Chapter 2

763 134 1
                                    

Saat ini Chika belum keluar kelas padahal bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Entah apa yang mau di lakukan oleh Chika sehingga betah di sana. Oke saya perkenalkan Chika

Yessica Tamara atau bisa di panggil Chika siswi berprestasi di sekolah ini tak heran jika semua murid mengenal siapa itu Chika, ah bukan hanya terkenal dengan prestasi Chika juga terkenal dengan kecantikannya sehingga banyak sekali di sukai oleh laki-laki atau perempuan.

"Woy!"

"Astaga ngangetin aja lu Vi"

"Ya sorry lagian lu bengong ngapain? Mana sendirian lagi di kelas." Ucap Vivi teman akrab chika

"Gue lagi kepikiran sama anak baru di kelas gue tadi" ujar Chika

"Hah? Kepikiran gimana?" Tanya Vivi  ngelag, memang seperti itulah Vivi.

"Namanya Ara, gue pernah denger nama itu tapi gue lupa dimana." Jawab Chika

"Oh."

"Iii ngeselin banget."

"Aw aw. Udah ayo ah pulang"

Chika dan Vivi keluar dari kelas, mereka berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. Tetapi saat ingin memasuki mobil tangan chika di tahan oleh seseorang.

"Mau kemana hm? Urusan lo sama gue belum selesai." Ucap Gita sambil menekan lengan Chika dan itu membuat Chika meringis kesakitan.

"Eh santai dong, lo gausah kasar ye" Vivi mendorong bahu Gita. "Gue gaada urusan sama lo." Ucap Gita dengan menekan kata terakhir, lalu Gita menarik lengan Chika dengan kasar dan membawanya entah kemana.

Ara yang melihat itu dari kejauhan pun sangat penasaran. Ia melangkah pergi dan mengikuti Gita dari belakang.

"Lepa-sin aws sakit. Lo bisa ga si gausah kasar sama gue!" Bentak Chika sambil menahan tangisnya.

Gita tidak peduli ia terus saja menyeret Chika ke arah gudang sekolah. Sedangkan Vivi sudah di halangi oleh dua teman Gita kalau sudah begini Vivi tidak bisa apa-apa ia hanya bisa berdoa semoga Chika baik-baik saja.

Ara terus mengikuti kemana Gita membawa Chika. Saat berbelok...

Kemana Gita?

Sial. Tiba-tiba saja Gita dan Chika menghilang.

BRAK!!

Ara terkejut mendengar suara itu dengan cepat Ara segera berlari mencari sumber suara itu.

"Lo harus jadi pacar gue!"

"Sampaikan kapan pun gue ga sudi jadi pacar lo!" Bentak Chika menahan tangisnya

"Kalau lo nolak, lo tau kan akibat nya hm." Ucap Gita dengan tangan mengelus pipi Chika

Satu bulir air mata jatuh mengenai tangan Gita.

"Ck. Cengeng lo!"

Gita pergi begitu saja tanpa memperdulikan Chika. Ara yang melihat Gita keluar dengan cepat dirinya bersembunyi.

"Kasar banget tuh orang"

"Lo ngapain disini!"

Ara terkejut dengan keberadaan Chika di depannya, ia mengelus dada sabar.

Ara merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan dan pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Chika.

"Hadeh"


***


Saat ini Chika sudah berada dirumah ia baru saja selesai mandi. Baru saja ingin merebahkan diri suara ketukan pintu terdengar dari luar.

Ceklek

"Kata mami kak Chika belum makan, ini kity bawain makanan" ucap Kity adik Chika

Chika menatap sendu makanan yang dibawa oleh adiknya, ia jadi teringat dengan masa kecil nya itu. Kity yang paham dengan kakaknya itu mengusap lembut pundak sang kakak.

"Kak"

"Eh iya yaudah kamu ke kamar aja nanti kak Chika makan kok" ucap Chika sambil mengambil alih makanan tersebut.

"Makasih ya"

"Sama-sama"

Chika menutup pintu kamar nya ia kembali merebahkan dirinya. Chika menatap langit-langit kamar, ia tiba-tiba saja teringat dengan anak baru itu.

"Ara?"

"Pernah denger tapi dimana?"

"Kata mami kalo gue udah ketemu orang yang namanya Ara harus laporan? Maksudnya apa coba." Dumel Chika

"Ah tau deh"

Drett... dret... drett...

Viona is calling...

"Halo"

"Woy chik lo gapapa? Lo dia apain ama si Gita? Lo dibawa kemana? Lo--"

"Stop! Lo bisa ga sih kalo nanya tuh satu satu?" Ujar Chika pada Vivi

Sedangkan di sebrang sana Vivi sedang cengengesan tidak jelas.

"Hehe gue kan khawatir apalagi lu malah ninggalin gue ck."

"Gue jawab. Gue gapapa, gue ga di apa-apain sama dia dan gue dibawa ke gudang sama si Gita." Jelas Chika pada Vivi

"Dia ga bilang macem-macem kan sama lo? Kalo ada bakal gue hajar."

"Halah lo ketiban kayu aja nangis-nangis 7 hari 7 malam." Ledek Chika pada Vivi

"Ya nangislah anjir itu kayu gede banget, dan membuat saya sangat capek"

"Capek apa?"

"Nangis! Hahahahaha"

Tut...

Chika mematikan telfon nya sepihak, dan di sana Vivi sedang misah misuh karena takut Chika marah.





























Tbc

Last Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang