1. Awal musim semi

3 0 0
                                    

"Jingyi, menurutmu apa aku harus menambah adegan di bagian ini?"

Seorang gadis berhanfu ungu duduk menyandar ke dinding. Mata ungunya yang cemerlang fokus ke tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Ia mencelupkan kuas ke tinta, bermaksud akan menulis. Namun, selalu batal karena ia kekurangan ide.

"Nona, tulisan Anda sempurna, apa masih ingin ditambah lagi?" Pelayannya, Jingyi, menanggapi dengan senyum. Ia sudah duduk di samping nonanya selama setengah hari, menemani sambil mengaduk tinta.

"Aku rasa sebelum Yizhuo bertemu Sicheng, seorang gadis menyukai Sicheng dan ingin menikah dengannya. Sicheng menolak, tapi gadis itu bersikeras. Lalu Yizhuo tahu dan salah paham lalu ia memukul gadis itu."

"Nona, ini akan menjadi kisah perselingkuhan terbaik." Jingyi menanggapi lagi.

Wu Qian terdiam sejenak. "Benar juga. Alurnya juga akan semakin panjang karena hadir gadis itu. Terima kasih, Jingyi. Tanggapannu sangat berharga. Sekarang aku hanya perlu mengemas ini dan mengirimnya ke Toko Hong."

Jingyi bangkit dari duduknya. Ia mengambil kain berwarna ungu dari lemari. Setelah Wu Qian selesai menulis nama di sampul buku, Jingyi menggunakan kain ungu untuk membungkusnya.

"Jingyi, saat kau bertemu Tuan Hong, tanyakan padanya tentang penjualan buku terakhir kali," pesan Wu Qian sebelum pelayanannya meninggalkan ruangan.

Wu Qian menghampiri jendela. Kelopak-kelopak merah muda memenuhi halaman kediamannya. "Ini adalah musim semi terbaik," gumam gadis itu dan tersenyum.

Hanya dalam waktu satu bulan, tulisannya selesai. Wu Qian benar-benar bangga pada dirinya. Musim semi tahun ini akan penuh haru karena buku terbarunya yang berjudul 'Di Bawah Sinar Purnama'. Hanya sampai Jingyi kembali, ibu kota akan gempar dengan cerita terbaru penulis Xiao Yue.

🌸🌸🌸

"Wu Qian, Ibu khawatir karena kau seharian di kamar. Apa semua baik-baik saja?"

Ketika tiba di ruang makan, Wu Qian disambut kekhawatiran ibunya. Gadis itu tersenyum kemudian mengambil duduk. "Semua baik-baik saja, Ibu. Putri ini hanya membaca buku."

"Baiklah. Musim semi sudah dimulai, Ibu harap kau bisa memenuhi undangan dari Nona Bai."

Wu Qian mengambil gulungan surat di depannya. Acara minum teh adalah ajang para putri bangsawan untuk memamerkan perhiasan dan bakat. Wu Qian terkekeh pelan. Sebenarnya ia muak datang ke acara semacam itu, tapi Nona Bai sudah bermurah hati mengundangnya. "Baiklah, Ibu. Putri ini menerima undangan dari Nona Bai."

"Undangan minum teh?"

Saat sebuah suara menyahut, dua perempuan di meja menoleh bersamaan.

"Kau rupanya," ucap Nyonya Wu. Senyum menghiasi wajahnya yang mulai berkeriput.

"Putri ini memberi salam kepada Ayah." Wu Qian bangkit dari duduknya untuk memberi salam. Setelah salamnya diterima, gadis itu kembali duduk.

"Aku baru saja kembali dari istana dan aku membawa berita baik. Kaisar ingin putri sulung kita, Wu Qian, menikah dengan Putra Mahkota."

Wu Qian terdiam. Pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan setelah ia menikah dengan Putra Mahkota. Bukan hanya tanggung jawabnya yang bertambah, tapi waktunya yang tersita sehingga tidak ada kesempatan menulis cerita. "Ayah, sungguh kabar yang baik, tapi Putri ini memiliki banyak kekurangan, sehingga tidak pantas bersanding dengan Putra Mahkota."

Blue Sky LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang