Reno membuka matanya dengan amat terkejut kala merasakan siraman air di wajahnya. Dengan reflek, pria tampan itu bangun dari posisi tidurnya, duduk dengan linglung diatas ranjang.
Mengucek matanya beberapa detik, Reno mengernyit menatap apa yang ada di hadapannya itu. sungguh nyawanya belum terkumpul, namun ia sudah dikejutkan dan dibuat bingung setengah mati dengan apa yang terjadi di pagi harinya yang harusnya indah itu.
Manik kembarnya yang menyipit menatap heran kearah sekumpulan orang-orang yang dikenalnya. Kedua orangtuanya ada di sana bersama dengan Nayla serta ibu dari kekasihnya itu. Pandangannya turun kearah kondisinya yang membingungkan. Tidur diatas ranjang dalam kamar yang bukan merupakan kamar hotel miliknya dengan sebuah selimut putih yang menutupi tubuhnya, yang ia yakini tak berbalut apapun. Dan jangan lupa noda merah yang terpampang jelas di sprei putih yang ia tempati itu.
Flashback On
Reno duduk dengan malas ditempatnya. Jujur saja jika tidak mengingat dirinya adalah pemimpin di perusahaan ini. Ia akan berpikir ribuan kali untuk datang ke tempat ini hanya untuk menghadiri undangan acara makan malam. Perayaan kecil-kecilan atas selesainya pemotretan untuk project perusahaannya.
Berada di pertengaan jalanannya acara. Entah mengapa tiba-tiba Reno merasakan sakit pada kepalanya. merasa tak cukup kuat menahan sakit, Reno memutuskan undur diri dari tengah-tengah acara. Mengatakan untuk lebih dulu kembali kekamar mengingat perjalanan yang ia tempuh cukup jauh untuk sampai ditempat itu.
Pria itu berjalan dengan sedikit sempoyongan kearah lobi hotel, hingga tubuhnya hampir limbung kebawah jika tidak ada seorang yang membantunya.
" kau tidak apa-apa ? " tanya seorang pria yang ternyata adalah Abimanyu
" aku tak apa. Hanya merasa sedikit pusing. Kau bisa kembali ke sana " ujar Reno mencoba meyakinkan sahabatnya itu.
Abimanyu hanya mengangguk ragu, namun pria itu tetap memutuskan kembali ketengah-tengah acara yang masih berlangsung itu.
Terpaksa Reno harus melanjutkan langkahnya seorang diri. kepalanya yang semakin pening dengan kesadaran yang telah berada diambang batas. Reno menyipitkan matanya, melihat pintu kamar yang ia yakini merupakan miliknya. Ia segera masuk kedalam dengan kartu yang ia miliki dan segera merebahkan tubuhnya. Mengistirahatkan dirinya sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya.
Flashback Off
PLAK !!
Suara tamparan yang keras membuat atensi Reno berpindah pada seorang gadis bertubuh mungil dengan kondisi kacau. Gadis itu terduduk dilantai dingin hanya dengan sebuah selimut putih yang pastinya menjadi satu-satu penutup tubuh polosnya. Gadis itu sama sekali tak melawan atau meringis sakit bahkan menenteskan air mata. Ia hanya diam menerima pukulan serta jambakan di rambutnya.
" apa yang terjadi ? " tanya Reno akhirnya, kala benar-benar tak mengerti dengan apa yang terjadi.
Reno sama sekali tak bisa mengingat apa yang terjadi padanya. Namun melihat Nayla menatapnya dengan tatapan sendu disertai lelehan air mata serta ibu dari kekasihnya itu tampak diliputi emosi dengan tanpa segan-segan menyiksa seorang gadis bertubuh mungil. Reno yakin ada yang tengah tak beres saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Mask
Romance" aku sangat ingin membunuhmu detik ini juga " geram Reyno sebelum berjalan memasuki kamarnya. Kembali, bukannya merasa takut Reina malah terkekeh geli di tempatnya " tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan seorang Reina~" desisnya halus Apa yan...