03. unexpected date

2 5 2
                                    

keesokan paginya nadia terbangun lebih pagi dari hari sebelumnya. apakah jiwa nadia sudah siap menyambut kedatangan senior di kampus jeong jaehyun secara otomatis? ah tidak mungkin jika ada hal seperti itu.

pukul 09 pagi bel apartemen nadia berbunyi, ia berjalan untuk membukakan pintu untuk tamu yang membunyikan bel tersebut. dan benar saja jika yang membunyikan bel itu adalah jaehyun, ia sudah berdiri didepan pintu apartemennya sedari tadi.

"pagi nadia." sapa jaehyun kepada nadia yang baru saja membukakan pintu untuk dirinya.

nadia merasakan detak jantungnya berdebar sangat kencang saat jaehyun menyapa nya dan bahkan ia sempat bingung mengapa jantungnya harus berdebar kencang saat didekat jaehyun.

"pagi juga kak." ucap nadia dengan singkat sekaligus memiliki rasa canggung terhadap ucapan jaehyun.

"nadia, bolehkah aku masuk kedalam apartemen kamu?" tanya jaehyun sambil mengulurkan tangan dihadapan mukanya.
"oh iyaiya kak, masuk saja." ucap nadia sambil melamun dan mempersilahkan jaehyun masuk.

kemudian jaehyun pun melepaskan alas kaki yang ia gunakan dan segera melangkahkan kakinya untuk segera masuk. ia sibuk melihat-lihat seisi ruangan di apartemen nadia sambil tersenyum tipis.

"kalau boleh aku tahu kemana keluarga mu?" tanya jaehyun secara ragu-ragu.
"disini aku tinggal sendiri hehe." ucap nadia, jaehyun pun langsung menoleh kearah dirinya.

"kamu tinggal sendirian?" tanya jaehyun memastikan hal benar atau hanya sekedar latar belakang.
"iya kak, aku tinggal sendirian. sebenarnya aku belum menceritakan ini kepada siapapun. ucap nadia sambil menundukkan kepalanya.

"menceritakan tentang apa? jangan bikin aku penasaran nad." tanya jaehyun.
"kedua orangtuaku sudah meninggal sejak aku menduduki kelas 2 sma, mereka meninggal karena kecelakaan pesawat." ucap nadia.

seketika jaehyun pun langsung terdiam mendengar hal itu, ia merasa telah melakukan kesalahan besar karena telah menanyakan hal ini kepada nadia.

"nadia maafkan aku, aku benar-benar tidak mengetahui hal itu." ucap jaehyun sambil menatap mata nadia.
"tidak apa-apa kak, kan memang kakak belum mengetahuinya." ucap nadia sambil tersenyum tipis.

nadia sudah hidup sendirian semenjak orangtuanya meninggal, kejadian yang nadia alami saat ia duduk di sekolah menengah keatas.

sejak saat itu, nadia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pada awalnya itu sangatlah sulit, namun sekarang nadia sudah bisa mencukupi kebutuhan untuk dirinya.

"nadia, kamu mau ke kampus hari ini?" tanya jaehyun yang berusaha mengalihkan suasana diruangan tersebut.
"sebenarnya nadia tidak ada bimbingan pada hari ini, tapi kalau kakak ada bimbingan aku akan menemanimu." ucap nadia.

jaehyun kemudian terpaku oleh omongannya sendiri, sejujurnya hari ini dia juga tidak memiliki jadwal bimbingan. lalu untuk apa dia datang ke apartemen gadis itu dalam waktu yang begitu cepat? ck, memang aku sangatlah bodoh.

"hm sebenarnya aku juga tidak ada bimbingan pada hari ini." ucap jaehyun sambil tertawa dan menggaruk-garuk kepalanya.
"lalu untuk apa kakak menjemput ku?" tanya nadia.

untuk pertama kalinya jaehyun dibuat salah tingkah oleh seorang gadis yang bernama nadia.

"n-nonton film, bagaimana kalau kita nonton saja?" ajak jaehyun secara tiba-tiba.
"nonton apa kak?" tanya nadia.

"urusan itu kita lihat saja nanti yang penting kamu mau jalan bersama aku atau tidak?" tanya jaehyun. ia sedang merasakan detak jantung yang berdebar sangat kencang saat menunggu jawaban nadia.
"boleh, tapi aku mau ganti pakaian dulu ya kak." sahut nadia sambil berjalan menuju kearah kamarnya.

jaehyun pun menghembuskan nafasnya yang begitu lega saat mendengar ucapan nadia yang telah menerima ajakannya. entah mengapa jaehyun ingin mengajaknya menonton, hanya ide itulah yang terpikirkan oleh jaehyun.

jaehyun memiliki sikap yang sangat dingin dan sulit untuk berbaur dengan orang-orang walaupun ia sudah pernah mencobanya.

namun tidak dengan nadia, jaehyun bisa cepat akrab dengannya dan gadis itu benar-benar sangat ramah kepada semua orang.

sesampainya di bioskop, ternyata film yang ingin mereka tonton sudah dipenuhi oleh semua teaternya. kejadian itu membuat mereka  menunjukkan pandangannya pada salah satu restauran bbq yang tidak jauh dari jarak bioskop.

nadia menyaksikan keahlian jaehyun saat memanggang daging, jaehyun membalikkan satu persatu dagingnya dengan sangat baik dan membuat nadia kagum saat melihat daging itu matang dengan sangat sempurna.

"wahhh, ternyata kakak pandai dalam memanggang daging dengan sangat baik ya." puji nadia sambil bertepuk tangan dan tersenyum manis untuk jaehyun.

"terimakasih banyak ya nadia kamu sudah banyak memuji aku, aku memang sejak kecil sering membantu ayahku saat memanggang daging." ucap jaehyun sambil tersenyum tipis kearah nadia.
"ah iya, bagaimana dengan kamu kak?" tiba-tiba ucapan nadia terpotong karena mendengar ada panggilan masuk dari handphone milik jaehyun.

jaehyun melihat kearah layar handphone yang sedang menyala dan tertera nama s pada layar handphone nya. jaehyun pun langsung menatap nadia yang sedang berada didepannya yang sekarang juga sedang menatap wajahnya.

"ayo diangkat saja panggilannya kak." ucap nadia sambil menaikkan satu alisnya sambil tersenyum.
"halo?" ucap jaehyun saat mengangkat panggilannya.
"tuan, kita dapat sebuah ancaman dari gangster semalam." ucap s dengan nada khawatir.

bersambung.
{mafia/jae25 hours}

terimakasih buat kalian yang sudah baca cerita ini, jangan lupa vote komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya. semua itu gratis lohh, karena semua itu sangatlah berharga bagi cerita ini. terimakasih banyak ><

seniorku adalah seorang mafiaWhere stories live. Discover now