Lelaki cinta pertama Cika adalah ayahnya yang selalu melindungi Cika dan menemani Cika untuk tersenyum hingga menjadi anak yang kuat dengan terpaan hidup yang dihadapi. Cinta yang kedua Cika adalah kakak laki-laki yang bernama damar, damar selalu memanjakan Cika. Damar sangat sayang dengan Cika karena dia adalah adik perempuan satu-satunya. Tetapi saat ini kasih sayang dari damar sangat dirindukan karena ia sedang melanjutkan pendidikannya setahun yang lalu di luar negeri. Damar mendapatkan beasiswa sehingga ia berangkat ke luar negeri untuk menempuh pendidikan agar semua impiannya tercapai.
Terkadang rumah yang ramai yang ramai akan sepi karena tidak ada damar yang selalu menghibur bahkan mengajak Cika untuk bergurau hingga bertengkar. Namun saat ini hatinya sangat rindu sekali dengan damar. Bila rindu mulai mencekam maka hanya selembar foto yang dapat dipeluk dan ponsel yang dapat meredakan rindu hanya dengan suara besar dari balik ponsel.
"Kapan ya kak damar pulang, sepi sekali rasanya" angan Cika berkata lesu sambil menatap rembulan dalam larut dan merebahkan tubuhnya di atas kasur hingga terlelap.
______****______
*Kringgggg, kringggg* alarm berbunyi nyaring yang terdapat di atas meja belajar Cika seketika itu membangunkan Cika dari bunga tidurnya.
Segera Cika membersihkan diri serta tempat tidurnya untuk melakukan kewajiban seorang muslim yaitu sholat subuh. Setelah melaksanakan sholat Cika langsung membantu ibunya memasak untuk menyiapkan makan pagi. Begitulah kegiatan Cika di pagi hari yang selalu berbakti kepada orang tuanya. Tidak pernah merasa lelah saat membantu orang tuanya, bagi Cika hidup itu akan terasa sangat nikmat apabila kita selalu bersyukur serta selalu menyayangi keluarga yang sudah Tuhan berikan di dunia ini. Apapun keadaannya maka keluargalah menjadi tempat untuk pulang dan berlindung.Setelah semua menu sudah selesai, Cika dan kedua orang tuanya akan makan bersama. Bagi mereka kebahagiaan kecil adalah makan bersama apapun lauknya yang penting kebersamaan maka lauk yang murah akan menjadi enak untuk dinikmati. Bila sarapan selesai semua akan bergegas untuk melakukan aktivitas masing-masing. Ayahnya akan pergi bekerja dan ibunya akan membereskan rumah. Meskipun ibu Cika sebagai ibu rumah tangga tetapi ia juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu menjahit baju dengan rancangan sendiri serta menjualnya secara online. Rancangan baju ibu Cika sangat indah sehingga banyak yang suka dengan karya ibu Cika, meskipun itu karya rumahan namun tidak kalah dengan rancangan baju di butik.
Sedangkan Cika akan bergegas ke rumah Adel sambil membawakan bekal untuk Adel makan. Karena setiap pagi orang tua Adel tidak sempat memasak apalagi makan bersama jadi Cika selalu membawakan masakan untuk Adel padahal Cika selalu menyuruh Adel untuk ikut makan pagi bersama tetapi jarang sekali ia mau untuk makan bersama di sana padahal mereka berdua adalah saudara tetapi Adel masih merasa canggung karena orang tua Cika yang sangat menyayangi Adel seperti keluarga sendiri bahkan melebihi kasih sayang kedua orang tuanya. Setelah lulus sekolah kesibukan Cika adalah mengantar Adel bekerja dan sorenya menjemput Adel. Begitulah kesibukan keduanya sambil menunggu pengumuman hasil tes mahasiswa di universitas ternama di kotanya. Tidak jarang juga Adel selalu memberikan uang jajan ke Cika sebagai tanda terimakasih karena sudah mau mengantar serta menjemput Adel saat ia bekerja. Padahal Cika selalu ikhlas untuk melakukan itu semua namun Adel selalu saja memaksa, jika tidak diambil maka Adel akan membelikan suatu benda untuk Cika seperti boneka sehingga banyak sekali boneka di dalam kamarnya. Semenjak itulah Cika menerima uang Adel namun tidak ia pergunakan melainkan ia tabung tanpa sepengetahuan Adel dan keluarga Cika.
"Adel, Adel"sambil mengetuk rumah Cika yang selalu terlihat sepi.
"Iya tunggu bentar ici" sahut Adel dari dalam sambil berlari dan bergegas buka pintu.
"Yuk berangkat" ajak Cika sambil memberikan bekal makan pada Adel.
"Eh iya ci, nanti aku kerjanya setengah hari" sambil mengikuti Cika untuk menaiki motor.
"Kenapa begitu?"
" Kamu lupa ya kalau nanti sore itu pengumuman online kelulusan pendaftaran mahasiswa baru"
"Astagfirullah, iya aku lupa Del" jawab Cika sambil melajukan motornya dengan kecepatan standard.
"Sudah ku duga" sahut Adel dengan santai.
Udara di desa sangat sejuk apalagi masih di pagi hari. Sedangkan di kota masih pagi sudah tercemar karena lalu lalang kendaraan yang banyak. Bersyukurlah kita yang tinggal di desa masih dapat menikmati pemandangan alami yang Tuhan sajikan untuk kita nikmati.
"Oh iya ci, helmnya Dimas kita balikin siang nanti aja ya pas Lo jemput gue" ujar Adel sambil menepuk bahu Cika yang sedang konsentrasi menyetir motornya.
"Oke siap"
"Jangan lupa ya ci, soalnya Lo sering pikun"
"Iya Adel sayang"
*Jenuh aku mendengar manisnya kata cinta*
Suara pengamen melenting di dalam persimpangan sambil memainkan gitar dan bernyanyi di pinggir Cika saat ia berhenti karena lampu merah. Cika segera mengeluarkan uang lembaran 5 ribuan untuk di berikan ke pengamen itu sambil menyuruh pengamen untuk menyelesaikan lagu hingga lampu hijau. *'Ada-ada saja si Cika nih, wkwkwk'*.Bagaimana tidak, karena Cika sangat menyukai semua lagu Nike Ardila salah satunya yang berjudul bintang kehidupan. Ia bahkan sangat sering bernyanyi di kamarnya meski ia tau suaranya seperti remahan rengginang. Lagu itulah yang membuat Cika selalu tersenyum dan bersemangat.
Tidak lama kemudian Cika melajukan motornya dan sampai di tempat kerja Adel. Setelah mengantarkan Adel Cika pulang dan melakukan hal seperti biasa. Cika sangat suka dengan menulis baik itu puisi ataupun cerpen namun ia masih takut untuk mempublikasikan karyanya dan ia hanya menyimpan catatan aksara itu dalam susunan buku sehingga tak terhitung jumlah karya yang sudah ia tulis. Bahkan Cika menulis hingga ia tertidur di tumpukan buku yang sudah tersusun dari coretan tinta tentang sebuah kisah. Menurutnya menulis adalah sebuah hobi, tapi ia takut untuk memperkenalkan hobinya kepada orang padahal hobi itu bisa mendapatkan uang.
______****______
Jam 12 siang,,
"Bu, Cika pergi mau jemput Adel dulu ya" ujar Cika yang sudah bersiap-siap sambil membawa kedua helm Dimas yang satunya di letakkan di jok motor dan satunya lagi ada di depan.
"Kamu gak makan dulu?" Sahut ibunya yang masih sibuk menjahit pakaian pelanggan.
"Nanti aja Bu"
" Yaudah, sekalian ajak Adel ya"
"Siap Bu, cika pamit ya assalamualaikum" sahut Cika sambil mencium tangan ibu untuk berpamitan berangkat.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya sayang" Cika melajukan motornya dengan kecepatan standar. Sambil menikmati pemandangan ia bernyanyi di atas motor dengan suara yang kabur terbawa oleh sahutan angin yang menyambar di setiap perjalanan. Jarak rumah mereka ke tempat Adel bekerja yaitu menempuh waktu selama 25 menit, jadi lumayan cukup jauh karena tempat Adel bekerja di bagian daerah perkotaan. Tak terasa Cika sudah sampai di tempat kerja Adel dan ia melihat Adel sudah menunggu di bangku tempat biasa.
***Bersambung......***
**Terimakasih untuk teman-teman yang sudah mau mampir. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan dan pengucapan. Silahkan tulis untuk memberikan saran atau ucapan di kolom komentar bagi teman-teman yang sudah membaca🤗. Terimakasih 🤗.**
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Perbedaan
Ficção AdolescentePertemuan tanpa sengaja yang bisa terjebak dalam cinta dengan pandangan pertama. Menjalin cinta dalam diri masing-masing hingga berani untuk membuka suara. Cinta yang menerima ketidaksempurnaan satu sama lain. Menjalaninya dengan berbagai pertentan...