04. heart rate

7 5 0
                                    

"tuan, kita dapat sebuah ancaman dari gangster semalam." ucap S dengan nada khawatir.

"ekhemmm." teguran jaehyun yang mencoba mengalihkan suara S yang berbicara terlalu besar, ia sangan takut jika nadia mendengar pembicaraannya.

"ya, saya tau pelankan suaramu sedikit saja!" ucap jaehyun dengan nada tegas terhadap S untuk mengalihkan dan tidak membuat nadia curiga dengan tingkahnya.

"maafkan saya tuan, saya baru saja mendapat ancaman lewat sms mereka mengancam karena persenjataan yang kita berikan kurang lengkap dengan permintaan mereka." ucap S yang sedang melaporkan semuanya pada jaehyun.

"bagaimana itu semua bisa terjadi? urusi saja semuanya dengan kemampuan yang kau bisa, hubungi saya lagi." ucap jaehyun sambil sesekali mengalihkan pandangannya terhadap nadia yang sedang sibuk memainkan ponsel miliknya.

"hal apa saja yang harus saya lakukan tuan?" tanya S terhadap jaehyun.
"nanti akan saya kasih tau, saya akan mengirimkan pesan pada kamu." ucap jaehyun sambil mengakhiri panggilan tersebut. kemudian jaehyun memainkan ponselnya dibawah meja sambil mengetik sebuah pesan untuk dikirim ke S.

"tadi siapa yang menelpon kak?" tanya nadia yang berhasil membuat jaehyun tidak fokus oleh masalahnya.
"hmm, itu yang menelpon tadi adalah taeyong nad." ucap jaehyun dengan nada terbata-bata.

"oh taeyong ya kak." ucap nadia yang ingin tidak mengetahui lebih lanjut.
"haha iya nad, tadi kamu bertanya tentang apa?" tanya jaehyun sambil membalikkan daging-daging dari atas panggangan.

"oh itu, tadi aku akan menayangkan tentang keluarga kakak." ucap nadia sambil mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"hm, ibuku sudah tidak ada lagi sejak aku menduduki sekolah menengah pertama dan aku juga tidak tahu dimana keberadaan ayahku saat ini selebihnya aku dirawat oleh bibi eunji dan paman lee jinwoon."ucap jaehyun yang sedang menjelaskan tentang kondisi keluarganya.

"aaa maafkan aku kak, aku benar-benar sudah lancang menanyakan hal ini kepadamu." ucap nadia dengan muka bersalah.
"tidak apa-apa nadia, kamu tidak lancang menanyakan hal ini lagi pula ini memang sudah menjadi kenyataannya." ucap jaehyun sambil tersenyum dan menenangkan nadia yang sedang merasa bersalah.

"kak, bagaimana kalau sekarang kita minum soju?" ucap nadia sambil mengalihkan suasana yang menyelimuti sekitarnya.
"aku yang mengemudi." sahut jaehyun dengan ekspresi wajah yang sangat bergembira.

"aku saja kak." ucap nadia yang kemudian bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan mengambil dua botol soju dari kulkas.

"bukankah itu terlalu banyak nadia?" tanya jaehyun sambil menatap mata nadia.
"sesekali ini saja kak, sudah lama juga aku tidak meminum ini." ucap nadia sambil membuka tutup botol soju yang ia genggam.

"baiklah, jangan salahkan aku jika kamu mabuk terlalu berat." ucap jaehyun.

jaehyun pun segera menghabiskan makan malamnya sambil menatap kearah nadia yang sudah dalam kondisi mabuk dihadapannya. gadis itu sudah menghabiskan dua botol soju sendirian walaupun jaehyun sudah berkali-kali melarangnya untuk minum berlebihan.

"aku benar-benar merasa lebih baik kak." ucap nadia sambil meletakkan kepala dan tangannya keatas meja. jaehyun hanya menatap gadis dihadapannya yang sedang dalam kondisi mabuk berat.

"aigoo, kamu bandel banget dikasih taunya nad sudah aku larang juga masih tetap diminum." ucap jaehyun dengan nada geram.

selesai membayar semua pesanan mereka berdua, jaehyun pun langsung menggendong gadis itu untuk masuk kedalam mobil miliknya. sesudah mendudukkan nadia dikursi, jaehyun memasangkan sabuk pengaman pada gadis itu. kemudian nadia melingkarkan tangannya kepada leher jaehyun dan membuatnya terlihat terkejut atas tingkah lakunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

seniorku adalah seorang mafiaWhere stories live. Discover now