
"Hai, Kak Lia salam kenal. Aku Astarla salah satu pengikut IG Kakak," ucap seorang gadis berkulit sawo matang.
Nadira tak menyahut ia menatap lama tiga gadis di samping Starla, jiwa Insecure-nya bangkit ada perasaan iri ketika melihat gadis itu.
“Kenalin ini temen-temen aku Rosalinda, Dede, sama Reva,” terang Starla yang membuyarkan tatapan Nadira.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Triple A
Teen FictionSemua orang pernah berada di fase sering insecure. Entan itu karena sering di-bully atau dibanding-bandingkan dengan anggota keluarganya sendiri bahkan orang lain. Hal itu pun di rasakan oleh Nadira. Kecantikan itu seperti mata dunia. Tak cantik art...