Dream

248 18 5
                                        

Hope You Like it!
~Happy Reading Na~

Terhitung sudah 1 Minggu ini aku mengalami mimpi yang sama. Bermimpi bertemu seorang anak laki lakinya taman belakang rumah sakit ini. Anak laki laki itu sepertinya seumuran dengan ku, tapi aku tidak tau pasti, tapi tinggi antara aku dan dia hampir sama kok. Jujur saja anak laki-laki itu memiliki perawakan yang tampan, memiliki hidung manjung dan senyuman yang menawan tapi wajahnya selalu pucat dan terlihat sedih? Aku selalu bertanya-tanya alasan mengapa aku selalu memimpikan anak laki laki itu.

Pagi ini entah mengapa aku merasa sangat bosan terus berbaring di ruangan bernuansa putih dengan wangi obat obatan yang khas ini. Rasa bosan ku kali ini terus mengundang jiwa ku untuk memberanikan diri bertanya dan meminta izin pada suster Mita yang merawat dan menjagaku selama aku dirawat disini agar diperbolehkan pergi keluar untuk sekedar menghirup udara segar.

Aku tidak tau mengapa kakiku memilih berjalan menuju taman kecil dibelakang rumah sakit ini. Aku memang pernah pergi kesini bersama suster Mita, saat itu adalah jadwal terapi yang pertama. Jadi suster Mita mengajakku berkeliling rumah sakit dan kemudian taman ini menjadi tujuan terakhir kami. Dan semenjak itu aku sering mengalami mimpi yang sama, mimpi bertemu dengan anak laki laki itu di taman ini. Iya! Anak lagi lagi yang aku bicarakan tadi. Didalam mimpiku, kami tidak membicarakan apa apa, kami hanya duduk bersama di kursi putih yang di taman ini.

Suster Mita membantu ku duduk di kursi putih di taman ini ketika aku mengatakan kepadanya bahwa aku ingin duduk di sini.

"Dek, sus kedalam sebentar gapapa? Sus kebelet pipis nih" izin nya pada ku

"Ah iya sus, silahkan"

Seperginya suster Mita, aku menikmati suasana di taman ini, sejuk sekali, buaian angin menyentuh kulit ku dan menggoyangkan tanaman-tanaman kecil serta rerumputan di taman itu. Saking nyamannya, aku menutup kedua mataku menikmati setiap hembusan angin yang menabrak kulitku. Kemudian, tepukan pada pundak ku membuatku tersentak dan segera menolehkan kepala ke sisi kananku dimana sosok yang menepuk pundak ku berdiri.

"K-k-kamu?" gagap ku. Otakku kesulitan memahami situasi ini

"Kamu nyata?" Tanyaku tak langsung

Dia mengangkat bahu "Apa maksudmu?" Tanyanya bingung. Sepertinya aku membuatnya bingung dengan ucapanku tadi. Tapi aku juga bingung!

"Tidak, lupakan saja" Ucapku berusaha mengalihkan topik. Ku lihat ia mengangguk kepalanya dan mendudukkan dirinya disebelahku

"Siapa namamu?" Tanyanya kepadaku begitu saja tanpa mengulurkan tangannya

"Teluk, kamu bisa memanggilku Teluk" Jawabku

Dia menganggukkan kepala "Mateo" ucapnya kemudian. Dan kurasa dia menyebutkan namanya. Iya kan? Aku tidak salahkan? Lalu aku ber-oh-ria.

"Senang bertemu denganmu" Ucapku lagi dan dibalas anggukan kepala LAGI olehnya.

Hening beberapa saat karena tidak ada satupun diantara kami yang kembali bersuara. Karena keheningan dan kecanggungan yang kami ciptakan, tanpa sadar kami menoleh bersama, saling menatap beberapa menit kemudian saling melemparkan senyuman

"Apakah kamu keluarga salah satu pasien disini?" Tanyaku memecahkan keheningan

Kulihat dia menggeleng dan sedetik kemudian kepalanya di tundukan dan dia terlihat sedih.

