[2] Oh My God

7 1 0
                                    

Bugghh

"Bangun, jan kebo lu. Sekolah hari ini" untuk kesekian kalinya. Kak Arin membangunkan ku dengan cara tidak biasanya. Bedanya kali ini dengan, menggebuk tubuhku dengan bantal, yang sedang menikmati enaknya mimpi.

"Engguhhh"

"Heh, malah ngedesah! Cepet mandi sono. Atau gw seret lagi kayak kemarin" kak Arin tau apa kelemahan ku saat bangun tidur. Yaitu, menyeret tubuh yang tidak sebanding dengan badan kak Anthony ini ke kamar mandi.

"Lima menit lagi"

"Lima menit, lima menit. Tau tau sejam"

Kak Arin tau saja kebiasaan adiknya. Bilangnya hanya lima menit, tapi sampai satu jam pun, aku belum terlihat batang hidungnya.

"Yaudah tarik" suruhku kepadanya. Bodoamat mau atau tidak. Intinya aku tidak ingin sekolah hari ini.

Malas rasanya.

"Oke!" bersemangat sekali ia saat aku suruh. Penurut sekali kakakku yang satu ini. Senang rasanya menjadikannya babu.

Tapi tunggu--

Sreekk

"Aaaakkhhh" aku memekik keras, saat kak Arin bukan hanya menarik ku. Tapi juga menyeret.

"Kak, lepasin! Sakit anjir!"sakit sekali rasanya terbentur lantai cukup keras. Bahkan sekarang posisi tubuhku sangat mengenaskan.

Kedua kaki ku, diseret oleh kak Arin. Kedua tangan ku mencoba untuk menghentikan aktivitasnya. Tidak tenang sekali sih pagi pagi. Harusnya kan aku dibangunkan dengan cara baik baik. Seperti " dek, bangun yuk. Hari ini kan sekolah", dengan nada pelan.

Tidak. Tidak seperti itu kenyataan nya. Ternyata espektasi ku terlalu tinggi.

"Nahh, udah sampe kamar mandi. Mandi sana"

"Iya tau"aku hanya mengiyakan perkataan kak Arin, dengan malas. Aku tidak ingin mandi. Tapi nanti Mamah marah. Yasudah.

°°°°°°°

Ruang kelas begitu ramai. Suara riuh siswa terdengar sampai bawah tangga kelas. Ya begitulah suasana dipagi hari. Tidak kalah ramai dengan jam istirahat.

Aku sampai sedikit telat di sekolah karena diperjalanan tadi terjebak macet. Apalagi kakak kakakku berulah lagi. Mereka merusak AC mobil Papah. Entah apa penyebabnya, aku tidak melihat. Intinya mereka merusak itu. Yang pasti terkena perkataan pedas dari mulut Papah.

Aku duduk di meja paling belakang. Karena aku ingin bermain, bersenda gurau, bahkan menyontek jawaban dari anak cupu di sebelah ku. Maaf sedikit kasar. Tapi teman teman dan aku sering memanggilnya begitu. Tapi aku lebih suka memanggilnya si jenius. Karena memang anaknya keterlaluan pintar.

"Eh kang nyosor baru dateng sekarang?" tanya Clathria kepadaku. Jangan mengkritik dia kalau dia memanggilku dengan sebutan kang nyosor. Karena itu sudah menjadi kebiasaan nya. Walau hatiku agak sedikit mengganjal saat ia memanggilku begitu.

Tapi tidak apa apa. Aku santai santai saja.

"Iya, gara gara kak Arin sama kak  Anthony tuh. Tapi bukan sepenuhnya salah mereka sihh. Salah jalanan juga. Macet" benar kan kataku. Tidak sepenuhnya salah mereka yang merusak AC mobil Papa.

"Emang kenapa mereka?"

"Biasa, ngerusuh"

"Selamat pagi, anak anak" belum sempat berbicara banyak dengan Clathria, bu Andine sudah datang duluan ke kelas. Alhasil seluruh siswa berhamburan untuk mencari tempat duduknya masih masing.

To My Youth || Untuk Masa MudakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang