Beomgyu menghela nafas untuk kedua kalinya, kepalanya terasa dihantam tinjuan dari bintang MMA.
"Untuk keduapuluh kalinya gue bilang, gue suka sama lo"
―alasan kenapa bisa Beomgyu merasa pusing kali ini. Sesuai dengan perkataan orang itu, sudah kedua puluh kalinya orang itu mengatakan hal yang sama selama tiga hari ini.
Choi Yeunhae, perempuan dari kelas sebelah Beomgyu tiga hari yang lalu menyatakan cintanya. Akan tetapi walau Beomgyu tolak tetap saja ia kekeh untuk ingin menjadikan Beomgyu kekasihnya.
Beomgyu melewati orang itu tanpa adanya balasan yang terucap. Membiarkan perempuan tersebut terdiam di tempatnya, tertolak untuk kesekian kalinya.
Memasuki kelas dengan perasaan kesal luar biasa. Harinya yang semulanya membaik menjadi hancur karena kemunculan perempuan tadi. Beomgyu kesal sekaligus senang juga. Kesal sebab harinya terus diganggu, senang dikarenakan ternyata diantara ribuan siswa yang bersekolah disini ada juga yang menyukainya. Pemikiran nyeleneh memang.
"Kenapa? Diganggu lagi?"
Pemuda dengan tinggi diatas rata-rata orang Asia itu bertanya, Soobin namanya. Bersama pemuda lainnya yang kini menggeser kursi hingga disampingnya.
Beomgyu mengangguk. Memainkan gawainya dengan bosan, scroll instagram tanpa ada rasa ketertarikan disana.
"Masih juga ya? Gue kira udah selesai. Tuh cewek hebat juga"
Yeonjun yang berbicara; siswa tingkat akhir yang suka mampir ke kelasnya (kelas 11) berkedok silahturahmi ke adik kelas padahal hanya ingin bermodus ria dengan siswa tinggi berwajah kelinci.
"Masih kak. Kekeh banget malah. Gue nanya alesannya dia nyukain gue dia gamau jawab, malah terus-terusan ngintilin gue dari kantin nyampe depan kelas tadi,"
"Padahal udah gue tolak loh, berkali-kali malahan. Kok bisa ya dia batu gitu? Segitu sukanya sama gue apa gimana? Lama-lama gue ngeri sama yang modelan begitu"
Soobin dan Yeonjun mendengar curhatan temannya satu itu dengan seksama. Mereka juga merasa sedikit kasihan akan gangguan yang diberikan dari perempuan kelas sebelah mereka.
Tak ada pembicaraan selama sejenak. Tidak tahu apa yang ingin dikatakan lagi juga tidak tahu harus berbuat apa. Hingga ketukan pintu kelas terdengar.
Siswa yang berkumpul menggosipkan sesuatu di depan kelas segera bertanya kepada sang pengetuk. Entah kenapa wajah mereka terlihat berseri saat bertanya kepada sosok tersebut, Beomgyu tak bisa lihat dengan jelas siapa orang itu akibat duduknya yang berada di bangku belakang dan dihalangi oleh badan Yeonjun.
"BEOMGYU DICARI"
Mengangkat alis aneh, "SIAPA?" jawabnya dibalas kembali dengan teriakan menggelegar.
"TAEHYUN. ANAK KELAS 11-A"
"GA KENAL GUE. SURUH PERGI"
Siswi yang tadinya hendak berteriak menjawab ucapan Beomgyu memilih untuk menelan kembali teriakannya. Sebab orang yang tadi dikatakan bernama Taehyun tiba-tiba memasuki kelas setelah mendapatkan izin dari budak administrasi guru (sekretaris), siswa yang berteriak tadi.
Mata Beomgyu mengikuti pergerakan pemuda bernama Taehyun itu, juga Yeonjun dan Soobin. Hingga sampailah dia di hadapan Beomgyu.
Paras rupawan, tinggi hampir sama dengannya, rambut abu, ekspresi datar. Kesan pertama yang Beomgyu dapat.
"Ikut gue"
"Kemana?"
Taehyun memutar matanya malas, jelas sekali dia tipikal orang tak suka berbasa basi. "Ke ruang guru, dipanggil bu Bela"
Si pemuda berparas rupawan namun manis itu mengangguk. Memint izin sebentar ke kedua sahabatnya sebelum benar-benar pergi mengikuti pemuda bersurai abu dari belakang.
Diperjalanan tak ada percakapan yang dimulai. Keduanya berada di pikiran masing-masing.
Beberapa juga Beomgyu tangkap saat mereka melintasi beberapa siswi di koridor, pandangan mereka akan berseri. Pandangan itu bukan untuknya tapi untuk pemuda di sampingnya.
"Oh Taehyun? Beomgyunya ketemu?"
Ujaran dari guru wanita itu membuat Beomgyu yang berada di belakang Taehyun menganggkat tangannya.
"Ada apa ya bu? Kalo ibu mau hukum saya, please jangan ya bu. Remidian saya sudah saya kerjakan kok bu. Saya ga lagi-lagi deh tidur di kelas ibu atau ibu mau jus alpukat lagi? Sini saya belikan bu. Saya rela ngantre panjang demi ibu dan calon bayi ibu biar ga hukum saya"
Beomgyu mengucap panjang lebar tanpa jeda. Tangan mengatup di dada, memohon untuk tidak ada hukuman.
Beomgyu walau orangnya biasa-biasa saja seperti siswa lainnya tetapi jika dinilai dari siswa kelasnya saja ia termasuk kategori murid yang kadang suka mencari masalah. Walau tidak separah berandalan sekolah.
"Loh siapa juga yang mau hukum kamu? Saya sudah capek ya berurusan sama kamu terus. Pusing saya"
"Terus ibu manggil saya untuk apa kalo bukan untuk bahas hukuman?"
Guru wanita pengajar matematika terapan itu menghembuskan nafas lelah. "Saya manggil kamu kesini karena sesuatu. Bu Rose bilang story tellingmu bagus terus suaramu yang walaupun agak berat ga cocok sama wajah kamu yang manis tapi cocok dipake pas kamu nyanyi. Disini ibu mau cari kandidat untuk event lomba, kamu mau join ga? Disini yang belum cuma story telling sama nyari satu orang buat nyanyi"
"Nyanyi duo atau solo bu?"
"Duo"
Beomgyu berpikir sejenak. Menggaruk pelipisnya kecil dengan mata yang mengarah keatas, pose berpikir seorang Beomgyu.
"Kalo duo berarti saya sama siapa bu? Masa iya sama diri saya sendiri"
"Nggalah beomgyu. Kamu bakal kolaborasi sama orang yang di sampingmu ini. Taehyun, apa gunanya ibu nyuruh dia nyari kamu"
"Hah?! Yang bener bu?!!!"
Note: Hai:)
KAMU SEDANG MEMBACA
closer | taegyu
Fiksi PenggemarDekat belum tentu memiliki. Begitu kondisi yang dialami Taehyun dan Beomgyu, siswa SMA yang masih dilema akan perasaannya. Tapi kalau kata Beomgyu, "Kalo dekat belum tentu memiliki maka buat dia jadi milikku TUHAAANN!!" ―Taegyu series ―BL; fanfictio...