Ku Kira

255 11 0
                                    

Suasana tahun baru kali ini seperti biasanya, selalu ramai dan dipadati oleh orang-orang yang sengaja datang hanya untuk melihat pergantian tahun.

Bagi Gusti, setelah lima tahun lamanya ia mencoba beberapa kali untuk melamar Kamil, akhirnya hari ini juga dia bisa melamar kekasih hatinya.

Kamila atau biasa akrab dipanggil Kamil ini adalah pacar dari Gusti. Hubungan mereka sudah berjalan lima tahun lamanya. Besok tanggal 1 Januari adalah perayaan hari jadi mereka yang kelima. Gusti berharap di tahun 2016 bisa mengganti status barunya.

Kamila, meskipun perempuan ini terkesan cuek, namun entah kenapa Gusti tetap menyayanginya. Mau berapa kali pun ia dicampakkan Kamil tetap rumahnya untuk pulang.

Kamil, perempuan satu-satunya yang ia hormati dan sayangi.

Kamil, perempuan yang akan ia pinang untuk ke jenjang yang lebih serius.

Kamil, rumah dan tempat berbagi untuk Gusti.

Kamil, tempat Gusti bersandar dari penatnya hidup.

Kamil, Kamil, dan selalu Kamil.
Nama itu akan selalu Gusti sebut dalam doa.

"Rame banget ya Mil?" tanya Gusti memecah keheningan.

Hiruk pikuk jalanan di sekitar Nol KM ini dipadati pengunjung. Ramai, bising dan tentunya banyak sekali yang membawa pasangan mereka. Menikmati momen kebersamaan diakhir tahun.

Gusti yang memang pada hari itu memakai kemeja warna biru dongker bercorak. Sengaja ia memakai outfit rapi agar bisa berpenampilan terbaik di depan kamil.

Tentunya tidak lupa kotak beludru berwarna merah maroon ia simpan di dalam saku celananya.

Hari ini tepat pukul 12 malam, Gusti resmi akan melamar Kamil. Ia tidak akan menyia-nyiakan momen yang menurutnya akan berkesan selama hidupnya.

Jantungnya berdegup kencang tatkala ia menatap paras wajah cantik Kamil.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Udara malam semakin menusuk ke kulit mereka. Beberapa orang terlihat sibuk berlalu-lalang ke sana kemari mencari tempat ternyaman untuk menyambut perayaan tahun baru.

"Mil, kamu gak kedinginan?" tanya Gusti khawatir.

"Nope, bukannya kebalik ya?" tanya Kamil balik.

"It's oke aku gapapa."

"Mil, lapar gak? mau makan dulu? kita pergi cari oseng mercon atau angkringan gitu deh, mau gak?" ajak Gusti.

"Boleh deh." Ucap Kamil mengiyakan ajakan Gusti.

"Yuk," ajak Gusti sembari mengulurkan tangannya namun Kamil memilih mengabaikannya.

Gusti yang memang berada di belakang Kamil diam-diam memperhatikannya dan bibirnya membentuk bulan sabit. Iya Gusti tersenyum membayangkan raut wajah kekasihnya nanti saat ia melamar.

"Gusti, lo harus lebih berusaha buat luluhin cewek lo," gumam Gusti meyakinkan dirinya sendiri.

"Gusti, agak dipercepat bisa? nanti tambah macet. Aku sesak kalau lihat orang banyak."

Setelah akhirnya mereka memutuskan untuk makan di tempat salah satu angkringan di sekitar Malioboro, Gusti membuka percakapan terlebih dahulu.

"Mil, hubungan kita kan udah hampir 5 tahun. Kerjaan aku juga udah stabil." Ucap Gusti yang kali ini menunjukkan mimik wajah seriusnya.

"Hm, terus?" respon Kamil dengan wajah sedatar mungkin. Ia terlihat enggan menanggapi obrolan tidak berbobot Gusti.

Gusti meraih tangan Kamil dan menggenggamnya.

Ku Kira Where stories live. Discover now