Hari ini langit tak mau bersahabat. Kabut hitam menghiasi cakrawala. Aku yang tengah bercermin di dalam kamar, merapikan kerudung yang ku gunakan. Aku sudah siap-siap untuk pergi ke kampus, aku selalu semangat dengan kondisi apa pun, karena bagiku waktu adalah kesempatan.
Aku menatap langit dengan awan hitam yang menyelimuti, aku benar-benar khawatir akan turun hujan, dan tidak salah lagi beberapa menit kemudian hujan mengguyur bumi dengan rintikan-rintikannya seolah bernyanyi dengan begitu gembira. Ada kekecewaan dalam diri ini, kenapa Tuhan turunkan hujan disaat aku sudah siap dan mau berangkat.
Aku menatap adek laki-laki ku yang tengah duduk.
"Berangkat nanti kalau dah reda ya, mbak Ryka." Ujar Hafidh adek laki-laki ku.
"Iya." Jawab ku singkat.Kita tetap setia menunggu hujan reda, akhirnya hujan agak reda namun sayang belum 10 detik reda langsung deras lagi bahkan lebih deras dari sebelumnya. Wajah ku terlihat cemberut dan bingung akan keadaan ini.
"Hujan, kenapa kau hadir diwaktu yang tidak tepat, aku mau berangkat, sekarang ada pertemuan penting dengan senior." Gerutu ku menyalahkan hujan.
Setelah lama menunggu, yang tadinya hujan lebat menjadi rintikan.
"Ayo berangkat!" Ajak ku pada Hafidh.
"Ini masih hujan." Jawabnya
"Tapi ngak deras, ayo berangkat nanti aku telat!"
"Tapi nanti kamu basah kuyup."
"Ngak papa yang penting sampai disana ngak telat."
"Ya sudah ayo..... bawa payung biar ngak terlalu basah." Tintah adek ku.
"Iya bawel." Jawab ku yang emosi ini sudah tidak stabil gara-gara hujan.Ditengah perjalanan aku terlihat kesulitan membawa payung diatas motor yang diterpa hujan dan angin. Baju Hafidh adik ku basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Balik Sakral
Teen FictionKisah ini adalah menceritakan perjalanan seorang gadis yang mulai merasakan jatuh cinta, namun selalu ditutupi oleh perasaannya sendiri.