02 : Maybe, I need you.

84 11 20
                                    

Hari berjalan seperti biasanya. Namun, yang berbeda kali ini adalah Junhoe. Wajahnya begitu muram dan penuh kerutan di dahi. Kedua alisnya menukik dan napasnya menggebu penuh amarah. Semua itu adalah hasil dari tugas baru yang diberikan dosennya setelah kurang lebih satu setengah jam mengurung dirinya di kelas.

"Pak Tua itu, selalu saja memberikan tugas yang gak manusiawi."misuh Junhoe di sudut tangga koridor fakultas ilmu komunikasi. Moodnya begitu buruk, jadi jangan coba mengajaknya berbicara atau dia akan mengamuk di hadapanmu.

"Junhoe..!"

Oh, tidak. Siapa yang berani mengganggu Junhoe di saat seperti ini?

"Junhoe..!"

"Pergi. Gue lagi gak mau diganggu!"

"Jun.. Junhoe..!"

"Gue bilang pergi ya pergi! Budeg lo?!"

"Koo Junhoe!"

Sudah cukup, Junhoe tidak tahan lagi. Tanpa berpikir panjang, Junhoe mengambil asal kaleng bekas minuman yang tergeletak di jalan, kemudian ia berbalik dan melemparnya pada orang yang memanggilnya tadi. "MAMPUS LO!"

PLETAAK

"Aw.. sakit!"

Junhoe tersenyum puas melihat lemparannya tepat sasaran. Nampaknya orang itu telah mendapat pelajaran yang berharga tentang memberikan privasi pada orang lain. Bahkan, dari keningnya mengalir darah segar. Matanya yang coklat pun ikut mengeluarkan air mata. Tapi tunggu, mata coklat? bukankah itu..

"YUJU!.."

Junhoe berlari dengan sigap menghampiri Yuju. Syukurlah Junhoe sadar tepat waktu, kalau tidak Yuju sudah terjatuh di lantai karena tidak sadarkan diri.

"Yuju.. Ju.. bangun. Ju.."Junhoe menepuk-nepuk kedua pipi Yuju, namun sayang tidak ada reaksi yang diberikan. Akhirnya Junhoe menggendong Yuju dan membawanya ke unit kesehatan.

Beruntung unit kesehatan sedang sepi, jadi Yuju bisa mendapatkan pertolongan lebih cepat. Junhoe membaringkan Yuju di ranjang, kemudian memanggil petugas kesehatan agar segera mengobati Yuju. "Bu, tolong! Teman saya kepalanya berdarah!".

Tidak lama seorang ibu petugas kesehatan datang untuk mengobati luka Yuju, "Lukanya cukup dalam. Apa yang terjadi sampai dia bisa seperti ini?"

"S-saya.. gak tahu, bu. Saya nemuin dia udah kayak gini."Junhoe berbohong, jelas-jelas ia yang menjadi penyebab luka Yuju. Namun apa daya, Junhoe hanya takut masalahnya menjadi besar kalau sampai ada yang tahu kejadian sebenarnya.

"Syukur kamu cepat bawa dia ke sini. Lukanya jadi bisa cepat diatasi. Setelah dia diobati, kamu jaga pacarmu baik-baik ya.."

"P-pacar?.."

"Iya.. kamu pacar gadis ini, kan? Saya lihat kamu begitu khawatir padanya, jadi saya pikir kamu pasti pacarnya. Kalian terlihat sangat serasi menjadi pasangan kekasih."

Pacar? Bulan depan saja Yuju sudah mau menikah. Bagaimana bisa Junhoe menjadi kekasih hati dari gadis itu. Tapi jika diberi kesempatan, apakah Junhoe pantas bersanding dengan seorang gadis cantik dan baik hati seperti Yuju?

LOVE SCENARIO | KJH × CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang