Jogja

1 0 0
                                    

"kamu beneran mau tinggalin aku?"
"yaampun kala, aku kan cuma seminggu aja disana, itu juga karena perpisahan sekolah. lagian aku ga tinggalin kamu beneran kok. gausa kaya anak kecil deh kamu."
"ya tapi kan tetep aja, nanti kalo aku kangen gimna?"
"kala, si bayik kecil ku. jaman sekarang itu udah canggih, kita bisa video call."
"ahh alna." kala merengek

perpisahan sekolahku diadakan di daerah istimewa jogjakarta, mungkin agar terasa istimewa makanya diadakan disana. yang pada akhirnya membuatku mau tidak mau harus kesana. seharian ini skala penuh pencitraan. seperti anak bayi yang tidak mau ditinggal ibunya.

walau bagaimanapun aku harus tetap pergi, aku sudah mempersiapkan segalanya dan sejujurnya aku sedikit gembira untuk hal ini, mungkin disana aku bisa sedikit meregangkan otot-otot otakku yang mulai kaku sejak masuk masa-masa lulus sekolah. karena selalu dipaksa berpikir.

lusa adalah hari keberangkatanku, tak lupa sehari sebelumnya aku sempatkan untuk bertemu skala, mungkin ia keberatan dengan kepergianku, yaa.. seperti remaja-remaja yang sedang dimabuk cinta. tak mau lepas dan ketinggalan.

bahkan saat ingin berangkatpun aku sempat menghubunginya dan berbincang hangat dengannya. perbincangan yang sederhana, seputar mengingatkan untuk hati-hati, tetap menjaga pola makanku, menjaga kesehatanku, jangan lupa menghubungi dia, dan hal normal sederhana lainnya yang disampaikan sepasang kekasih saat salah satu darinya ingin bepergian.

aku sampai di jogja pukul 10 malam, rasanya aku ingin segera merebahkan diriku di kamar, pegal sekali. dan keesokan paginya adalah hari dimulainya aktivitasku di jogja. mengunjungi beberapa destinasi hingga acara perpisahan. semua terasa begitu sempurna untukku, walaupun kadang aku merasa bosan. malam sebelum kembali ke jakarta aku sempatkan diri untuk menikmati malam di malioboro, berkeliling sambil menggenggap segelas kopi hangat. duduk dan sedikit merenung ditengah keramaian.

"lo anak sekolah yang satu hotel sama gue kan?"

aku terdiam begitu mendengar kalimat itu dari seseorang yang bisa ku bilang sok asik. aku sedikit menggeser posisi dudukku menjauhinya.

"sendirian?" tanyanya lagi
"ngga temen-temen gue ada kok,cuma lagi belanja deh kayanya."
"mau ditemenin?"
"gak perlu, lagian juga gue mau balik ke hotel, udah cape banget." aku memaksakan senyum diatas rasa lelahku yang memang sebenarnya sangat lelah.
"kalo gitu balik bareng aja."
aku bingung harus berkata apalagi, sejujurnya aku sangat malas. tapi mungkin dia memang orang baik yang hanya ingin berkenalan, lagi pula hotel ku tidak jauh hanya tinggal berjalan beberapa langkah saja. jadi menurutku tidak masalah kalau dia ingin kembali ke hotel bersamaku.
"juga sendirian?" aku berbalik menanya, sedikit mencairkan suasana.
"ngga gue juga sama temen-temen gue, cuma gua agak bosen kelamaan nunggu mereka keliling-keliling."
"udah lumayan malem juga kan, mending tidur deh." lanjutnya.
aku sedikit tersenyum
"ohya, btw gue dari bandung. lo dari jakata ya?". dan aku hanya mengangguk.

hari itu dia meminta untuk bertukar nomor handphone denganku,sepertinya dia tertarik untuk mengenalku lebih jauh, aku tentu tidak akan memberikan nomorku begitu saja. bagaimana tidak, karena Alna selalu mengingat kekasihnya Skala. dia justru memberiku opsi. jika aku tidak berkenan memberian nomorku, paling tidak dia ingin menyapaku di mendia soasial. dia memfollow satu akun media sosialku, yang tentunya aku biarkan dia melakukan itu. aku tidak ingin memberikan kesan pertama yang buruk untuk orang lain saat pertama kali bertemu denganku.

Namanya Bintang. aku tau Bintang orang yang baik dan tidak berniat jahat kepadaku. aku tidak serius ingin mengenalnya juga, bagiku sudah cukup hanya dengan mengetahui namanya malam itu dan mengenalnya, selebihny aku kan pulang kejakarta dan akan melupakannya. tapi tidak berhenti dimalam itu. bintang mencoba mengirimkan ku pesan lewat media sosial. saat itu aku merasa, apa dia benar-benar serius ingin mengenalku. tapi aku tidak terlalu ambil pusing tentang hal itu.

Keesokan harinya adalah hari aku pulang ke Jakarta, tepatnya malam minggu, diperjalanan pulang aku sedikit tidak tenang, karena skala latereply pesan dariku. aku menunggunya hangga pada jam 12 malam ia menelfonku saat aku aku terbangun dari tidurku, kami sedikit berbincang. dan skala memerintahkan ku untuk kembali tidur dan beristirahat. perbincangan berakhir disana, aku tidak benar-benar tertidur karena hatiku mengatakan hal buruk tentang skala. bisa dikatakan overthinking, aku takut malam itu skala sedang Bersama perempuan lain. aku takut skala berselingkuh. walaupun aku yakin ia tidak akan melakukan hal semacam perselingkuhan, aku sangat yakin skala sangat menyanyangiku. skala yang ku kenal akan selalu menjaga hatinya untukku dimanapun aku berada seberapa jauhpun jarak anatara kita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang