chap 3

959 100 15
                                    


HAPPY READING!!!


warning!! lil angst!!




















"Kkkkk jangan bohong tanda²keluhan mu mirip sekali dengan orang hamil " ujar jungkook santai dengan nada mengejek

Taehyung berjalan cepat keluar rumah sakit tersebut dengan perasaan dongkol karena kejadian beberapa menit lalu. Bagaimana tidak seorang dokter gila itu menuduhnya pihak bawah, pihak yang ditusuk, Tanda-tanda kehamilan, dan lain sebagainya yang membuat nya semakin kesal. Padahal ia hanya masuk angin biasa 

"Sial! Sial! Sial! Dokter bodoh aku bukan pihak bawah aku ini dominan! " Ujar tae dengan nada jengkel

"Lihat saja dokter itu, kapan tidak jumpa lagi kuberi pelajaran untuknya" Taehyung menbanting pintu mobil dengan sangat kencang membuat orang sekitaran diparkir menatap nya

Tak peduli ia langsung menancap gas mobilnya menuju apartemen nya, omong omong ia mendapat waktu libur sehari jadi ia bisa berleha-leha hari ini

"kenapa dengan wajahmu? kok senyam senyum daritadi" Tanya Yoongi saat melihat jungkook yang sadari tadi tertawa tidak berhenti
"Ah? Apa? Aku tidak" Jawabnya gagap
"Itu kau tertawa sendiri seperti orang gila"
"Aish mana ada. Kau tau aku baru dapat pasien pria"
"Lalu? Kau mencabuli nya? "
"Sialan! Bukan begitu. Dia mengaku dominan tapi hahhahahah "
Oke Yoongi kesal "terserah mu. Tidak jelas!! " yoongi langsung berlalu begitu saja mengabaikan teman seperdokterannya itu yang masih terbahak-bahak

"jung bagaimana dengan jiyoon?" 

"apanya yang bagaimana?"

"jangan pura-pura bego deh"

jungkook menghela nafasnya sejenak terdiam merangkai kata-kata yang pas udah dijelaskan, ia menatap keluar jendela yang menampilkan air mancur di samping cafe tersebut 

"ya gitu-gitu aja hyung, jiyoon dengan segala keinginan yang harus dituruti. apalagi bulan lalu dia udah wisuda dan mau ditempatkan di pekerjaan di rs yang sama kayak kita" 

yoongi paham betul bagaimana orangtua jungkook yang selalu berlaku tidak adil untuk dua kakak beradik itu. meskipun jungkook anak pertama di keluarga jeon namun dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orangtuanya. sekalipun ia dibiayain kuliah namun semua harus diimbangin dengan kerja kerasnya dalam meraih prestasi

"jadi ayahmu ngizinin?" 

"ya pasti ngizinin dong hyung. apalagi ayah kenal dekat sama prof. Dr.kim" 

"oh ya omong-omong dari isunya dr.kim itu punya putra tunggal loh" 

"ya terus?" 

"aku penasaran deh hyung, siapa ya? kok ga pernah keliatan gitu"

"ya ga gatau"

"apa wajahnya burik, dekil, kucel, kumel, terus pesek, pendek atau dia jenggotan parah atau atau dia berperut buncit kayak patrik?" jungkook dengan segala pemikiran anehnya adalah hal lumrah bagi yoongi 

"sudah sudah imajinasimu terlalu over bocah" 

"jangan jelek-jelekin orang kayk gitu siapa tau nanti jadi jodohmu"

"iuuuwww sorry-sorry aja ni yee type idaman gue mah kayak V bts" 

"sekarepmu bocah"  



time skip~

Kakinya diseret melangkah menuju kediamannya yang sudah di tempati sejak 2 tahun lalu, apart sederhana namun masih layak digunakan berada di kawasan gangnam hill, sepengetahuan banyak orang memang kawasan apart dan perumahan disini terkenal sangat elite namun masih tetap ada kok yang sederhana-sederhana. 

sampai di dalam apartnya ia segera memberihkan tubuhnya dan memakai baju tidur wajahnya terasa lebih ringan dibanding tadi karena semua debu-debu mungkin sudah menghilang, terasa lebih fresh lalu menuju dapur mencari makanan instan yang mudah dimasak 

"oh masih ada ramen" kok dokter makan ga sehat. hell dokter juga manusia biasa yang doyan makan-makanan instan apalagi soal mie dan makanan pedas

selesai masak ia duduk di balkon yang sudah tersedia kursi santai dan meja kecil disana, terhampar langit sore lembayung kemerah-merahan yang cantik, ia tersenyum hangat menatapnya ada rasa tenang dalam dirinya. meskipun ia terkadang merasa kesepian di apart sendrian namun tidak menutup bahwa ia juga jauh lebih senang sendiri dibanding tinggal dengan orangtuanya dan adiknya yang seenaknya saja. 

'ma pa akhirnya aku bisa mandiri' 

'anak kecil yang dulu sering kali kalian pukul akhirnya udah bisa hasilin uang sendiri, udah bisa biayain kehiidupannya sendiri'

'ma pa, sampai kapan kalian pilih kasih ke abang?'

tanpa sadar airmatanya sudah menetes sejak batinnya terus-terusan berbicara, kenangan pahit saat ia tinggal bersama keluarganya kembali teringat lagi. segala cacian saat ia tidak bisa mendapatkan peringkat di sekolah, pukulan yang sering didapatkan semasa kuliah karena ia tidak mampu mendapatkan ipk yang sempurna bahkan pernah tidak dikaish makan seharian karena adiknya yang jatuh dari sepeda. segala hal yang buruk dilakakukan adiknya maka ialah yang menanggungnya. 

mata bulat yang jernih itu perlahan tertutup karena rasa kantuk yang menyerang, ditambah tubuh lelah seharian diajak kerjasama

'terimakasih pada diriku yang mampu bertahan sejauh ini'

At Another Place 

"jadi bagaimana boy?" pertanyaan itu sudah ditanyakan yang ke 3 kalinya ini namun jawaban belum juga di dapatkan sang kepala keluarga. jengah sekali menatap putranya yang hanya bisu. padhaal sudah mau menuju kepala 3 seorang captain pilot lagi ditambah jam terbangnya sudah tinggi tapi jika dihadapkan dengan menikah pasti selalu berkelit

"C'mon boy papa juga ingin melihatmu menikah"

"nak" suara mamanya menginterupsi 

"pa apa ga bisa ditunda dulu?"

"sudah kuduga kau tidak juga siap dengan hal ini"

"ingat perjanjian kita 5 tahun lalu?" 

"iya aku ingat tapikan aku masih kerja pa"

"terus apa menikah menggangu pekerjaanmu? apa lagi yang kurang?"

aku belum siap pa" ujarnya tegas

sekali lagi dia ingin memberontak dari kekangan sang papa

"kali ini tidak bisa. kau harus mengikti perkataan papa tae" 

"besok malam kita adain pertemuan dinner dengan keluarga jeon" 

"ta-

"tidak ada bantahan apapun" kim daehoon langsung bangkit dari kursinya dan meninggalkan meja makan

sang ibu menatap putranya dengan rasa iba, suaminya itu memang keras kepala bahkan egois juga. sudah berkali-kali eunsool memberikan pengertian kepada daehoon untuk tidak terus-menerus menyetir sang anak  biarkan taehyung memilih pasangan hidupnya sendiri, menentukan kemana arah hidupnya. 

"sabar ya sayang. mama janji akan bicara lagi ke papamu ya" taehyung hanya mengangguk dan pamit keluar sebentar 

otaknya terasa penuh, semua beban pikiran pasti sellau bertambah jika sudah pulang kerumah. 





















tinggalin jejak okee ⭐👈

When I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang