00

901 39 0
                                    

"Jaehyun"

Pria tampan- ah bahkan sudah berumur tapi masih sangat menawan itu mengalihkan atensi nya pada laptop yang sedang ia pangku menatap pasangan hidupnya yang sedang memakai skincare rutinitas sebelum tidur  begitu katanya

"Besok aku ingin bertemu putra tampan ku, aku rindu sekali antarkan aku ya"

Jung Taeyong.

Jaehyun tau alasan Taeyong selalu mengunjungi Jeno adalah untuk memastikan apakah jaemin- pasangan putranya itu sudah hamil atau belum.

Ia paham dirinya dan Taeyong ingin segera menimang cucu, tapi apa boleh buat jika tuhan belum berkehendak sudah berjalan 2 tahun pernikahan anaknya tapi ia belum diberikan cucu

"Tidak rindu dengan menantu mu juga?"

"Haaaah~"

Jaehyun menyatukan alisnya saat mendengar helaan napas Taeyong "ada apa sayang?" Tanya jaehyun berpura - pura tak paham

Tak jarang jika mereka mengunjungi rumah anak dan menantunya kata - kata Taeyong selalu sarkas pada jaemin, selalu menyindir nya mengapa saat ini ia belum di berikan cucu

Padahal yuta- ayah dari jaemin  terlihat biasa saja yang penting putra manis nya bahagia atas pernikahan nya soal cucu itu adalah bonus dari yang kuasa

Taeyong berjalan menghampiri jaehyun, merebahkan dirinya sambil memeluk sang suami untuk bersandar di dada bidang jaehyun

"Letakkan laptop itu, sudah malam hyunie kita istirahat ya" ujar Taeyong sambil mengecup bibir jaehyun sekilas

Jaehyun hanya tersenyum sampai pipi cacat nya menimbulkan dua lubang manis yang sampai saat ini masih menjadi candu bagi Taeyong

Taeyong memainkan jari nya di atas dada jaehyun menggambar pola abstrak

"hyunie, bagaimana kalau jaemin itu tidak akan bisa mempunyai anak?"

Pertanyaan Taeyong justru membuat mata jaehyun yang tadinya terpejam menjadi kembali terbuka

"Haaaaa aku ingin sekali mempunyai cucu jaehyunnnn aku sangat iri dengan ten, bahkan ia selalu bermain dengan chenle dan selalu menolak ajakan ku untuk shopping"

Jaehyun menghela napas pelan, dibelai nya rambut Taeyong lalu mengecup ujung kepala nya

"Sab-"

"Iya iya kita harus bersabar, tapi sampai kapannnn?"

"Hey, sayang lihat aku anak itu titipan dari Tuhan mungkin Tuhan mau Jeno dan jaemin untuk menghabiskan umur muda mereka, bahkan mereka masih 26 tahun masih sangat muda bukan? Bersabarlah oke?"

Jaehyun menangkup pipi Taeyong lalu mencuri kecupan sekilas "-dan ya, kau dan Ten bukan kah sudah sangat berumur untuk selalu shopping hahaha"

Taeyong makin menggembungkan pipinya "kau saja yang tua, aku awet muda"  katanya sambil mengeratkan pelukannya

"Lucu sekali"

Chup

Dicium puncak kepala Taeyong

"Good night darl"

🌱🌱🌱

Jaemin menggenggam testpack ditangannya, lagi - lagi garis satu sudah 2 Minggu setelah ia dan Jeno bercinta jaemin hanya ingin mengecek nya namun nihil hanya garis satu yang muncul

Ia membuang testpack itu lalu keluar dari kamar mandi, ia hanya ingin menyempurnakan pernikahan nya dengan Jeno, walau ia tau Jeno akan tetap disisinya dan tidak terlalu mempermasalahkan hal itu

Sang ayah pun sama, yang terpenting dirinya bahagia begitu katanya, tapi tetap saja ia harus memberikan cucu kepada mertuanya mengingat Taeyong amat sangat menginginkan menimang cucu

"Kenapa lama sekali hm?"

Jaemin menghampiri Jeno yang terduduk di tepi ranjang dan langsung duduk dipangkuan nya

Jaemin menggeleng "hanya buang air"

Jaemin mengelus rambut jeno sekedar merapikan rambutnya yang semakin kesini semakin panjang

"Jangan dipotong ya"

Alis Jeno terangkat satu, mengecup bibir jaemin

"Biarkan sedikit gondrong dan jangan diwarnai biarkan tetap hitam"

Jeno tertawa oh God  mengapa imut sekali seorang jaemin ini  "nanti kau malah semakin jatuh cinta dengan ku, bukan begitu?"

Jaemin tersenyum, jauh dilubuk hatinya ia sangat bersyukur bisa hidup bersama Jeno bahkan ketika dibangku kuliah ia tak menyangka bisa menjadi pacar dari seorang Jung Jeno sang  presiden kampus

"Kita tidur?" Tanya jaemin yang belum berhenti memainkan rambut jeno

"Kau ingin praktek pelajaran anak SMP tentang bab reproduksi sayang?"

Jaemin yang mendengar itu langsung memukul bahu Jeno, pipi nya menjadi merah dan jantung nya berdegup keras

Oh ayolah, mereka bahkan sudah dua tahun menikah tapi mengapa jaemin masih saja merasa seperti baru pertama kali

Jeno tertawa keras saat melihat jaemin yang entah kenapa selalu malu, padahal mereka sudah sering melakukan nya.

Soal anak, jujur Jeno ingin memilikinya tapi disatu sisi ia juga senang mereka belum memiliki anak karena Jeno masih senang melakukan rutinitas malam pertama dengan jaemin

Karena kalau jaemin hamil, ia tau jatah malam nya akan berkurang-

Oke stop Jung Jeno.

Bukan Jeno berdoa tidak dikaruniai anak, tapi ia setuju yang yuta katakan anak itu adalah bonus dari yang kuasa

Masih tertawa atas kelakuan jaemin, Jeno mencium pipi berisi jaemin "baiklah ayo kita tidur"

Jeno merebahkan jaemin dengan hati - hati disampingnya, tak lama Jeno mendekap jaemin yang selalu membuat jaemin merasa tenang

"Malam, sweetie".



















































Halo hehe

Ini book pertama ku ya, maaf kalau kurang sweet atau terlalu berantakan kata2nya

Kalau rame aku lanjut hehe

Terimakasih,
Jangan lupa bahagia💚

MISTAKE [Nomin ft Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang