A Pervert's World

25-29

Suna terlihat sangat cantik dengan mata birunya, hidung lurus dan mulut terbuka lebar. "Ini aku pergi bibi." Rick memegang kemaluannya dan memasukkannya ke dalam lidah kecilnya yang lucu. Rick mendorong sangat lambat menikmati setiap saat meluncur di dalam mulut panas Suna. Suna tahu ini tidak akan mudah karena tahu dari Ryu bahwa Amelia telah gagal menelan seluruh Ryu. Tapi itu sendiri memberinya motivasi yang diperlukan untuk menjalani ini. Oleh karena itu dia mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan tenggorokannya untuk penetrasi yang akan datang.

'guggg guug' Ryu bisa langsung mendorong setengah dari penisnya tanpa usaha apapun. "Bibi, kamu perlu mengendurkan otot tenggorokanmu, kalau tidak mungkin akan menyakitkan." Suna dis sebagai Ryu bertanya mencoba untuk bersantai dan mengontrol napasnya. Merasa otot tenggorokannya semakin kendur, Ryu mengambil kesempatan itu dan langsung menusukkan penisnya dengan tenaga tambahan. Dia memegangi kepalanya yang terayun-ayun karena dorongan Kyro membuatnya tidak bisa seimbang. Sekarang Ryu hanya 1 inci di luar. Dia sudah bisa merasakan kerongkongan bibinya. Itu telah diperluas untuk membawanya masuk. Melihat ke samping, dia bisa melihat tonjolan tenggorokan terlihat dari luar.

Rick sangat senang. Ketahuilah ayam ini ada di dalam perutnya dan sekarang langsung di dalam tenggorokannya. Dia tidak tahu di pagi hari bahwa dia akan berakhir dengan memanggang Suna. Pada titik ini Suna menampar pahanya 'mmmmm mmmm mmmh'. Melihat ke bawah dia bisa melihat Suna tersedak penisnya dengan air mata terbentuk di matanya. Dia buru-buru menarik keluar penisnya untuk membiarkan napasnya. 'Batuk, batuk, batuk ahhhm hmm aahhm' Rick bangga pada bibinya. Meskipun dia tidak bisa memasukkan semuanya ke dalam, tetapi dia jelas lebih baik daripada Amelia. Jadi dia memujinya 'Itu bibi yang menarik. Kamu yang terbaik. Anda mengambilnya lebih dalam dari ibu.'

Suna merasa beberapa martabat kembali setelah gagal untuk mengambil semua ayam Ryu di dalam tenggorokannya. 'Terima kasih Ryu kecil atas pujianmu, tapi kurasa aku sudah mencapai batasku sekarang. Saya tidak bisa menerimanya lebih dalam dari ini.' Ryu bisa merasakan dia sedikit kecewa jadi dia menyarankan 'Jangan berkecil hati dulu bibi. Kami belum mencoba semuanya.' 'Maksud Anda?' Kesadaran menghantamnya dan dia mengangguk dengan suasana hati yang ceria. 'Ya, mari kita coba.' Dengan itu dia sekali lagi membuka mulutnya dan melihat ke arah Ryu sambil mencoba menjaga kepalanya tetap stabil dari pemompaan konstan dari Kyro.

Rick tahu bibinya pintar dan dia benar dia langsung mengambil isyarat, dia bahkan tidak diharuskan untuk mengatakannya. Dia membungkuk dan mengumpulkan semua air liurnya di mulutnya dan langsung meludah ke dalam tenggorokannya. Dia meludah 2-3 kali lagi dan kemudian memasukkan penisnya ke dalam mulutnya lagi. Dalam beberapa dorongan, hidung Suna menyentuhnya. Suna sendiri sangat geli sekaligus senang akhirnya bisa mencapai apa yang Amelia tentu tidak bisa. 'Saya akan mulai punuk sekarang bibi berhati-hati.' Rick mendapat balasan dari gerakan mata Suna.

'glugggg glugg guug guuogg' Sekarang kedua anaknya sedang punuk satu di dalam perutnya dan satu di dalam tenggorokannya. Ryu mengeluarkan kontolnya sekaligus dan memasukkan semuanya ke dalam. Dia memegangi Suna yang mencengkeram lehernya, sehingga dia bisa merasakan tonjolan yang terlihat di tenggorokannya. Rick merasakan dominasi atas Bibinya dan mulai meningkatkan kecepatannya. Kegelapan mengambil alih pikirannya dan dorongannya mulai semakin cepat dan semakin keras.

Suna merasakan kelembapan di sekitar vaginanya. Dia telah mencapai kenikmatan orgasme dan dia bocor di sana. Dia semakin bersemangat dengan perlakuan kasar yang dia dapatkan dari Ryu. Tapi setelah beberapa waktu dia tersedak penisnya. Dia harus menamparnya di pahanya untuk membuatnya melepaskan pegangan di lehernya.

Rick kembali dibeli dari lamunannya oleh Suna yang menampar. Dia menarik keluar perlahan dan berkata 'bibi saya kira Anda telah memakan air liur saya memiliki Anda. Buka mulutmu.' Suna bergumam dan melakukan apa yang diperintahkan. Rick kembali meludahi mulutnya dan memulai gerakan piston lagi. 'Hei bibi coba gerakkan lidahmu di sekitar penisku.' Suna tidak keberatan mematuhi Rick. Setelah beberapa saat, Rick merasakan orgasmenya meningkat tetapi dia belum ingin berhenti.