"Kalau kamu males, berarti bukan anak Mamah"
Aku bahagia, kemudian terluka lagi.
Itu saja berulang ulang tanpa henti. Tidak tau tempat, waktu. Selalu, saat aku bahagia berlebih, kemudian ada hal yang membuat aku terluka lagi. Entah itu karena apa.
Entah mengapa aku merasa bahwa, pasti ada seseorang yang membuat ku tidak ceria lagi.
Baiklah, aku teringat kejadian masalalu lagi.
Tentang ayahku, yang tidak menyetujui kalau aku ikut les vokal di sekolah. Melarang ku untuk melakukan hal ini, itu. Dan masih banyak lagi.
Selalu, muncul pikiran seperti itu. Pasti saat aku sedang sedih.
"Nggak usah ikut beginian. Kamu nerusin usaha Papah aja"
Aku sebenarnya juga ingin meneruskan usaha Papah. Tapi apakah salah jika aku ingin menggapai cita citaku.
Aku cukup tegar menghadapi dunia. Walaupun terkadang ingin pergi selamanya. Tapi aku urung melakukan itu.
Aku ingin menjadi apa yang aku inginkan, dan tidak peduli apa kata orang orang disekitarku. Tapi belum tentu itu terjadi.
Aku takut. Takut untuk bersosialisasi kepada orang lain. Aku cenderung tertutup, dari kakak kakakku. Aku lebih pendiam dengan orang yang baru ku kenal. Tapi tidak berlaku untuk orang yang sangat dekat dengan ku.
Aku sering mengumbar aib diriku sendiri dengan orang terdekat hha. Memang tidak tau malu.
Kembali ke diriku sendiri.
Aku sudah memikirkan bagaimana aku kedepan nanti, aku bisa membahagiakan orang tua, dan bisa melakukan apapun sendiri. Tapi aku juga sering memikirkan bahwa "apakah orang tuaku, menyetujui itu? Atau malah sebaliknya"
Kalau tidak, aku harus berbuat apa. Oh iya, meneruskan usaha Papah dan melakukan hal hal tidak berfaedah seperti orang gila.
Apa harus seperti itu?
Aku takut gagal.
Yang aku lakukan saat ini adalah menangis, menangis, dan menangis. Walaupun aku tau, menangis itu tidak ada gunanya. Aku terus berusaha walaupun hasilnya zonk, dan akhirnya menyerah.
Usaha tidak menghianati hasil, tapi hasil yang menghianati usaha.
Aku tidak pandai dengan urusan pelajaran, dan seseorang. Bodoh, bahasa kerasnya.
Tapi aku yakin, kalau aku memperhatikan mereka, dan bersungguh sungguh ingin lolos. Pasti akan berhasil. Tapi entah hasil sebenarnya bagaimana. Entah berhasil, atau malahan gagal. Aku tidak tau. Karena Tuhan yang mengatur itu semua, rezeki dan masa depan.
Itulah salah satu wejangan dari Mamah ke aku. Karena seperti manusia biasa, aku sering mengeluh.
Walaupun sekarang ayah dan ibuku marah, mungkin. Tapi aku yakin, tidak berselang lama pasti mereka akan bersikap seperti biasa lagi. Mamah berubah, dan Papah juga berubah. Dengan arti, tidak ingin memperpanjang urusan lagi.
Dan aku kembali seperti biasanya, tapi lihat saja nanti.
°°°°°°°
Kak Helmy
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth || Untuk Masa Mudaku
AcakAku egois ya ~Lee Sora Lo nggak egois kok, cuma kepdan aja ~Helmy Nataranda Kak, aku boleh pergi nggak -Lee Sora Nggak usah kurang ajar deh Ra -Helmy Nataranda Bercanda kok ~Lee Sora Bercanda lo nggak lucu, Ra ~Helmy Nataranda ******* Gw masih cinta...