Hari ini..
Seorang gadis kecil menangis di depan pintu. Tersedu-sedan meratapi kenyataan yang tak pernah ia minta untuk terjadi.
Nyatanya orang paling berarti baginya harus berpulang begitu saja.
Air matanya terus mengalir berjatuhan, rautnya memerah, isaknya tak sanggup terbendung.
Seakan mengisyaratkan pedih untuk bilang "Kenapa harus secepat ini?, mengapa harus sekarang?, aku masih ingin berlama-lama dengannya, dan selalu ingin."
Beberapa letupan peluk terjadi terus-menerus. Di sambut tangisan-tangisan yang tujuannya sama.Tak lama ia kembali masuk dan meninggalkan pintu.
Mungkin kembali menangis habis-habisan di hadapan keluarga, di hadapan sosok yang telah membuatnya mengerti akan dunia.
Aku menyaksikan itu.
Di depan mataku, aku harus terpaksa melihat sesuatu yang tak pernah aku ingin. Memandangnya rapuh berjatuhan air mata.
Mati-matian bertahan, menjadi tangguh, dan bertarung dengan sedih. Suasana haru yang seakan dengan sangat sengaja membuat sekitar juga mampu merasakannya.Nada tangisnya sesekali melayang ke telingaku. Menggetarkan batin, mengorek sadar.
Membawaku pada sebuah cerita tentang kita, dulu.
Ia yang ku kenal dengan sesosok penuh bahagia, ternyata hanya seorang yang handal merahasiakan rasa.
Menjadi peka terhadap segalanya.
Harus bereaksi atas segala aksi. Terdalamku, merengut menerimanya. Terluarku, tak sanggup mendengarnya.Hingga aku menemukan jawaban dari pertanyaanku kemarin-kemarin.
"Apa sih yang tidak aku suka darinya?". Batinku jauh hari pada saat aku bingung sendiri akan hadirnya ada di bumi.
Ternyata aku telah menemukannya jawabannya. Yaitu, melihatnya menangis.Mungkin banyak dari kita yang semestinya baik-baik saja tapi harus terpaksa hancur. Beberapa rahasia keterlaluan yang di simpan tanpa jujur, menjadikannya kesalahan yang berujung membuat kita tak lagi saling akur.
"Kau ada, karena aku ada. Aku ada, karena kamu juga ada". Sebuah skenario semesta yang selalu aku percayakan.
Sialan dengan benar atau salah, iya atau tidak. Yang pasti segenap sisiku, menjadi punya ruang setelah aku sadar kalau di bumi ternyata ada dia.Hei..
Sadarkah kau? Kalau tangismu, bisa juga membuat orang lain menangis? Taukah kau? kalau sedihmu juga bisa membuat orang lain sedih? Aku adalah salah satu dari orang-orang itu.Pakaian yang ia kenakan, telah basah kuyup di guyur kesedihan. Ingin saja aku berada di dekat itu. Menjadi selapis kain, menggantikannya dengan yang baru, untuk menampung segala sedihnya.
"Aku gak janji kalau aku akan selalu ada. Karena apalah aku cuma makhluk yang pastinya gakbisa di harapin. Tapi, mungkin yang paling aku bisa bilang, selalu aku usahakan ada untuk kamu. Gak cuma tentang sekarang, tapi juga tentang besok, nanti, mungkin selamanya. Selama aku masih ada dan langkah kakiku masih selayaknya, aku ada."
Ucapku pada suatu malam saat kita sedang insomnia sama-sama.Tampaknya, ia cukup pelupa.
Seiring berjalannya waktu, ia seakan tak mengingat apapun perihal kalimat-kalimatku.
Jika memang begitu, aku ingin bilang.Ketahuilah bahwa sejatinya kamu gak pernah sendiri.
Terlepas sang maha selalu bersamamu. Kamu masih punya keluarga.
Mama, abang, dan adik.
Jaga mereka baik-baik sebaik mereka menjaga dirimu.
Kamu juga masih punya kawan-kawan, dan aku.
Iya, kami adalah sekumpulan orang-orang yang selalu senantiasa untukmu.Menangislah, itu tak membuatmu lemah.
Bersedih, cuma membuktikan kalau kita adalah manusia biasa.
Lepaskan apa yang ingin kamu lepaskan, tumpahkan apa yang ingin kamu tumpahkan.
Semoga kau tetap sadar akan dirimu sendiri.
Tetap menjadi kamu dan tidak kehilangannya.
Karena sosok yang menjadi alasanmu menangis sekarang, juga tak akan rela jika melihatmu terus-menerus menangis.Mengutip kata yang tadi pagi tidak sengaja terdengar oleh telingaku.
"Kita sayang sama ayah, tapi Allah lebih sayang sama ayah". Benar.Sekarang, berdoa adalah cara terbaik untuk menanggapi segalanya. Kamu pasti kuat, aku tau itu.
Genggam tanganku saat celah jemarimu butuh ruang.
Berteriaklah saat hatimu perlu di dengar.
Rebahkan kepalamu saat letihnya butuh sandaran.
Aku ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentala Nayanika
PoetryTentang semesta dan seluruh isinya. Saat segala aksinya membuat kita jatuh kemudian tumbuh. Saat segenap anugrahnya membuat kita sadar, akan betapa bahagia dan menyenangkannya berada di dunia. Indah yang tak bisa di jelaskan. Rasa yang begitu sulit...