1≈Satyang

42 15 0
                                    

Hellow, my sayang~

Happy malming~

I hope you enjoy this story
and
Happy reading


Tandai typo

Pagi hari itu menjadi rekor tercepat Jenika datang ke sekolah. Bahkan sebelum jam 7, ia sudah berangkat ke sekolah dan alasannya hanya satu, karena seorang Satya.

Satya Rayyan Sky, seorang laki-laki yang Jenika klaim sebagai calon kekasihnya.

Laki-laki yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMANSA (SMA Nuansa Bangsa) itu berhasil membuat Jenika jatuh cinta pada pandangan pertama.

Buktinya sampai Jenika memulai kegiatan bucin-nya seperti yang ia lakukan saat ini, berbelok menuju ruang OSIS yang sudah pasti membuat jaraknya menuju kelas lebih jauh.

Untuk apalagi mendatangi ruangan itu jika bukan memantau mas crush yang sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa minggu belakangan ini.

Jenika membuka perlahan agar seseorang di dalamnya tak menyadari, serasa cukup Jenika mulai menatap penjuru ruangan, mencari sangat pujaan hati.

Tapi nihil, tak terlihat seorang pun di dalamnya.

Di mana mas crush-nya itu? Apakah belum datang? batin Jenika menjerit bertanya-tanya sambil melirik jam di tangan kirinya.

Jenika bisa pastikan kalau Satya sudah datang karena ini memang jam biasa laki-laki itu sudah berada di sekolah, bahkan pintu ruang OSIS pun tak terkunci.

Lalu, di mana laki-laki itu?

Suara dehaman dari arah belakangnya membuat Jenika terkejut. Jenika merapal ketakutan di dalam hati.

Jenika harap ia tak di pergoki langsung oleh sang pujaan hati. Dengan perlahan Jenika berbalik dan seketika matanya terbelalak.

Harapan tinggal harapan kala terlihat jelas seseorang yang ia cari kini berada di hadapannya dengan sebelah tangan membawa susu kotak.

Oh astaga, kenapa terlihat sangat menggemaskan? Dan aroma parfume yang dikenakan laki-laki itu akan menjadi favoritnya sejak saat ini.

"Ngapain?" Jenika merutuki dirinya yang sempat-sempatnya terpesona ketimbang berpikir untuk mencari sebuah alasan.

Belum juga mendapat alasan yang tepat untuk pertanyaan Satya membuat Jenika gelagapan.

Jawaban apa yang harus ia berikan? Apakah harus berkata jujur? Oh tidak, ini bukan saat yang tepat.

Sok akrab jadi langkah awal deketin dia kan? Jenika terus bertanya-tanya dalam batinnya.

Satya yang berdiri di depannya menatap Jenika bingung dan menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Jenika.

"Ngapain?" suara laki-laki itu kembali mengalunkan pertanyaan yang sama.

"Halo, Kak Satya. Emm ... aku ke kelas dulu ya, Kak. Mari." Jawaban tak jelas Jenika berikan karena dia benar-benar tak tau harus menjawab apa.

Mas CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang