1. Lupa Lagi

26 0 0
                                    

**Assalamualaikum, ini adalah novel pertama yang saya publikasikan. Novel ini terinspirasi dari kisah hidup teman saya. Mohon maaf apabila ada kesamaan waktu dan tempat yang tidak disengaja serta mohon maaf apabila ada kesamaan dengan cerita lainnya, tetapi ini adalah cerita asli yang sayang tulis sendiri. Untuk teman-teman terimakasih sudah mampir dan mohon jangan dibully🙏🤗. Yuk simak cerita lengkapnya Semoga kalian suka membaca ceritanya😉.**

*tuuuuttttt, tuuuuut*
" Halo, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Lo lupa ya jemput gue"
" Astagfirullah, iya iya maaf. Tunggu gue bentar lagi otw, jgn marah ya muahhh"

Cika segera mematikan telponnya dan segera bersiap diri untuk pergi, jam dinding menunjukkan pukul 3 sore. Saatnya Cika menjemput Adel saudaranya pulang dari tempat kerja.

Adel adalah saudara Cika yang sangat akrab, ia bekerja di suatu tempat di tengah keramaian kota untuk menambah uang saku meskipun keluarganya masih dibilang sangat mampu untuk membiayai hidup tetapi Adel sudah menjadi mandiri semenjak kurangnya kasih sayang dari kedua insan. Beda dengan Cika, yang selalu ingin bekerja tetapi tidak pernah diperbolehkan oleh kedua orang tuanya karena mereka tidak ingin Cika bekerja sebelum waktunya. Mereka berdua baru lulus dari sekolah SMA dan mereka masih dalam tahapan menunggu pengumuman penerimaan calon mahasiswa baru.

Cika dan Adel bagaikan anak kembar, wajah mereka sedikit mirip tapi dengan 2 sifat yang berbeda. Cika anak kedua dan memiliki kakak namanya damar yang saat ini menempuh pendidikan di luar negeri. Cika memiliki sifat tidak tomboi dan juga tidak gemulai tetapi selalu menurut dengan perkataan orang tuanya sehingga Cika sangat banyak mendapatkan kasih sayang yang teramat dalam dari keluarganya, berbeda dengan Adel anak yang keras kepala selalu melakukan hal apapun yang dia inginkan karena ia sangat kesepian dan bahkan bisa di bilang Adel itu bar-bar. Bahkan Adel merasa rumahnya sangat asing, titik keramaian yang dulu kini telah hilang semenjak perusahaan mama dan papanya menjadi besar sehingga mereka berdua lupa untuk mengurusi anak tunggalnya yang butuh kasih sayang.

                       ______****______

"Maaf ya Del, gue terlambat, hehehe" sambil melemparkan senyum pada Adel yang sudah memasang wajah kesal.

"Gila Lo ci, gue nunggu Lo udah sejam lebih tau" sambil menunjukkan jam tangannya pada Cika

"Ya maap, ayo naik"

"Helm mana?"

"Astagfirullahhaladzim, jadi dari tadi gue gak pakai helm"

"Iciiiiiiii, kenapa sih penyakit pikun Lo selalu kambuh" ici adalah panggilan kesayangan Adel kepada Cika mulai dulu sampai kapanpun.

"Habisnya sih Lo ngambek, yaudah gue buru-buru Sampek lupa bawa helm" dengan muka polosnya Cika masih bisa tersenyum pada Adel yang sudah mulai geram.

Cika memiliki penyakit lupa, entah dari mana penyakit itu. Keturunan kah atau memang ada dengan sendirinya. Tidak jarang barang" penting selalu lupa, bahkan ia pernah melupakan benda yang paling penting untuk proyeknya yang akan dilombakan. Sehingga ia harus tanggung jawab untuk mengambilnya, untung saja Adel selalu menjadi penyelamat Cika dimanapun penyakit pikunnya itu kambuh. Cika juga pernah salah masuk bis pada saat ingin pulang setelah melakukan study tour dari sekolahnya, ia memasuki bis dari sekolah lain. Untungnya bis itu masih dalam satu kota dengan Cika, konyolnya teman-teman satu bis berkata bahwa siswa sudah lengkap padahal Cika belum masuk. Dan Adel malah asik ngebucin di belakang bis hingga lupa bahwa Cika ketinggalan. Astaga Cika, padahal masih muda lagi heheheh.

Merekapun asik menaiki sepeda motor namun Cika masih was-was takutnya ada operasi zebra dadakan, karena mereka berdua tidak Memakai helm. Sambil menikmati pemandangan pohon di tengah keramaian kota yang memanjakan mata, melewati jalanan yang sudah minum tanang kosong. Semua bangunan berdiri kokoh tanpa celah tidak seperti di desa yang masih banyak pepohonan rindang alami di  setiap pinggiran jalanan yang dipenuhi dengan tawa anak-anak kecil sedang bermain dengan imajinasinya.

"Criiitttttt" sepeda motor berhenti mendadak sampai Adel ingin jatuh.

"Icii, kenapa lagi"

"Tamat kita riwayat Del"

"Ha, maksud Lo tamat riwayat kita?" Tanpa pikir panjang Cika langsung berputar arah, hingga dia mencari jalanan yang aman. Matanya coba memalingkan tatapan dari polisi yang sedang melakukan razia. Cika melajukan sepedanya lalu memasuki gang yang cukup besar. Semoga saja gang itu bukan jalan buntu agar ia bisa melewati jalan aman untuk menghindari polisi.

"Ici Lo belum jawab gue"

"Del di sana ada operasi zebra"

" Waduh, terus gimana nih kita bakalan diem disini aja gitu?"

" Nggak lah, kita bakalan cari jalan agar tembus ke jalan raya di ujung sana"

"Yaudah ayo"

Sudah 15 menit mereka bolak balik mencari jalan akan tetapi jalan itu buntu. Dan bahkan mereka tidak tau harus kemana lagi, jika keluar maka akan tertangkap polisi namun jika ia berdiam diri maka bakalan lama di sini.

"Kakak ngapain di sini, dari tadi seperti orang bingung" celetuk anak kecil yang sudah ada di sampingnya entah dari kapan.

"Astagfirullah" jawab Adel dan Cika yang bersamaan dengan rasa sangat terkejut

"Ih, kalian pikir aku setan apa" jawab anak kecil polos yang masih berumur sekitar 7 tahunan.

"Maaf, maaf dek. Kakak mau tanya jalan untuk sampai ke jalan raya lewat mana ya dek?"

"Disini jalan buntu kak, memangnya kakak mau kemana?"

"Gini dek kakak kan gak bawa helm, terus disana ada polisi jadi kakak takut ditilang" dengan sabar Cika menjelaskan pada anak kecil itu sedangkan Adel masih sibuk memperhatikan kelucuan Cika yang berbicara lembut seperti anak kecil.

"Oh, kakak cari helm. Sepertinya kakak aku punya banyak helm deh di rumah, ayo ikut aku kak siapa tau kakak aku bisa meminjamkan helm"

"Hah, yang bener dek? Memangnya rumah kamu di mana?" Anak kecil itu langsung menunjukkan rumahnya yang bercat putih di bagian ujung jalan yang sudah mereka lewati berkali-kali.

Cika dan Adel langsung mengikuti anak kecil itu menuju rumahnya. Rumahnya cukup luas dengan banyak taman dan tanaman bunga mawar yang indah serta ada kolam ikan dengan berbagai macam ikan mahal di dalamnya. Pasti ini adalah rumah orang kaya.

"Kakak, kakak, kakak" suaranya yang lucu sambil mengetukkan tangannya di depan pintu.

"Iya, tunggu bentar" suara laki-laki terdengar nyaring dari dalam rumah. Tidak lama kemudian pintu terbuka lebar.

"Ayu, dari mana saja kamu ini udah hampir sore Loh, mama sama papa bentar lagi pulang"

"Ih kakak, ini tadi aku ketemu kakak cantik bingung cari helm gara-gara ada pak polisi di sana jadi mereka gak bisa pulang"

"Lalu apa urusannya sama kakak?"

"Kakak kan banyak helm, tolong yah pinjemin mereka kasihan tau"

"Terus mereka dimana sekarang?"

"Tuh" tangannya menunjuk kepada Adel dan Cika yang masih ada di depan gerbang yang sudah dibuka dan asik mengamati halaman yang sangat luas.
Laki-laki itu berjalan menuju mereka serta ingin menyuruhnya masuk.

"Elo" ujar lelaki itu dengan nada yang terkejut sambil menunjuk ke arah Cika.

"Eh Lo siapa ya?" Jawab Cika dengan muka polos yang masih bingung.

"Masa Lo lupa dengan gue,  Dimas yang ada di bis duduk di samping lo saat Lo  ditinggal sama bis sekolah Lo" sambil menatap Cika yang masih kebingungan.

***Bersambung......***

**Terimakasih untuk teman-teman yang sudah mau mampir. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan dan pengucapan. Silahkan tulis untuk memberikan saran atau ucapan di kolom komentar bagi teman-teman yang sudah membaca🤗. Terimakasih 🤗.**

Ikatan PerbedaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang