11

313 26 0
                                    

Setelah ayahnya tiada, Mingyu kecil berusaha untuk meringankan beban ibunya yang kini harus menjadi tulang punggung keluarga.

Karena ia masih berusia 3 tahun saat itu, ia hanya bisa membantu dengan cara mengurus rumah.

Tapi naas nya, setahun setelah ayahnya tiada, sang ibu juga menyusul ayahnya.

Bukan dalam artian bahwa sang ibu tiada didepan matanya, tapi Mingyu tidak mendapatkan kabar apapun dari ibunya.

Suatu hari saat semua berjalan seperti biasanya, Mingyu bangun pagi untuk membersihkan rumah.

Ibunya juga sudah bangun untuk berangkat bekerja, malam harinya seperti biasa, Mingyu melihat persediaan beras dirumah mereka.

Mingyu cukup terkejut bahwa didalam tempat penyimpanan terdapat banyak beras, tempat penyimpanan itu dipenuhi beras.

Mingyu cukup bahagia, ia memasak sedikit dari beras itu, hanya untuk dia dan ibunya.

Mingyu berjalan kesamping rumah untuk melihat persediaan ikan kering mereka.

Sekali lagi Mingyu lumayan terkejut saat melihat bahwa ada banyak ikan yang sudah kering dan juga cukup banyak ikan yang sedang dijemur.

Mingyu mengambil satu dan membawanya masuk. Didalam ia tak memasak semua ikan itu, ia memotongnya menjadi dua dan memasak setengahnya.

Ia tak boros walau tau bahwa ia punya banyak persediaan. Mingyu hanya memasak ikan itu satu mangkuk yang tidak terlalu kecil maupun basar.

Mingyu menunggu ibunya pulang didepan rumah mereka. Ia menunggu dengan makanan yang sudah siap didepan nya.

Mingyu ingin makan bersama ibunya, ia juga ingin bertanya banyak hal, mengenai dunia luar maupun makanan banyak yang tersedia dirumah.

Mingyu menunggu hinga akhirnya seseorang datang mendekati Mingyu yang sedang duduk bersilang dengan mata yang belum terlalu berat.

Seorang anak laki-laki, seumuran dengan Mingyu. Anak laki-laki itu duduk didepan Mingyu dan bertanya pada nya.

"Hei siapa namu mu?" Dengan suara khas anak kecil.

"Aku Mingyu...kamu siapa? Aku tidak pernah melihat mu sebelumnya"

"Apa kau berpindah derajat karena menggangu bangsawan?" Lanjut Mingyu.

"Tidak aku hanya kebetulan lewat saja..rumahku tidak disini..aku hanya bosan lalu aku melihatmu dan aku ingin mengajakmu bermain"

"Kau ingin bermain di malam hari? Yang benar saja aku tidak mau..aku sedang menunggu ibuku pulang..dimana orang tua mu? Apa kau berjalan sendirian di malam hari? Itu berbahaya untuk mu"

"Tidak apa..aku sudah biasa berjalan sendirian di malam hari"

"Sudahlah..kalau kamu ingin kembali kembali lah..orang tua mu pasti mencari"

"Tapi aku ingin disini"

"Baiklah kau bisa disini menemaniku menunggu ibuku pulang..tidak apa kan?"

"Ya tentu saja"

Akhir nya mereka berdua menunggu ibu Mingyu hingga mata mereka mulai berat dan mereka mulai tertidur.

Keesokan pagi nya, Mingyu mencari ibunya. Ia tak menemukanya di manapun.

Mingyu pikir ibunya sudah berangkat bekerja karena hari sudah mulai menjelang siang.

Mingyu melihat anak yang semalam menemaninya sedang tertidur, ia menginap—ketiduran—dirumah Mingyu.

Mingyu mengecek makanan, dan makanan semalam seperti sama sekali tidak disentuh. Mingyu merasa sedikit aneh, apakah ibunya tidak makan apapun semalam?

Mingyu memanaskan makanan dan menghidangkan nya lagi. Ia membangunkan anak kecil semalam dan menyuruhnya sarapan dulu sebelum pulang.

Mereka sarapan bersama setelah itu, anak kecil itu pulang dengan meninggalkan beberapa mainan yang ia bawa semalam.

Ia bilang itu sebagai pembayaran atas hidangan lezat Mingyu. Walau hanya nasi dan ikan teri gurih manis ala kadarnya.

Mingyu belum merasa ada yang aneh dengan ibunya. Ia melanjutkan hari seperti biasa hingga ia menemukan sesuatu yang membuatnya menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya lagi.




~***~






~makanan sederhana buatan Mingyu yang hampir setiap hari ia dan ibunya makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~makanan sederhana buatan Mingyu yang hampir setiap hari ia dan ibunya makan



Senja {Minwon}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang