06

5 2 0
                                    

"Vina pulang~" ucap gue berjalan gontai memasuki rumah.

"Ini rumah kagak ada penghuninya ya?" Gumam gue.

"Udah pulang?"

"Anjir setan!" kaget gue kaget.

"Apa kamu bilang barusan?" Tanya om Rei yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Maaf om saya kaget" ucap gue lalu menundukkan kepala.

"Hmmm.. Ganti baju sana, tante kamu udah berangkat dari tiga puluh menit yang lalu. Dan bakal pulang malam"

"Lahh kok bisa?"

"Ya bisa lah, anaknya juga ikut soalnya setelah selesai acara arisan mereka makan malam diluar sama suami tante kamu"

"Lah terus gue makan apa?" Gumam gue.

"Kenapa?"

"Gapapa om" jawab gue dengan wajah melemas.

"Jadi sementara saya yang jaga kamu sampai tante sama om kamu pulang"

"Hah?"

"Kenapa? Keberatan?"

"Eh nggak kok, ya udah saya ganti baju dulu" ucap gue lalu langsung menuju kamar.

****

"Saya rasa latihan kita sudah cukup hari ini" ucap om Rei.

"Huaaaa cape banget, lapar" rengek gue

"Mau makan di luar?"

"Nggak ah males keluar"

"Ya udah kalau gitu kamu masak sendiri aja"

"Nggak mager"

"Ya udah persen online aja"

"Om yang bayar ya?" Tanya gue seraya memasang wajah memohon.

"Iyaa"

"Yeyyy!! Makasih om" ucap gue lalu refleks memeluk om Rei. Anjrot gue ngapain.

Buru-buru gue langsung lepas pelukan gue, tiba-tiba gue jadi canggung banget. Malu juga anjir!

"Ya udah saya mandi duluan ya om" ucap gue kaku.

"Kenapa nggak bareng aja?" Hah? Gimana? Gue nggak salah denger nih?

"Hah? Gimana?"

"Nggak bercanda, saya pinjam kamar mandi yang bawah ya"

"Ohh iya om, silahkan"

Tiba-tiba om Rei mendekat ke arah gue, gue terpaku dia agak menunduk dan "Jangan panggil saya om".

"Hah?"

"Just call me daddy" bisik om Rei ditelinga gue. Oh shit! Mati gue mati. Lalu dia keluar dari ruang olahraga.

*****

Setelah selesai mandi gue dan om Rei nunggu makanan yang kami pesan online di ruang keluarga. Kami sama-sama sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Vin?" Panggil om Rei.

"Kenapa om?" Tanya gue tanpa mengalihkan pandangan gue dari hp.

"Kamu pake parfum?"

"Enggak"

"Kok harum banget?" Tanya om Rei dan mulai mendekat ke gue. Gue kaget dan langsung menjauh kan badan gue, tapi tetep aja ga bisa udah mentok di ujung sofa gue.

Om Rei mengendus bau badan gue dan lebih parahnya lagi dia mulai memeluk gue dan mendekatkan wajahnya dileher gue. Geli woi! Ini gue harus gimana.

"Om!" Seru gue.

"Call me daddy baby" ucapnya berbisik ditelinga gue. Gue merinding.

Nggak berhenti disitu, sekarang om Rei mulai mencium leher gue. Tolong woi! Ini gue berduaan doang sama dia.

Tiba-tiba bel berbunyi. Seketika om Rei menghentikan aktivitasnya. Aman gue!

Om Rei berdiri dan berjalan menuju pintu utama, ternyata pesanan kami udah nyampe. Gue udah nggak sabar pengen makan.

Om Rei menghampiri gue dengan membawa kantong plastik. Gue langsung berdiri dengan antusias menuju dapur.

"Etsss tunggu dulu" ucap om Rei menghentikan langkah gue.

"Sini dulu"

"Kenapa?"

"Udah sini aja dulu" perintah om Rei. Gue nurut aje lah, dari pada kagak dikasih makan.

"Boleh nggak saya cium kamu?"

Tbc....
Si om kalau mau cium mah cium aja, nggak usah pake nanya:v

Om! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang