1. Awal mula

580 28 22
                                    

Hai, selamat datang di cerita sederhana ini. Karya dari author amatiran xixi, cerita ini masih anget banget dan on going, cerita ini juga bakal up di FB gue @Ftrsymth. Jadi jika lewat di beranda kalian di FB dan nama FB nya sama, berarti itu FB gue yah hehe.

Oke happy reading, Jangan lupa Follow, Vote dan komen, supaya gue semangat ngetiknya hehe.

•••

Aku duduk termenung di sisi kasur, memeluk kedua kaki ku yang tertekuk seraya memikirkan penderitaan ku yang tiada habisnya. Pandangan ku kosong, air mata ku seakan menolak untuk keluar, karena sudah begitu banyak air mata yang ku keluarkan di hari sebelumnya.

Kematian suami ku beberapa hari lalu begitu menguras tenaga, rasanya aku sangat lemah dan tidak ada semangat untuk menjalani kehidupan ku setelah kepergiannya.

Suami yang begitu ku cintai, kekasih ku yang baru tiga bulan menyandang gelar sebagai suami ku, harus pergi karena kecelakaan pesawat yang menimpanya. Andai saja waktu itu aku melarangnya untuk pergi keluar kota, mungkin dia tidak akan pergi secepat ini.

Aku menunduk lalu mengelus perut ku, kembali ku merasakan sakit yang begitu dalam. Padahal baru sebulan yang lalu aku dan suamiku sedang bahagia karena kabar kehamilan ku, tapi mengapa Tuhan mengambilnya secepat itu? Mengapa Tuhan menyiksa ku seperti ini? Bahkan anakku belum berbentuk di dalam sana, tapi kenapa tuhan memisahkan dia dan papanya?

Hancur, aku begitu hancur saat ini. Ingin rasanya aku pergi, pergi menyusul suami ku yang telah tenang di alam sana. Aku begitu mencintai suami ku, mencintai sosok suami yang baik dan lembut sepertinya.

𝑌𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛, 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑢 𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔?

•••

Author POV:

[Beberapa hari sebelumnya]

"Sayang kamu yakin gak mau aku temani ke Busan?"

Seorang wanita duduk di tepi kasur, memperhatikan suaminya yang sedang memakai kemeja. Sedetik kemudian pria tampan itu menoleh pada sang istri, tersenyum seraya menghampirinya.

"Aku pergi sendiri aja sayang, lagi pula hanya sebentar."

"Tapi aku khawatir, perasaan ku tidak enak Jungkook."

Pria bernama Jungkook itu terkekeh, mencubit gemas pipi sang istri dan sesekali menciumnya.

"Perasaan ku lebih tidak enak kalau kamu ikut ke Busan."

"Kenapa begitu?"

"Karena kamu sedang hamil Jeon Taqiya, jadi aku tidak mau kehamilan mu terganggu."

Wanita bernama Taqiya itu menjeling. Pintar sekali suaminya ini berbicara.

"Bilang aja, kalau kamu yang terganggu."

Jungkook terkekeh, merangkul sang istri untuk di peluk. "Pemikirannya gak boleh gitu. Aku kan pergi kerja sayang, istri ku, cinta ku, belahan jiwa ku." Goda Jungkook, berharap Taqiya bisa tenang.

Taqiya sedikit luluh. Benar juga yang Jungkook katakan, pria itu kan pergi untuk kerja, bukan untuk melakukan hal aneh.

"Baiklah. Tapi jangan lupa untuk selalu kabari aku, oke?" Taqiya menjulurkan kelingkingnya, dia ingin suaminya ini berjanji padanya.

Jungkook tersenyum, menyatukan kelingking miliknya dengan kelingking sang istri. Keduanya saling tatap, ada rasa gelisah ketika Taqiya memperhatikan wajah sang suami. Wajahnya terlihat lebih pucat namun sedikit bercahaya, tidak seperti hari-hari biasanya.

DIFFERENT [MYG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang