3. 36/40

7 2 0
                                    

"Langsung pulang ya, jangan main kemana-mana. Ini udah sore, bentar lagi maghrib. Jadi harus langsung pulang, nanti orang tua kalian khawatir. Ok?"

"Siap kak!!" suara-suara mungil itu membalas serempak. Kemudian satu persatu dari mereka mencium punggung tangan Alia secara bergantian dan bergegas pergi meninggalkan pelataran masjid.

Alia menoleh, melihat ke arah seorang pemuda seusianya yang tengah duduk di lantai dalam masjid dengan beberapa anak laki-laki duduk dihadapannya melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an.

"Aku duluan ya Gibran, assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

Alia berjalan pulang, rumahnya tidak terlalu jauh dari masjid. Ini merupakan rutinitas yang sudah ia tekuni sejak kelas 3 SMP. Dia diminta oleh warga di kampungnya agar berkenan mengajari anak-anak kampung mengaji. Hal ini karena warga di kampung Alia mengetahui bahwa Alia sangat fasih membaca Al-Qur'an dan tentunya kerap mengisi beberapa acara di kampungnya sebagai pembaca Al-Qur'an.

Pukul 17.00 WIB, beberapa orang masih beraktivitas di luar rumah. Seorang wanita dengan usia berkisar 40 tahun ke atas sedang menyirami tanaman bunga kamboja yang diolah dengan berbagai bentuk. Sebuah plang bertuliskan "Jual Bonsai Kamboja" terpasang di depan pagar rumahnya. Seorang pemuda dengan usia berkisar 18 tahun tengah mendorong gerobak yang terlihat lebih ringan daripada di waktu pagi gerobak itu dia dorong. Sebuah gerobak bertuliskan "Bakso Solo" pada etalase kaca berukuran kecil yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai macam komponen-komponen pelengkap bakso seperti goreng, mi, tahu, siomay, dan lainnya. Beberapa orang pria dengan usia berkisar 20-30 tahun tengah sibuk meletakkan beberapa tumpukan baju yang terbungkus plastik ke dalam bagasi mobil di sebuah rumah dan pada badan bagian samping kanan dan belakang mobil bertuliskan "INI Konveksi", sepertinya akan mengantarkan pesanan.

Saat Alia sampai di rumah dan hendak masuk ke dalam, terdengar derum mesin sepeda motor dari balik punggungnya. Alia menoleh dan menemukan abinya turun dari sepeda motor, baru saja pulang melaksanakan tugas utamanya sebagai kepala keluarga.

"Assalamu'alaikum..." ucap Abi dengan melepas helm dan jaket yang dikenakannya.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Alia sembari mencium punggung tangan Abinya. "Biar Lia bawakan jaket dan helm Abi.."

Pak Luqman hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala Alia yang tertutup hijab. Keduanya berjalan memasuki rumah dan saat tiba di ruang tamu, seorang balita yang beberapa minggu lalu baru bisa menapakkan kedua kakinya di permukaan lantai kini tengah berjalan tertatih-tatih, selangkah demi selangkah mendekati pria setengah baya yang sudah memposisikan dirinya berlutut dengan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Ayo sedikit lagi nak..." ucap Pak Luqman bernada antusias. Tepat ketika satu langkah lagi mencapai posisi Pak Luqman balita tampan itu terjatuh akibat langkah kaki yang belum sepenuhnya stabil. Namun dengan sigap Pak Luqman segera menangkap tubuhnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Balita tampan itu tersenyum lebar manakala Pak Luqman mengayunkan tubuhnya di udara.

Bersamaan dengan itu seorang wanita berhijab maroon keluar dari arah dapur berjalan mendekati Pak Luqman, meraih punggung tangan Pak Luqman dan menciumnya.

"Abi, mandi dulu ya. Biar ... sama ummi."

"Nanti main sama abi ya, sekarang abi mau mandi dulu." Ucap Pak Luqman kepada balita tampan itu yang hanya dibalas dengan tatapan polos.

~oOo~

"Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh.."

Pak Luqman menolehkan wajahnya ke sisi kanan, diikuti oleh Alia dan ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DISJUNGSI || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang