Hujan Untuk Pertama kalinya

109 4 1
                                    

Malam ini malam minggu, malam yang telah ku rencanakan untuk bertemu skala, jantungku tak berhenti-hentinya berdetak tak beraturan, bahkan aku sudah memikirkan kalimat apa saja yang akan ku katakan untuk bertemunya nanti

Tuhannnnn! Rasanya seperti ingin bertemu siapa saja. Padahal skala kan bukan siapa-siapa, menatap matanya saja tidak pernah tapi sekalipun harus menatap matanya aku pasti tak akan kuat.

Aku ini tidak bisa berlama-lama menatap mata orang lain, apalagi orang yang kucintai tapi skala kan bukan orang yang kucintai tapi nanti kalau aku jatuh cinta lewat pandangan matanya bagaimana?

"Ah...apasiii al gak boleh mikirin yang engga-engga deh!". Batinku terus bergumam

Setelah cukup lama mempersiapkan diri untuk bertemu skala akhirnya waktu menunjukkan pukul tujuh malam.

Tiba-tiba sebuah panggilan suara masuk pada handphone ku.

"Halo al?"
"Ya kenapa?"
"Lo udah siap? Gue jemput lo dimana?"
"Oh udah kok udah, dirumah aja".
"Oke share lokasi lo ya gue langsung berangkat ni, Bye".

"Eh apaapan si al masa langsung disuru kerumah, nanti kalo mamah nanya gimna? Mau bilang siapa? Pacar? Kan gak mungkin". Batinku lagi-lagi berkata

Aku gak terbiasa membawa lelaki kerumahku, Ini untuk pertama kalinya lelaki yang baru ku kenal belum pernah ku temui sebelumnya,tapi dengan spontan aku menyurunya menjemputku di rumah.

Beberapa menit kemudian dia tiba di rumah ku, saat aku melihat keluar jendela terlihat sesosok lelaki tampan duduk disebuah motor yang ia kendarai.

Aku menghela napas dalam-dalam, memberanikan diri untuk menemuinya walau dalam keadaan jantung yang terus berdetak tak beraturan.

Ya tuhan mimpi apa aku semalam? bisa bertemu dengan makhluk seperti dia, aku hanya terdiam kaku. Semua kata-kata yang telah ku siapkan seakan-akan buyar. 

"Hay". Sapaan hangat keluar dari mulutnya, membuatku sadar kalau di hadapanku ada seseorang yang dari tadi menungguku menyapanya.

"Eh iya hay juga, langsung berangkat aja ya". Jawabku dengan sedikit kaget.

"Ga mau diizinin dulu?".

"Gausah gue udah izin kok".

"Jadi gak perlu gue izinin?".

Aku menggelangkan kepala dan skala tersenyum melihatku , setelah beberapa percakapan kami
langsung bergegas pergi, namun seperti ada yang aku lupakan, ternyata aku belum memberi kabar kepada dini.

"Mamah lo tau kan lo pergi sama siapa?". Skala bertanya kepadaku dengan antusias

"Tau kok pokonya lo tenang aja". Jawabku dengan nada yang cukup keras melawan suara keramaian jalan

Dia sangat khawatir sekali sepertinya, benar-benar laki-laki yang bertanggung jawab, setelah beberapa percakapan di atas motor akhirnya aku sampai di tempat yang telah kita tentukan sebelumnya, dan ditempat itu juga aku menjanjikan pertemuan dengan Dini.

Tempat tersebut cukup ramai, dan tempat itu juga menawarkan berbagai macam jenis makanan dan minuman. Tempat tradisional namun modern layaknya seperti pasar makanan mungkin.

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang