chapter 01

9 1 1
                                    

Rayhanna Poetry Sudirdja.
Terbiasa disebut Hanna, anak pertama dari keluarga sudirdja, dia mempunyai kulit berwarna kuning Langsat, bermata hitam beralis sedikit tebal, tinggi nya 158 cm. Dia mempunyai adik bernama Farel Graham Sudirdja. Farel masih duduk di bangku SMP kelas 1 dan Farel anak nya itu anak yang nakal, Hanna seringkali dibuat kesal oleh Farel.

"Heh lagi ngapain Lo dek?" Tanya Hanna kepada Farel yang sedang membenarkan rantai sepedanya yang terlepas.

"Lagi berak." jawab Farel dengan nada sedikit ketus.

"Yaelah santai aja kali, masa sih lo lagi berak?" Tanya Hanna lagi, Hanna ingin bercanda dengan Farel kali ini.

"Lo ga liat gua lagi benerin rantai sepeda kak?" Farel kali ini kesal oleh Hanna.

"Iya gua liat kok dek, tumben benerin nya sendiri, biasanya dibenerinnya suka sama pak Dimas, rajin bener dah." Hanna baru kali ini melihat adiknya yang memperbaiki sepeda kesayangan nya sendiri, yang Hanna tahu jikalau sepeda nya rusak pak Dimas yang memperbaikinya, pak Dimas adalah tukang kerja dirumahnya Hanna.

"Pak Dimas lagi pulkam, kepaksa jadinya." Jawabnya dengan kesal.

"Syukur pak Dimas pulang kampung, semoga semenjak pak Dimas pulang kampung Lo jadi rajin dan ga males-malesan lagi." Ucap Hanna sambil pergi meninggalkan Farel.

"Terserah Lo kak, gua gapeduli Lo mau ngomong apa." Kata Farel sambil melanjutkan kerjanya itu.

.

.

.


Di suatu tempat ada seorang remaja laki-laki yang sedang memainkan gitar kesayangannya. Ia bernyanyi dengan suara yang bagus sekali, lalu kegiatan nya tersebut terhenti ketika ada yang membuka pintu kamar nya itu.

"Shaka? Udah waktunya makan sayang. Turun dulu deh mendingan, biar ga sakit perut." Kata mama Shaka yang bernama
Diana.

"Nanti dulu ma, Shaka lagi ga mood."

"Kok gitu? Coba cerita sama mama sini." Kata Diana sambil menghampiri Shaka yang duduk didekat jendela.

"Apa Shaka harus ceritain semua penderitaan Shaka ke mama?" Tanya Shaka yang terlihat lesu dan tak berdaya.

Rakenzie Shaka.
Shaka adalah remaja berumur 18 tahun, tinggi nya 175 cm blasteran Indonesia-Thailand. Mama nya berasal dari Indonesia dan Papa nya berasal dari Thailand. Beberapa bulan lalu mama dan papa Shaka bercerai karena skandal perselingkuhan papa nya dengan wanita lain. Sebenarnya Shaka sudah mengetahui itu sebelum mama nya mengetahuinya. Hati Shaka terasa sakit melihat hal itu, Shaka sangat benci kepada papa nya itu, ia berjanji akan terus menghindari papa nya itu dan melindungi Diana.

Mendengar pertanyaan Shaka, Diana langsung mengerti kenapa anak kesayangannya itu. Diana tahu Shaka masih tertekan karena hal itu, sebenarnya Diana ingin melupakan kejadian itu, ia sedang memergoki suami nya bersama wanita lain dirumahnya saat Diana dan Shaka pergi ke minimarket. Tetapi kejadian tersebut masih terbenak dalam pikirannya. Apa ia harus mati saja agar tak memikirkan hal tersebut? Tidak, itu sangat konyol.

Diana pun memeluk Shaka dan menangis, berharap dimasa depan nanti akan lebih membaik.

"Shaka jangan gini terus, nanti mama jadi ikutan sedih loh, jadi laki-laki itu harus kuat!" Kata Diana sambil merapikan rambut anaknya yang berantakan.

"Shaka usahain ma, mama juga jangan sedih lagi ya, mama ga kasian sama Shaka?" Ucap Shaka sambil mengusap air mata Diana.

"Iya sayang iya, nah sekarang makan yuk nanti makanannya dingin, nanti kamu ngomel lagi kalo makanannya dingin." Ajak Diana kepada Shaka.

"Yaudah iya ma, mama duluan aja nanti Shaka nyusul." Jawab Shaka.

Diana menuruti perintah anaknya dan keluar dari kamar anak kesayangannya, anak satu-satunya yang harus Diana didik agar menjadi remaja yang cerdas dan tidak seperti berandalan diluar sana.

.

.

.


Hanna sedang video call dengan 2 sahabat nya, yaitu Jihan dan Radit yang entah mengobrol apa sedari tadi. Jihan Faziara si receh, dan Raditya Altair si pintar dan banyak digemari adik kelas disekolahnya.

"Jihan Lo gimana hubungannya sama Danen?" Tanya Hanna kepada Jihan.

Seketika Jihan langsung terdiam dan berkata "Lo ngapain nanyain kaya gituan han? Gua udah gaada apa-apa lagi sama Danen." Kata Jihan dengan santai, yah gadis itu sangat tidak tertarik dengan masalah percintaan, ia menerima Danen dengan terpaksa karena Danen terus mengejar-ngejar Jihan.

"Ga nyangka gua, orang nolep kaya Lo punya pacar, tutor dong gua lama-lama gaenak juga jomblo terus." Ucap Hanna bercanda, tapi itu juga realita.

"Mending Lo sama gua aja han." Kata Radit tiba-tiba.

"Mau Lo sama gua dit? Lo bilang kga mau pacaran dan fokus sekolah."

"Halahh palingan dia ngelanggar janjinya itu han." Kata Jihan.

"Haha, mana mungkin gua ngelanggar janji gua, tadi bercanda iya ga han?"

"Iyain aja dah." Kaya Hanna.

"Udah malem mendingan lu pada tidur dah, jangan begadang terus kaga baik buat kesehatan." Perintah Hanna kepada sahabatnya itu.

"Siap bisa laksanakan!" Kata Radit lantang.

"Idih perhatian banget lu Han, oke oke."
Kata Jihan sambil tertawa kecil.

Lalu mereka semua mematikan video call itu, sebelum tidur Hanna selalu menggosok gigi dan mencuci muka terlebih dahulu Hanna pun tak pernah melupakan kegiatan itu. Setelah selesai
Hanna kembali ke tempat tidurnya dan menyetel alarm agar ia tidak kesiangan dan tidak terlambat kesekolah.





Hi guys
Ini cerita kedua nih, semoga suka 🙏😭❤️

Maaf jika ada kesalahan kata, ily!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Not a Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang