Jangan lupa vote & comment ya!!!
H
A
P
P
Y
R E A D I N GDitengah keramaian orang, kuberlari sembari menebar senyuman ke arah orang yang kucinta.
"Eomma..." panggilku pada seseorang wanita paruh baya yang begitu ku cintai hadirnya. Searaya berucap, aku pun memeluk tubuh eomma begitu erat.
"Akhirnya eomma, aku akan menjadi mahasiswa di kampus ini" Ujarku semangat dan juga penuh syukur.
"Bagus nak, aku bangga padamu" balas eomma seraya menepuk pundakku, aku sangat bahagia kala melihat garis senyuman terpampang di mimik wajahnya.
Namun, mimik itu berubah menjadi sendu. Eomma menatap diriku dengan raut wajah itu, dengan mata yang kian mulai berlinang.
"Eomma uljima..." pintaku sembari mengusap air yang mulai terjatuh dari pelupuk matanya.
"Eomma teringat akan pesan appa mu, ia ingin kau menjadi seorang psikolog yang lebih baik darinya dan selalu menjadi orang yang peduli seperti appa" Sesekali terisak, Eomma menjelaskan semuanya kepada ku.
"Nee eomma, aku akan selalu mengingat kata appa dan aku berjanji akan menjadi seorang psikolog yang bisa membantu banyak orang" Penuh gigih serta percaya diri aku berucap, aku akan berusaha membanggakan kedua orang tua ku.
-
"Jungkook!" teriakku padanya yang kuhampiri dari kejauhan, berjalan semakin mendekati tempatnya berada.
"Heol, biar kutebak....kau...diterima di Hangug University bukan?" Aku mengernyitkan alis ku bingung, terheran dengan apa yang Jungkook katakan barusan.
"Omo, wae neol ara?" Tanyaku bingung. Bagaimana bisa dia tiba-tiba tau, padahal aku belum pernah mengatakan apapun tentang ini.
"Yeoksi...kau datang dengan senyum yang tak henti sedari tadi. Bagaimana aku bisa untuk tidak tau?" Seraya menampilkan wajah sombong nan cengengesan, ia mengusap bahunya dengan gaya. Aku terkekeh pelan, tak lupa untuk mendorong bahunya sedikit, sehingga menandakan aku tengah tersipu.
"Yak, nee nee...gomawo oppa" Balasku padanya.
"Gomawo? Untuk apa?" Dengan kikuk, ia bertanya lagi padaku.
"Kau sudah banyak membantuku, hanya kau teman setiaku. Kau selalu menjadi tempatku untuk mengadu keluh kesah yang kualami" Jelas ku dengan sejelas-jelasnya.
"Tapi aku teman tak terlihat mu, bukan teman manusia seperti yang lainnya" Suara Jungkook ku dengar kian meredup di akhir kata.
Mebuat entah mengapa hatiku di buat sangat sakit mendengar ucapannya. Bukankah itu artinya, ia akan menjadi orang yang tidak akan bisa berada selalu bersamaku untuk selama-lamanya? Untuk sepanjang kehidupan ini?
Aku terdiam sejenak dan memilih untuk pergi ke rooftop. Disini, diriku ditemani dengan gelapnya malam tak lupa degan bintang-bintang yang sangat indah bertaburan seperti bumbu semesta. Aku memilih memutar pikiran ku maya, merenungkan tentang takdir yang memihak.
"Tuhan, apa kau dapat mengirimkanku seseorang seperti appa?" Gumamku, tak luput degan pandangan sedih yang ku rautkan.
"Tak bisakah kau dapat memberikan sebauh kehidupan kembali kepada Jungkook? Hanya dia yang dapat mengerti aku" Aku menjeda ucapannya pelan, kala suara serak mulai mengiringi nada ini.
"Aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang untuk kedua kalinya" Tutupku, dan benar saja, tak terasa air mataku menetes hingga bisa ku rasakan cairan itu telah membasahi kedua pipiku.
Jungkook POV
Aku berdiri di sini, di kejauhan memandangi Ji Eun yang kian larut pada nuansa malamnya sendiri. Bisa kulihat dengan begitu jelas bagaimana raut tangis yang kian ia tampakkan pada wajahnya.
"Ji Eun, mianhae..." Gumamku pelan, dan bisa ku pastikan ia tak bisa mendengar ku.
"Aku tidak bisa menjadi orang yang dapat menggantikan appamu" Sambung ku membatin. Jujur, ingin hati ini terus berada di sebelahnya. Menemani tiap-tiap hari dimana semesta selalu berputar cerita, membuka episode-episode baru yang harus di tonton.
"Takdir, ia sedang tiak memihak pada kita..." Tak bisa ku pungkiri perasaan yang kiat menyanyat hati ini, bahkan aku sangat mendambakan untuk bisa memeluk dirinya sekarang.
Jungkook POV end
-
1 minggu berlalu....
"Jungkook kemana? Apa dia marah kepadaku karna aku meninggalkannya sendirian saat itu?" Gerutuku bingung, kala sudah beberapa hari ini tak bisa menemukan barang hidungnya di sudut manapun.
"Sudahlah, jika nanti dia datang lagi aku akan meminta maaf kepadanya" Aku melempar kesimpulan begitu saja, dan mulai melanjuti kegiatan hari-hari ku.
Walau pikiranku sedang kacau, aku harus tetap mengikuti kelas hari ini, ini kelas pertamaku.
Lalu di sini lah aku, kampus impianku. Dengan cepat ku berlari di lorong-lorong panjang universitas yang ku banggakan lokasinya.
Author POV
Ini sudah begitu lama bukan? Kemana Jungkook selama ini? Apa dia sudah menemukan pemandunya dan sudah tenang di alam sana?
Jungkook, apa kau tau sekarang hari pertama Ji Eun menghadiri kelas pertamanya. Bukankah kau seharusnya ada disampingnya untuk mendampingi dan memberikan semangat?
Apa dia lupa jika ia memiliki janji untuk pergi ke Jeju dan akan menjelaskan semuanya pada Ji Eun?
Author POV end
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO STRANGER [On Going]
Romantik"Jeon oppa, itu kau?" "Terimakasih sudah pernah ada dalam hidupku. Aku sangat mencintaimu Ji Eun.." ----- "Ji Eun...kau akan menikah besok namun kau masih seperti anak kecil saja" "Sudah lupakan saja, kita harus fokus akan masa depan kita dan anak...