"Kamu tau tidak? sebenarnya dunia ini begitu indah. Tapi, untuk menjalankan hidup di dunia ini, kita tidak selalu merasa manisnya hidup kan tapi juga merasakan pahitnya kehidupan. Kamu tau? Sejak kecil orangtuaku selalu berlomba lomba untuk pulang larut malam jadi mereka tidak pernah selalu ada waktu menemaniku. Sampai-sampai mereka tidak tau jika aku sakit"

"Kamu sakit?" Tanyaku tapi dia menggeleng

"Tidak lagi" Katanya sembari tersenyum

Keningku berkerut, aku bingung sekarang.

"Aku tau kamu sedang menjalani terapi saat ini"

"Kamu tau?"

"Iya, aku tau, jadi aku mau kamu selalu kuat. Aku mau kamu tetap berjuang ya karena orang orang di sekitarmu sangat menyayangimu. Jangan seperti aku" Ia tertunduk. Raut wajah nya kembali sedih

Dia ini kenapa sih pikir ku, kenapa sedikit-sedikit sedih terus?

"Apa maksudmu?" aku bertanya dengan sungguh-sungguh. Maksudnya aku serius bertanya, siapa tau itu jawaban dari pertanyaanku dari tadi.

"Aku sebelumnya juga seorang pasien disini. Aku, aku" Dia diam kemudian menatapku

Karena dia menatapku dan diam saja, jadi aku juga diam dan balas menatapnya. Tidak salahkan?

"Aku, mengidap penyakit kanker otak sama seperti kamu, dan saat itu, adalah terapi ku yang ke lima, tapi rasanya aku benar benar tidak sanggup lagi, dan aku memilih menyerah" Dia menghela nafas

Aku tetap menatapnya

"Mengapa kamu memilih menyerah?" Tanyaku

"Karena saat itu aku berpikir jika tidak ada yang menyayangiku. Kupikir ayah dan ibuku lebih mementingkan pekerjaan mereka dari pada menemaniku, ternyata aku salah, salah sekali. Selama ini ayah dan ibuku bekerja sangat keras agar aku bisa menjalani terapi sebelum kanker otakku menyebar tapi aku salah mengartikan kerja keras mereka saat itu. Didetik terakhirku aku memilih menyerah dan membuat semua kerja keras yang ayah dan ibuku berakhir sia sia" jelasnya

"Tapi kamu, kamu masih punya waktu,  aku tau ayah dan ibumu juga sibuk dan hanya suster Mita yang menemani kamu. Tapi aku ingin kamu percaya pada mereka bahwa apa yang mereka lakukan juga untuk kebaikanmu. Ayah dan ibumu benar benar sayang padamu" lanjutnya lagi. Kali ini dia tersenyum kepadaku

"Teluk, dengar suara ibu nak"

"Teluk, ayah dan ibu di sini"

"Kamu dengar? Mereka memanggilmu, mereka ingin kamu kembali"

"Kembalilah" Ucapnya yang kemudian ada cahaya putih yang begitu terang menusuk mataku dan detik itu pula aku terbangun dari tidurku. Ternyata itu tadi hanyalah mimpiku. Melihat aku sadar, ayah dan ibuku memelukku begitu erat

"Mengapa tidur begitu lama sayang? Apa mimpimu begitu indah sehingga kamu tidak ingin bangun huh?" Tanya ayahku

"Ayah dan ibu menyayangiku kan?" Tanyaku tiba tiba. Aku seperti ingin memastikan

"Kamu meragukannya?" Tanya ibuku

"Kami menyayangimu" Ucap ayah dan ibuku bersama yang kemudian memeluk lagi

"Kamu membuatku kembali memiliki semangat untuk tetap berjuang dan tetap menikmati indahnya dunia seperti yang kamu katakan. Aku janji tidak akan menyerah" Batinku

Terima kasih sudah singgah di mimpi ku, semoga kamu dalam kedamaian. Aku tidak akan melupakan mu- Teluk

-End-

Dream [OneShoot MG Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang