"Kamu tuh, kok kaya orang oon sih?"
Kalimat itu terus menerus menghantui pikiran ku. Aku tidak pernah menyangka bahwa ibuku sendiri akan mengatakan kalimat menyakitkan seperti itu.
Apa salahnya diam. Harusnya ibuku itu senang aku tidak melakukan hal apapun. Karena pasti selalu terlihat salah dimata ibuku.
Tapi kenyataannya, tidak seperti yang aku pikirkan. Aku tetap salah, salah, dan salah.
Aku menangis terisak sambil menenggelamkan wajahku di bantal. Menumpahkan semua tangis air mata, teriakan, isakan. Agar tidak ada orang yang tau aku menangis.
Walaupun hanya karena kata kata sepele dari ibuku. Aku menangis. Terlihat cengeng sekali bukan.
Mengapa setiap diriku menangis, pasti ada kejadian kejadian dahulu yang membuat ku ingat sekarang.
Seperti dulu...
"Dasar pendek"
"Makanya tinggi, biar bisa ngambil apa apa"
"Ihh sekarang Sora gendut ya. Gasuka deh ewhh"
Dasar tidak punya hati nurani.
Ah sudahlah, aku tidak ingin mengingat semua perkataan itu. Yahh walau kadang aku teringat kejadian yang tak mengenakan dulu.
Mengapa selalu terselip ingatan menyakitkan saat aku menangis?.
Terkadang bahkan, disela-sela tangis ku, pasti ada pikiran yang seharusnya ku lakukan.
Bunuh diri.
Tukk tukk tukk
"Dek. Lu ngapain di kamar, cepet keluar, dicariin Mamah tuh"tidak ada angin,tidak ada hujan kak Anthony, tiba-tiba mengetuk pintu kamar ku dengan tidak sabaran. Membuat aku mengumpat sedikit, karena mengganggu.
Aku segera menghapus air mataku, lalu memastikan bahwa tidak ada tanda tanda kalau aku habis menangis.
Entah mengapa rasanya aku tidak ingin siapapun tau. Aku lebih baik diam daripada harus membagi kesedihan itu.
"Iya bentar"sahutku.
Aku segera keluar kamar untuk mendatangi Mamah, dan tidak memperdulikan kak Anthony yang mengomel karena aku tidak sengaja menginjak kakinya, tanpa meminta maaf.
Dijalan aku masih mendengar ocehan tidak jelas dari kakak laki-laki ku itu. Sungguh risih mendengarkanya.
"Ih kurang asem bener lu ama abang lu, lu"
"Sakit anjing kaki gw"
"Bisa bisa berdarah nih"
Berdarah katanya? Aku saja yang terkena roda troli supermarket kemarin tidak sampai segitunya. Ini hanya terinjak kakiku saja, seperti patah tulang. Dimana wibawa seorang Lee Anthony yang terkenal maco, play boy satu sekolah.
"Kenapa mah?" tanyaku kepada Mamah Irene, setelah sampai di depanya.
"Adek belum makan kan? Kalau belum makan gih sana" Irene menyuruh anak bungsunya ini untuk makan. Ia tau aku belum makan apapun dari tadi siang.
Ternyata, walaupun Mamah marah kepada ku, tapi kenyataan nya dia masih peduli.
Aku mengangguk, tanda mengiyakan perkataan Mamah. Lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan. Untung Mamah menyediakan makan malam untukku. Jadi aku tidak perlu repot untuk memasak. Rasanya malas untuk memasak sesuatu.
Setelah mengambil nasi dari rice cooker, aku melihat ada sosis, nugget, sayur sop, buatan Mamah ada di meja makan. Yang membuat ku tidak sabar untuk memakanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth || Untuk Masa Mudaku
RandomAku egois ya ~Lee Sora Lo nggak egois kok, cuma kepdan aja ~Helmy Nataranda Kak, aku boleh pergi nggak -Lee Sora Nggak usah kurang ajar deh Ra -Helmy Nataranda Bercanda kok ~Lee Sora Bercanda lo nggak lucu, Ra ~Helmy Nataranda ******* Gw masih cinta...